nine

666 57 7
                                    

Minah mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, bahkan ia terduduk di tanah sambil meluruskan kakinya. Berusaha untuk mendinginkan otot-otot betisnya yang mengencang.

Sebuah tangan terjulur dihadapannya, memberi sebuah botol air mineral. Minah mendongak, sinar matahari yang silau membuat ia tak bisa melihat siapa orang itu.

"Annyeong." Ucapnya lalu duduk disamping Minah. Mata Minah terbelalak ketika melihat siapa orang tersebut.

Im Nayeon.

"N-nayeon-sshi." Kata Minah gagap, tidak menyangka kalau akan bertemu Nayeon di taman ketika ia sedang berjogging.

"Pacarnya Junhoe kan?" Tanya Nayeon membuat Minah mengangguk ragu.

"N-ne. Waeyo?" Nayeon menggeleng lalu bangkit.

"Jaga Junhoe baik-baik ya." Kata Nayeon dan berlalu pergi. Minah menatap punggung Nayeon yang lama kelamaan making menjauh. Ketika itu Minah merasakan seseorang menepuk bahunya membuat ia terkejut.

"Kamu, aku cariin kemana. Taunya malah enak-enakan duduk disini." Junhoe mengulurkan tangannya dan Minah menerimanya. Junhoe menghapus peluh yang mengalir dari dahi Minah dengan sapu tangannya.

Mata Minah masih terpaku pada arah Nayeon pergi.

"Kamu kenapa?" Tanya Junhoe sambil memperhatikan arah Minah menatap.

"Itu, tadi ada Nayeon. Ngasih aku ini nih." Jawab Minah sambil menunjukan satu air mineral yang berada dalam tangannya.

Junhoe terpaku di tempatnya.

"Ngapain dia?" Tanya Junhoe mencoba mengatur nada bicaranya agar tak terlihat gugup.

"Gatau, dia dateng kesini. Nanya kamu pacar aku atau bukan, terus bilang jaga kamu baik-baik. Kalian gak lagi berantem kan?" Minah menatap Junhoe dengan polos.

Junhoe hanya tertawa garing.

"Enggak kok, dia emang suka aneh gitu. Mungkin lagi kambuh anehnya." Kata Junhoe sambil terus tertawa.

"Masa sepupu sendiri dikatain." Kata Minah namun Junhoe hanya tersenyum kecil, tidak menggubris ucapan Minah.

Junhoe menangkup kedua pipi Minah gemas.

"Udah kan joggingnya? Makan yuk, laper." Minah menepis tangan Junhoe.

"Masa abis jogging makan, sama aja bohong! Kan kesini buat bakar kalori."

"Emangnya kamu gak laper?" Tanya Junhoe sambil menaikan sebelah alisnya, menggoda Minah. Junhoe tahu, Minah belum sarapan sama sekali.

"Laper sih tapi kan-"

"Kurusin badannya entar aja. Lucuan juga gini, chubby. Emesh, pengen digigit!" Kata Junhoe sambil berpura-pura ingin mengigit pipi chubby Minah. Minah pun segera lari karena takut dengan sikap Junhoe yang berlebihan.

"Eh mau kemana!" Pekik Junhoe sambil tertawa lepas dan mengejar Minah.

Namun baru beberapa langkah, Junhoe berhenti. Ia berbalik dan menatap arah Nayeon pergi seperti Minah tadi.

'Jangan bilang, ini rencana kamu waktu itu, Nayeon.'

Junhoe menarik tangan Nayeon ke belakang sekolah. Disana sepi, hanya ada mereka berdua. Nayeon menepis tangan Junhoe dan melihat pergelangannya yang memerah akibat cengkraman Junhoe.

"Bisa gak sih? Gausa kasar!" Ucap Nayeon kesal. Junhoe hanya menatap Nayeon tanpa ekspresi.

"Aku perlu ngomong sama kamu."

My Boyfriend, JunhoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang