Enam

481 24 0
                                    

RUANG MUSIK

Rangkaian huruf itu terpampang di depan mata Rania. Tempat yang harus dikunjunginya setiap waktu istirahat ataupun jam kosong perkuliahan. Kenapa begitu? Karena dia harus berlatih untuk persiapan the voice campus.

terdengar suara seseorang bermain piano di ruangan tersebut. Matanya terpejam, jarinya lincah menekan turt. Semua terhenti ketika ia mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Rangga udah nunggu lama ya?" Rania berdiri tiga langkah dari posisi Rangga berada.

"Baru 10 menit" Jawab rangga sambil melirik jam tangan miliknya.

"Maaf ya tadi ... "

"Udahlah gak perlu dibahas. Sekarang Kita harus fokus. Hari ini hari terakhir buat kamu latihan. Besok kompitisi dimulai jadi latihan kali ini harus maksimal. Oke!" Ucapan rangga menutup penjelasan yang ingin Rania sampaikan.

Dua sahabat saling berhadapan di tengah ruangan. Mata rangga dan rania bertemu, membuat keduanya salah tingkah.

°°°

Aurel terbaring kembali lagi setelah menjalani kemoterapi. Wajah sangat pucat, dia tak berhenti merasakan mual yang hebat. Muntahan terus keluar dari mulut aurel. rasa nyeri mulai terasa di tulang dan persendiannya.

"Satria badan aku sakit. rasa mual ini tak juga hilang. Kemoterapi sangat menyiksaku" aurel meletakkan telapak tangan di depan mulutnya menahan rasa ingin muntah.

"Kamu sabar ya rel. Aku yakin secepatnya kamu pasti sembuh. Kamu juga harus yakin sama kaya aku" tangan satria memegang erat tangan aurel yang mulai putus asa.

Keajaiban pasti akan datang bila kita percaya prinsip itu yang selalu ada di dalam hati satria. Tanpa kenal lelah dia terus bersimpuh bersujud. menengadahkan tangan pada Maha pemberi Obat agar segera mencabut rasa sakit yang aurel rasakan.

"Satria kalo nanti aku udah gak bisa bangun lagi aku minta tolong ya sama kamu?". Aurel memberikan dua amplop berwarna merah muda dan biru.

"Biru untuk kamu dan merah muda untuk Rangga, sebelumnya makasih ya sahabat terbaikku"

Satria hanya mengganggukan kepala. Dia tak mampu berkata-kata. Aurel menutup matanya perlahan. Rasa sakit di sekujur tubuh adalah hal yang sudah pasti dirasakan oleh pengidap cancer pada umumnya.

"Tidurlah yang nyenyak, istirahatlah pasti kau lelah. aku ada disini akan tetap disampingmu" tangan satria membelai lembut kepala aurel. Beberapa helai rambut disana rontok, Dia mulai kehilangan keindahan mahkota sebagai seorang wanita.

°°°

Rangga berlari di lorong kampus. Ia melakukan hal itu bukan karena telat masuk kelas namun ia harus bergegas meninggalkan aktifitas akademiknya siang ini.

Sekitar lima langkah dari posisi mobil miliknya, Rangga menghentikan langkah cepat setelah mendengar namanya disebut. Ia membalikkan arah e belakang ada gadis dengan overall jeans berdiri tepat di depan matanya.

"Rangga kamu ke mana? Kok buru-buru gitu" tanya Rania sambil menyentuh lengan rangga.

"Aku harus ke rumah sakit sekarang. Sahabat aku ada yang meninggal. Maaf ya aku gak bisa nganterin kamu pulang" rangga mengecup kening rania.

Rania memberikan senyum termanisnya. Itu tanda bahwa ia mengizinkan sang kekasih untuk pergi tanpanya. Rangga bergegas masuk mobil dan meninggalkan lingkungan kampus.

Sepasang kekasih? Kapan Rangga dan Rania Jadian? Jawabanya beberapa jam lalu saat mereka latihan di ruang musik untuk Lomba kampus. Saat selesai latihan ada catatan baru dalam kisah cinta di antara mereka.

DARI RANGGA UNTUK RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang