Tujuh

455 26 0
                                    

Lapangan basket hari ini sunyi. Hanya ada dua orang cowok yang asik bertanding. Rangga bersama sahabat karibnya, Danis.

Danis dan Rangga bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Menempuh pendidikan di tempat yang sama hingga sekarang. Selalu ada Obrolan asik yang mereka bicarakan. Tak terkecuali soal asmara.

"Bukannya mami loe gak suka ya sama Rania. Kenapa loe nekat jadian?" ucap Danis dengan mendribel bola.

"Itulah namanya cinta, Gak asik kalo gak ada tantangan. Lagipula buat apa cari yang sempurna kalo yang sederhana aja bisa buat kita bahagia" jawab Rangga. Bola berpindah ketangannya kini. Dia lempar ke ring dan hasilnya skor 2 sama.

"Berat banget kata-kata loe itu. Cinta loe nungguin disana tuh".

Itu membuat Rangga tak fokus dan skor berubah 3-2. Danis pemenang untuk kali ini.

"curang loe Nis! Tapi tenang gue gak marah. Gue kan mau jalan ama Rania". Mereka berjabat tangan tanda perpisahan.

Danis memakai jaket dan menyampirkan tas ransel di pundak. "Oke, gue juga mau balik. daripada jadi obat nyamuk kalian".

°°°

Langit malam di Universitas Nusa Bangsa berhias bulan purnama dan bertabur ribuan bintang. Cuaca yang sangat baik. Taman belakang sekolah menjadi saksi bisu nama siapa yang akan disebutkan di puncak acara The voice kampus GrandFinal.

Para Mahasiswa dan mahasiswi, Rektor, jajaran Dosen dan Dekan telah tiba di lokasi sejak 10 menit yang lalu. Danis datang seorang diri. Ia menoleh kanan kanan-kiri. Ada yang sedang ia cari.

"Rangga mana sih. Kok belom keliatan batang idungnya?"

°°°

Gugup. Grogi. Demam panggung kembali menghantui. Namun semua sedikit terobati karena kehadirannya.

Tangan itu siap menggengam tangan Rania. Kata-kata penyemangat tak pernah berhenti keluar dari bibirnya. Mata indah Rangga yang tak berpaling menatap kedua mata kekasihnya.

Seperti janji loe tadi siang loe gak bakal buat gue ngambek. Loe harus semangat loe pasti bisa jadi juara

itu kalimat terakhir Rangga yang terus ternyiang di telinga Rania sebelum naik ke atas panggung. 

Beberapa lagu berhasil ia lantunkan. Semua lancar tanpa cacat. Para juri memberikan komentar positif dan pujian.

Tepat pukul 20.30 wib.

"Selamat untuk Rania Andriani juara pertama the voice campus untuk tahun ini" teriak MC

Situasi ruangan kompetisi yang tadinya tenang bercampur tegang berubah riuh penuh suka cita mendengar pengumuman sang pemenang.

Setelah turun dari panggung hanya satu yang Rania cari, Rangga tak terlihat. Sepanjang mata memandang ia hanya melihat Danis.

"Selamat ya Ran, loe hebat banget tau bisa jadi the winner" seru Danis sambil meminjam trophy yang dibawa Rania.

"makasih Nis. Oh ya loe liat cowok gue gak? Kok dia ngilang gini ya" Rania terus celingukan menoleh kanan dan kiri.

ternyata Danis juga gak tahu keberadaan Rangga. Terakhir ia melihat Rangga sekitar 15 menit yang lalu. Ketika sahabat baiknya itu sedang menerima telfon dari seseorang.

"Kenapa loe gak telfon apa wa dia aja. Mungkin aja dia ada urusan mendadak jadi harus pergi dari acara ini"

Ide yang diusulkan oleh Danis langsung dilakukan oleh Rania. Ia mengambil handphone yang ada di dalam tas.

DARI RANGGA UNTUK RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang