[Selasa]
Suara teriakan orang-orang disekitar berubah menjadi nyaring, semakin keras suara itu semakin memekakkan telinganya. Suatu sinar yang terang menusuk mata hingga ia harus membuka matanya perlahan-lahan. Peluh-peluh mengalir di sekitar dahi hingga leher. Hembusan udara yang keluar dari hidungnya membuatnya seperti kehabisan nafas.
Jeanna melihat ke sekelilingnya. Tidak ada rasa sakit pun lagi. Ternyata itu hanyalah sebuah mimpi. Alarm membangunkannya. Sesekali lagi ia merebahkan badan ke kasur empuknya karena merasa lega tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Cengir Jeanna
"Eheh.. tetapi.. kejadian Choki bukanlah mimpi".
Senyumnya berubah menjadi hilang karena hanya kejadian tentang tertembaknya yang tidak nyata. Ia bangkit dari kasurnya dan beranjak turun kebawah. Goresan di belakang pintunya masih ada. Namun urusan tentang itu, belum meniatkannya untuk memanggil polisi dan mencari tahu mengapa anjingnya bisa mati.
Seperti biasanya ia turun kebawah dan mencari makanan untuk sarapan. Decitan lantai parquet cukup tebal membuat rumah itu terasa seperti rumah kayu. Ia pegang gagang lemari es dan didalamnya hanya terdapat telur, salada, mayones, roti, dan mentega.
sebelum membuat makanan, Jeanna menyalakan tekonya lalu menyeduh teh. Ia bukakan pintu depan dan dibawahnya terdapat koran baru lagi.
Daily News,
Himbauan untuk warga sekitar Greenfield agar berjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. (8/11/06), diduga terjadi kasus pembunuhan yang belum diketahui identitasnya. Polisi masih dalam masa pencarian pelakunya.
"Menarik.." Pikir Jeanna. Ketika hendak berbalik memasuki dapur lagi, ia memandang jam dinding dan terdiam untuk sesaat. Jam itu menunjukkan pukul 7.
Oh sial Jeanna baru sadar kalau ia terlambat. Dirampasnya tas sekolahnya dan mengambil satu lembar roti dari kulkas. Sebelum itu, ia menggosok giginya dan langsung memakai sepatu. Tak ada waktu untuk berjalan, sepedah tetangga sebelah pun ia pakai untuk sementara. Ia berjanji akan mengembalikannya saat pulang.
BAAAMMMSuara bantingan pintu membuat satu kelas hening. Kelas 12-c.
"Ms. Zevannia, aku harap anda mengerti eti..".
"tidak tidak..tidak, aku sudah mengerjakan semua pekerjaan rumahku, hanya saja aku mengerjakannya terlalu larut jadi aku kesiangan. Maafkan aku" ia memotong pembicaraan gurunya, Mr. Deen.
Tangannya yang bersila sambil berjalan bolak-balik memerhatikan Jeanna mulai dari atas sampai bawah. penampilan Jeanna cukup terlihat dekil pagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL SUICIDE : the next victim
Misterio / SuspensoWas Inside The Case.. Gadis itu sudah diikuti oleh seorang misterius yang akan segera berlanjut ke korban selanjutnya. "Kau mencari sesuatu?" Orang misterius itu membuatku terkejut ketika ia menepuk pundakku. "Uh ya... aku mencari buku sejarah Pak...