[S.COUPS] I'm Sorry

834 58 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Hara melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah, tempat dimana dirinya tinggal. Matanya menatap sekeliling ruangan itu yang nampak sepi.

Hara menghempaskan tubuhnya disofa dan menghela nafas panjang.

"dia belum pulang" batinnya lalu mengambil ponsel yang ia letakan dimeja.

"oediga?" Hara bertanya kepada lawan bicaranya ditelpon itu.

"Di apartemen Soojin," jawab orang yang disebrang sana.

"Oh!" Hara hanya menjawab singkat lalu ia mematikan ponselnya itu.

Nafasnya lagi-lagi terasa sesak akibat ulah namja bernama Choi Seungcheol, pria kejam dan brengsek yang sering sekali menyakiti hatinya itu adalah suaminya.


Yah, Hara dan Seungcheol sudah menikah dua bulan yang lalu. Mereka menikah bukan didasari oleh cinta tapi karena terpaksa . Kedua orang tua mereka yang menjodohkan Hara dan Seungcheol.


Apa tadi kata namja itu? Berada di apartemen Soojin? Sial, namja itu sedang bersama kekasihnya.


Sakit? Ya tentu saja, itulah yang dirasakan Hara setiap kali Seungcheol menyakitinya. Seungcheol tidak pernah menyakiti fisik Hara tapi ia menyakiti hatinya.


***


Hari sudah menunjukan pukul dua dini hari, Hara terbangun dari tidurnya saat menyadari bahwa Seungcheol belum juga pulang.

Hara melirik jam dinding itu keningnya mengeryit saat melihat jam itu.

Dencitan pintu terbuka terdengar, Hara mengalihkan pandangannya kearah pintu menatap Seungcheol yang baru saja masuk kedalam kamar dengan jas yang ditenteng dan dasi yang sudah acak-acakan.

"Kenapa baru pulang?" Tanya Hara menatap Seungcheol.

"Apa pedulimu?"

Hara mendesah kesal

"tidak bisakah kau menghargai aku sebagai istrimu?"

Seungcheol menatap Hara tajam, kakinya melangkah mendekati wanita itu dan duduk ditepi ranjang.

"kau ingin dihargain hmm? Kalau begitu bagaimana kalau kita bercerai dan kau mencari seseorang yang bisa menghargaimu?" Seungcheol tersenyum sinis setelah itu ia beranjak berjalan memasuki kamar mandi.

Mata Hara memanas air mata itu kembali mengalir

"itukah yang kau inginkan?" Lirihnya.



***


Matahari sudah bersinar, namun yang dilakukan yeoja ini sedari tadi hanya duduk termenung disebuah cafe sambil mengaduk-ngaduk ice cream yang sudah mencair itu.

"Huhh" Beberapa kali hanya helaan nafas saja yang terdengar.

"sampai kapan kau akan mengaduk ice cream itu?" Jisoo duduk didepan Hara menatap wanita itu miris.

"Jisoo!" Akhirnya sebuah suara terdengar dari mulut yeoja itu.

"wae? Seungcheol lagi? Aku lelah mendengarnya" ucap Jisoo yang tau apa yang akan Hara bicarakan.

"apa yang harus aku lakukan? Aku mencintainya, aku tidak ingin berpisah dengannya" Hara menatap Jisoo meminta bantuan kepada sahabatnya itu apa yang harus ia lakukan.

"ini menyangkut perasaanmu, aku tak tahu harus apa" ucap Jisoo

"Seandainya Seungcheol juga bisa mencintaiku, semua tak akan seperti ini" gumamnya

"kau bisa membuatnya mencintaimu"

"otthoke?"

"kau pikir saja sendiri , kau kan pintar" Hara menginjak kaki Jisoo kesal.


***

"Membuat Seungcheol jatuh cinta? Aah otthoke?" Hara terus saja berfikir bagaimana caranya membuat namja itu jatuh cinta kepadanya, namun otaknya tidak bisa berfikir , hingga terdengar ketukan pintu dari luar dengan cepat Hara berlari dan membuka pintu.


"Astaga! Seungcheo-ah!" Hara terkejut saat melihat Seungcheol tiba-tiba hampir jatuh namun dengan cepat ia menahan tubuh Seungcheo.

"darah?" Gumam Hara saat melihat darah dikening Seungcheol.


***


"Lukanya tak parah, dan ini obat untuknya" Hara mengangguk saat mendengar ucapan dokter pribadinya , ia kembali masuk kedalam kamar.

Suaminya terbaring lemah diatas ranjang dengan perban menempel dikepalanya. Hara duduk ditepi ranjang menatap namja yang sedang tertidur itu. Tangannya meraih tangan Seungcheol.

"wae geurae? kenapa bisa seperti ini ?" Hara bergumam sampai akhirnya ia terlelap ditepi ranjang.


***


Seungcheol terbangun dari tidurnya dengan rasa nyeri dikepalanya itu, matanya melirik tangan kananya yang sedang digenggam oleh seseorang.

"Kim Hara" Seungcheol sedikit kaget saat melihat Hara sedang tidur ditepi ranjang. Terukir senyum saat melihat wajah tenang yeoja itu saat sedang tidur.

Yeppeo, batinya sambil menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Hara.

"mian, jika selama ini selalu menyakitimu, yeoja baik sepertimu tidak pantas dengan namja brengsek sepertiku. Diluar sana masih banyak namja yang lebih baik dan bisa membahagiakanmu"

Seungcheol mengecup kening Hara. Tanpa ia disadari sebenarnya Hara sudah terbangun.


***


Hara melangkahkan kakinya memasuki sebuah perusahaan terkenal, saat lift terbuka dengan cepat Hara melangkah masuk dan memencet tombol lantai 17 dimana tempat ruangan CEO direktur berada.

"Annyeonghaseo! Apakah Choi sajangnim ada?" Hara bertanya kepada sekretaris itu.

"Oh Kim Hara-ssi?" Sekretaris itu terlonjak kaget saat melihat kedatangan Hara

"eh itu... Choi sajangnim...."

Belum sempat sekretaris itu menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba pintu ruangan Seungcheol terbuka. Hara menoleh dan mendapati Seungcheol dengan seorang wanita yang ternyata adalah Soojin kekasihnya.

"Hana-ya!" Seungcheol sedikit kaget saat melihat Hara berdiri didepannya. Yeoja itu hanya terdiam menatap Seungcheol dengan tatapan tak bisa diartikan.

Seungcheol melirik Soojin, lalu ia melepaskan pelukannya. Hara melangkah mendekati Seungcheol dengan senyuman miris.

"tadinya aku ingin mengajakmu makan siang tapi sepertinya sudah ada yang menemanimu, emm... aku juga ingin menyerah dokumen ini padamu" Hara menyerahkan sebuah dokumen.

"mwoya ige?"

"Surat cerai kita, kau hanya tinggal menandatanganinya saja, aku yang akan urus semuanya"

Seungcheol terdiam kaget, dengan ragu ia mengambil berkas itu

"Hara-ya" ucap Seungcheol

"Kalian akan bercerai? Baguslah " Soojin tersenyum bahagia melirik Seungcheol yang masih saja terdiam.

"Aku pergi dulu " Hana berbalik melangkah pergi, Seungcheol ingin mengejar Hara tapi sebuah tangan menariknya.

"eodigayo??" Tanya Soojin menatap Seungcheol

"ah, aniya" lalu Seunghceol melangkah memasuki ruangannya.

"kita tidak jadi makan siang?" Teriak Soojin kesal karena pria itu tak menghiraukannya.


***


"kau yakin?" Jisoo bertanya kepada Hara, saat ini mereka berada di pengadilan.

Hara terdiam sejenak lalu menganggukan kepalanya pelan

"ini sudah cukup menyakitkan, Jisoo-ya" ucap Hara

Jisoo menghela nafas panjang, tangannya mengenggam tangan Hara

"jangan sampai kau menyesali keputusanmu sendiri Hara-ya" ucap Jisoo

Tak lama kemudian Seungcheol masuk kedalam ruangan itu bersama pengacaranya dan juga Soojin.

Beberapa jam kemudian pengadilan memutuskan Seungcheol dan Hara sudah resmi bercerai.

Terlihat kesedihan diwajah Hara saat menyadari dirinya bukanlah istri Seungcheol lagi, sejujurnya ia tidak rela melepaskan Seungcheol namun ini sudah cukup menyakitkan.

Seungcheol menatap Hara dengan tatapan sedih, entah kenapa hatinya terasa sakit dan ingin menangis.

Seungcheol berjalan mendekati Hara

"mianhae selama ini aku sudah menyakitimu,mungkin ini yang terbaik untuk kita semoga kau bisa mendapatkan namja yang bisa membahagiakanmu" dipeluknya yeoja itu untuk terakhir kalinya.

Hana hanya terdiam, air matanya menetes.

"Paling tidak aku pernah mencintainya, meskipun pada akhirnya aku dan dia harus berakhir" batin Hana masih didalam pelukan Seungcheol.






THE END.

SEVENTEEN (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang