"Sorry deh, ran" ucap citra yang mampu membuat rani muak sekali, rani memandang sinis kearah citra,lalu rani mengedarkan pandangannya. "Ran, sorry" ucap citra kedua kalinya sambil menoel-noel rani dari samping, masih sama, tidak ada respon dari rani untuk citra, "Aishh ran!Sorry-sorry!Gue nggak tau kalau lo lagi cerita sama gue" ucap citra ketiga kalinya untuk membujuk rani supaya tidak marah lagi dengandia.
Citra pun bingung, harus bagaimana lagi ia membujuk rani sahabatnya ini, citra pun menemukan sosok satria tengah bermain bola basket di lapangan sekolah,terlintas lah ide di kepala citra, citra pun senyum sambil melirik rani, lalu citra menghampiri keberadaan satria sekarang.
"Sat!" panggil citra tidak jauh dari posisi satria, satria sejenak melirik seseorang yang memanggil namanya, namun setelah itu satria mengabaikan panggilan dari seseorang tersebut yang tidak di kenali oleh dirinya, "Ih orang di panggil malah di kacangin" gerutu citra sambil memperhatikan gerak-gerik satria.
"Eh lo, lo ngapain disini?" tanya adit teman satria, yang sekaligus teman satu team basket, "Ah...anu, gue tadi manggil temen lo si satria, eh malah guenya yang di kacangin" ucap citra sebal sambil menunjuk kearah satria.
"Oh gitu....emang ada urusan apaan sama si satria?" tanya adit dengan nada kepo. "Lah, jadi orang ko kepo amat sih?" umpat citra dalam hati sambil menatap adit sinis, "Kenapa lo?Ngeliatin gue sampe segitunya" ucap adit sambil menatap citra yang memandang sinisnya.
"Bilangin ketemen lo, si rani lagi marah suruh si satria bujuk dia, gece ya!" ucap citra sambil mendorong-dorong tubuh adit supaya jalan kearah satria, "Ish, iya iya, nggak usah dorong-dorong gue juga kali" gerutu adit tepat di sebalah satria yang tengah duduk di pinggiran lapangan.
"Kenapa lo dit?" ucap satria mendongak kearah adit, adit pun menoleh kebelakang tepat dimana satria duduk, "Sini duduk sebelah gue, cerita sama gue sini dit" ucap satria sambil menepuk-nepuk sebelahnya yang kosong.
"Alah, nggak usah!Mending lo buru-buru ke rani deh, rani lagi marah tuh,nggak bisa di bujuk sama citra" ucap adit sambil menunjuk kearah rani berada. "Marah kenapa dia dit?Sama siapa?" tanya satria bertubi-tubi yang membuat adit menjadi jengkel, "Nggak usah banyak tanya sat, cepet ah bujuk raninya byee" ucap adit sambil mendorong satria.
"Ko gue sih dit?" tanya satria dengan tampang wajah bingung, "Elo kan pacarnya! Gimana sih sat" jawab adit degan wajah polos. "Hah?Pacar?Siapa yang jadi pacarnya rani?" ucap satria yang mampu membuat adit jengkel setengah mampus. "Ih auah! Capek gue ngomong sama lo, sat" ucap adit jengkel, lalu adit meninggalkan satria sendirian dan satria pun melanjutkan permainan basketnya.
####
Satria pun melangkahkan kakinya kearah toko bunga yang berada tempat depan sekolahnya. "Mba, permisi" ucap satria tepat di depan toko bunga, "Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan toko tersebut, "Mau beli bunga dong mba" ucap satria sambil memicingkan matanya.
"Bunganya apa aja mas?" tanya pelayan tersebut dengan ramah, "Bunga mawar satu merah,mawar biru satu, sama bunga krisannya 3 ya mba" ucap satria sambil menunjuk kearah bunga yang ia sebutkan tadi. "Bunga krisannya warnanya sama atau beda-beda?" tanya pelayan tersebut sambil mengambil pesanan bunga yang baru saja di sebutkan oleh satria.
"Bunga krisannya beda-beda aja deh warnanya mba, yang penting warnanya cantik, secantik mba"gombal satria terhadap pelayan toko tersebut. Pelayan toko tersebut hanyalah senyum biasa, mungkin ia sudah sering di gombali atau di jahili oleh para setia pembeli yang datang untuk membeli bunga di toko bunganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 8 9 [Edisi Revisi]
Novela JuvenilCerita yang sangat mendeskripsikan seorang Rani Alessandra, yang setiap harinya di jadikan bahan ejekkan oleh teman lelaki sebayanya, namun rani tidak putus asa, ia semangat untuk menghadapi segalanya karena sosok lelaki yang ia cintai dari awal mas...