Chapter 23

29 3 0
                                    


***

baju mereka yang ditarik dengan tangan-tangan mungil secara paksa, membuat sebagian tubuhnya terekspos. terutama pada Daniel.

setelah tangan-tangan itu menarik sekaligus mencakar tubuh mereka, teriakan itu hilang sejenak, lenyap seperti tertelannya habis suara mereka. perlahan-lahan Daniel buka matanya untuk mengintip apa yang telah terjadi.

namun secara reflek ia melihat sekelilingnya dengan terbelalak.

"buka matamu.. sudah tidak ada apa-apa" ujar Daniel pada Anya. awalnya ia tidak mau membuka kedua matanya namun apa boleh buat? kalau temannya sudah membuka duluan melihat ke sekelilingnya.

apa saja yang baru mereka hadapi adalah semua anak-anak telah menghilang. berutungnya, semua disekitarnya sangat terang. benar-benar seperti cahaya dan kabut yang mengelilingi mereka.

satu-persatu mereka telusuri tempat itu yang terlihat tidak ada ujungnya. berjalan menempuh tempat yang misterius sampai kelelahan. luas, tidak ada tembok, dan jalan yang mereka injak selalu lurus-datar seperti lantai keramik biasa.

"apa yang harus dilakukan sekarang? kita bisa mati kapan saja disini" tanya Daniel pada Anya karena ia tahu, memang seharusnya sang paranormal mengerti tempat apa yang benar-benar tidak berada di dunia nyata.

"aku tidak pernah tahu tempat seperti ini" jawabnya seperti ia telah membaca pikiran Daniel.

"tetapi ini bisa saja berada di alam lain.. atau pikiran seseorang" lanjutnya.

"maksudmu?" tanya Daniel selagi mengelap wajahnya yang kotor dan kusam.

"kita berada di pikiran seseorang.." ulangnya. Daniel yang hanya kebingungan menatapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

kabut semakin terlihat tebal. seperti awan berkumpul mengelilingi mereka. sekilas mereka menangkap suatu sosok berwarna merah muda di hadapan mereka. tanpa basa-basi Daniel langsung meneriaki ke arah dimana sosok itu berlari.

"diam! itu bisa jadi jebakan!" sahut Anya menarik lengan Daniel membuatnya memundurkan langkahnya.

masih tidak ada satu pun suara, kecuali suara mereka. namun dengan warna yang terang dan mencolok itu, membuat mereka berdua serentak menoleh ke sisi kirinya.

"tolong aku.. aku selanjutnya" seorang gadis kecil berkuncir kuda yang memakai baju berwarna merah muda meringkuk di dasar lantai. tatapan nanarnya dan ucapannya tadi menunjukkan kalau cepat atau lambat, sesuatu akan terjadi padanya.

ia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah mereka. namun mereka hanya terdiam kaku. tidak mengerti apa yang gadis itu maksud.

 tidak mengerti apa yang gadis itu maksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMMORTAL SUICIDE : the next victimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang