Betapa memalukan! andai saja mereka sadar semuanya tidak akan terlihat siapapun. rasa malu itu menjalar keseluruh tubuh Jeanna seakan semua darahnya naik menuju otak, membuatnya menjadi tidak niat bertemu Carl dan paranormalnya.
"Tidak apa-apa aku hanya terharu melihatnya" Ucap Carl dari jauh.
Jeanna memalingkan wajahnya dengan sedikit cemberut dan tidak mau menoleh. tangannya sedikit mendorong kaki Daniel mengisyaratkan bahwa ia meminta Daniel untuk turun dari ranjangnya.
sontak Daniel pun menyadari apa yang ia mau dan sebelum itu ia memandang wajah Jeanna terlebih dahulu. Carl dan sang paranormal datang masuk. sebelumnya, Daniel sudah menyiapkan lima kursi untuk berjaga-jaga jika banyak orang yang mengunjunginya.
"baiklah, dimana temanmu itu?" tanya sang paranormal yang bertubuh sedikit gemuk itu, jaket kulitnya berdecit membuat telinga menjadi ngilu.
"kau tidak memperkenalkan namamu dahulu?" tanya Jeanna dengan wajah datar.
"oh ya.. saya Anya. saya akan mencari tahu masalah-masalah yang ada di dirimu" jelasnya.
"jadi dimanakah temanmu itu?" tanya Carl.
cekrekkkk..
pintu terbuka dengar sendirinya. semua yang berada di dalam ruangan langsung menoleh kearah pintu.
"apakah aku datang terlambat?" tanya Jordan yang hanya menunjukkan setengah badannya di ambang pintu. ia terlihat sibuk depan handphonenya karena ia sedang memakai earphone.
"panjang umur!" seru Anya. seseorang telah mengikuti Jordan masuk di belakangnya. wanita memiliki postur tubuh sedang itu memegang tas clutchnya disamping pinggulnya itu. tangan satunya sedang memegang semacam kantong plastik yang sepertinya didalam terdapat buah-buahan."halo! aku ibunda Jordan dan namaku Marilyn, ingin untuk menjenguk teman dekatnya. maaf, apakah aku mengganggu disini?" tanyanya dengan senyuman yang lebar.
"tidak nyonya, kau bisa bergabung dengan kami disini. terima kasih sudah datang" jawab Jeanna terlebih dahulu.
Daniel mengajak mereka untuk duduk di tempat dimana yang memang sudah di rencanakan. kursi itu mengintari ranjang Jeanna seolah ia benar-benar akan di wawancara oleh wartawan.
Marilyn, ibunda Jordan tersebut hanya memandang Jeanna dari tadi. kerutan di pipinya membuat khas ke-ibuan terlihat jelas didirinya. ia memerhatikan Jeanna seperti sudah mengenalnya sejak lama, entah mengapa Jeanna sebenarnya agak risih melihatnya
"mari kita mulai saja, begini.. apa kau mempunyai kebiasaan buruk saat masih kecil?" Carl memulai berbicara mengarah ke Jeanna.
"sama sekali tidak ada" ucap Jeanna.
"bagaimana denganmu nak?" tanyanya mengarah ke Jordan yang terlihat masih cukup sibuk bermain dengan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL SUICIDE : the next victim
Детектив / ТриллерWas Inside The Case.. Gadis itu sudah diikuti oleh seorang misterius yang akan segera berlanjut ke korban selanjutnya. "Kau mencari sesuatu?" Orang misterius itu membuatku terkejut ketika ia menepuk pundakku. "Uh ya... aku mencari buku sejarah Pak...