Empat

608 19 0
                                    

Hari ke minggu, dari minggu menuju bulan dan pada akhirnya akan tiba untuk bulan berganti tahun.

Rangga lalui semua itu bukan lagi dengan aurel sang photo model yang selalu mengabaikannya namun dengan sosok lain, Rania. Setelah lama berpisah dan dipertemukan kembali mereka semakin dekat. Menghabiskan waktu berdua ke mana saja dan membicarakan tentang apa saja. Mulai dari pengalaman masa kecil hingga prihal yang ingin mereka capai di masa depan.

"sejak masuk sekolah menengah pertama aku udah nyusun rencana masa depan yang aku mau. Pertama aku harus bisa menempuh pendidikan sampe bangku kuliah , kedua bisa bekerja di perusahaan ternama, dan terakhir aku harus sudah menikah dan punya anak sebelum usia 30 tahun" ujar rania dengan antusias.

"Wow..rencana yang menakjubkan. Kalo aku sih gak ada namanya rencana masa depan. Biar mengalir apa adanya, aku menantikan kejutan-kejutan kecil yang akan muncul di masa depanku kelak" itulah tanggapan yang Rangga ungkapkan pada gadis ambisius yang ada disampingnya.

°°°

kirana masih bermalas-malasan di atas ranjang. mungkin hari ini dia akan beristirahat tak beraktivitas seperti biasa. Rasa pusing masih bersarang didalam kepala.

Sang mantan kekasih datang kembali. Keresahan muncul dari dasar hati kirana. Takut terjadi hal yang tak diinginkannya karena ulah arogan Damar. Tapi ada sedikit keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Sayang apa aku boleh masuk?"

Deka, laki-laki yang membuat kirana pergi dari semua yang ada di masa lalunya.

"Boleh. kamu masuk aja" jawab kirana sambil membangkitkan tubuhnya.

Deka mendekati ranjang dengan membawakan sarapan yang beraroma lezat. Ada dua potong roti bakar isi selai nanas diatas piring. tak lupa segelas susu coklat yang jadi minuman wajib untuk kirana.

"Aku gak nafsu makan dan minum susu pagi ini"

"Loh kok gitu. Kan aku udah buatin breakfast special buat kamu. Masa gak dimakan sih"

Kirana hanya terdiam. Itu tak membuat Deka menyerah begitu saja. Ide cemerlang datang di waktu yang tepat. Ia mengambil sebuah gitar yang ada di pojok ruangan.

Cause if you like the way you look that much

Oh baby you should go and love yourself

And if you think that I'm still holdin' on to somethin'

You should go and love yourself

°°°

Sebuah rumah sederhana dimana rania, ayah dan kakaknya tinggal. Sejak 2 hari yang lalu rumah tak sepi diwaktu siang karena ayah Rania jatuh sakit dan tak dapat pergi berjualan seperti biasa. ayah hanya dapat terbaring lemah di atas ranjang. Rania dan deka sangat sedih, mereka hanya dapat membelikan obat apotek untuk antisipasi sementara.

Pukul 2 siang rania sudah selesai kuliah, semenjak ayahnya sakit rania tak dapat jalan bareng dengan Rangga. Menurutnya ayah lebih penting dari apapun. Walau sejujurnya rasa rindu itu mulai menghujam jantung cewek periang ini.

"Asalamualaikum ayah"

"Waalaikumsalam, putri ayah Yang cantik udah pulang"

"iya ayah, rania bawa bubur ayam buat ayah. Abis makan ayah langsung minum obat ya biar cepet sembuh"

Senyum diwajah pucat ayah membuat rasa lelah rania sirna. dengan telaten rania meyuapkan sedikit demi sedikit makanan yang ia beli di depan kampus.

Selesai makan dan minum obat ayah mulai kembali tidur. Efek obat cepat berjalan, ayah sudah telelap dalam alam mimpi.

Rania melangkah keluar kamar dan menuju dapur. Sedari tadi tenggorokan rania terasa kering, Ia menuangkan air putih dalam sebuah gelas bercorak bunga-bunga miliknya. handphone rania berbunyi tanda ada panggilan masuk.

DARI RANGGA UNTUK RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang