2-Kau Milikku

1K 33 2
                                    

"Saya terima nikahnya Anjani Zahrantiara Rasyid binti Abdullah Rasyid dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sejumlah dua puluh juta rupiah dibayar tunai" satu tarikan nafas, Farhan mengucapkan kalimat itu dengan lantang dan tegas. Kalimat yang akan merubah kehidupannya setelah ini, kalimat yang mengubah status lajangnya.

"Sah"

"Sah"

"Sah"

"Alhamdulillah"

Farhan mengucap syukur tiada henti atas kelancaran semuanya. Farhan tersenyum bangga dan bahagia bisa melewati acara sakral itu.

Di ruangan lain, Anjani menangis haru dan memeluk Ibunda tercintanya dan dua orang sahabatnya. Dia tak kuasa menahan tangis saat mendengar Farhan mengucapkan janji sakral itu. Semua telah berubah, dia bukan lagi seorang gadis yang akan bermanja-manja dengan Ayah dan Bundanya setiap hari tetapi dia sekarang adalah seorang istri yang akan bersama-sama suaminya berlayar dalam bahtera rumah tangga dan menggapai ridha Allah agar hidup mereka berkah dunia akhirat. Amin...

"Ssstttt... anak Bunda jangan nangis gitu dong" Anjani mengangguk dan menghapus air matanya. Dia kemudian dituntun menuju ruang utama untuk bertemu dengan suaminya.

Diruang utama terlihat Farhan yang tampak menunggu pengantinnya. Hatinya sungguh bahagia bahkan sangat bahagia mengetahui bahwa dia telah resmi menjadi suami dari perempuan yang dia sayang karena keshalehannya. Setiap hari bahkan setiap malam dalam sujud-sujud panjangnya dia selalu berdoa kepada sang pemilik cinta, Allah. Bahwa hanya ada satu nama yang dari dulu hingga sekarang menempati bagian lain sisi hatinya, berdoa dan berharap suatu hari kelak dia akan hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan pujaan hatinya, Anjani. Sungguh hatinya terus berucap syukur kepada Allah..

Jika kita jatuh cinta maka cintailah sang pemilik hatinya, pemilik cintanya, Allah. Insya Allah kau akan dipersatukan dengannya karena cinta Allah.

Farhan berbalik saat mendengar langkah kaki yang mendekat, dia disana berjalan dengan anggun diapit oleh Bundanya dan sahabatnya dengan gaun putih beraksen Arab. Masha Allah ...

Mata Farhan tidak bisa terlepas dari pengantinnya yang kini mendekatinya. Rasanya begitu lama Anjani sampai di dekatnya hingga Farhan berdiri dan menghampiri Anjani dan mengambil alih Anjani dari Bundanya, Farhan menggenggam tangan Anjani dan membawanya menuju penghulu. Anjani mencoba mengatur napasnya yang sedari tadi dirasanya sulit menghirup udara apalagi sekarang detak jantungnya yang berdetak cepat menambah kesulitannya bernapas. Dia sangat gugup saat tangannya di genggam oleh suaminya, sentuhan pertamanya dengan Farhan.

Setelah sampai di depan penghulu, mereka menandatangani buku nikahnya. Kemudian Anjani meraih tangan Farhan dan mencium punggung tangan lelaki yang beberapa menit lalu resmi menjadi suaminya. Anjani mencium punggung tangan Farhan dengan penuh rasa haru, tidak pernah terpikir olehnya bahwa lelaki yang dulu diam-diam dia cintai karena keshalehannya kini telah menjadi miliknya, disatukan oleh Allah dalam ikatan suci pernikahan. Ada rasa bangga dalam hatinya mendapatkan suami yang soleh, bisa menjadi imam yang baik untuknya kelak, Amin..

Kini giliran Farhan mengecup kening Anjani dengan penuh rasa sayang. Setelah itu mereka memasangkan cincin pernikahan di jari pasangan masing-masing.

Ba'da dzuhur barulah mereka menjalani acara resepsi hingga malam hari. Anjani berganti pakaian dengan gaun warna hijau yang indah.

 Setelah resepsi selesai, mereka akhirnya bisa beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah resepsi selesai, mereka akhirnya bisa beristirahat. Anjani masuk kamar terlebih dahulu karena Farhan sedang berkumpul bersama keluarga besar Anjani dan Farhandi ruang keluarga.

Anjani baru akan masuk kamar mandi saat pintu kamarnya terbuka. Bunda dan Ummi nya berdiri di sana menatapnya dengan senyum. Anjani ikut tersenyum dan menghampiri Bunda dan Ummi nya. Anjani memanggil orang tua Farhan dengan sebutan Ummi dan Abbi seperti Farhan sejak dulu karena sejak dia kecil keluarganya dan keluarga Farhan memang sangat dekat bahkan teman bermainnya saat TK dulu adalah Farhan. Itulah mengapa Bundanya sangat setuju Farhan menjadi suaminya karena Bunda dan Ayahnya tahu baik buruknya Farhan.

"Bunda... Ummi.." Anjani memeluk kedua orang tuanya dan duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya.

"Bagaimana perasaanmu sayang? Sekarang anak Bunda sudah menjadi istri. Ingat tugasmu sebagai seorang istri Nak. Surgamu sekarang ada di bawah telapak kaki suamimu." Anjani memeluk Bundanya dan mencari kenyamanan yang selama ini dia dapat.

"Insya Allah Bun, Anjani akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Farhan."

"Panggil suamimu dengan sebutan Mas, walaupun kalian seumuran tetapi kamu harus menghormatinya dengan tidak memanggil namanya." Anjani tersenyum dan mengangguk.

"Anjani..." Anjani berbalik kemudian memeluk mertuanya.

"Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair" Ummi memeluk Anjani dan membacakan doa di telinga Anjani. Mereka berbincang-bincang sebentar lalu meninggalkan Anjani di kamarnya. suara ketukan pintu kembali terdengar dan pintu kamar terbuka. "Dek.." Fahri muncul di balik pintu dan tersenyum saat melihat adiknya duduk di depan meja rias.

"Abang.." Anjani segera memeluk Abangnya yang seharian ini tidak dia jumpai. Fahri membacakan doa yang sama dengan Ummi tadi kepada Anjani lalu mengeratkan pelukannya kepada adik tersayangnya.

"Abang kalah nih sama kamu, harusnyakan Abang yang nikah duluan." Anjani terkekeh dan melepas pelukannya.

"Makanya cari calon dong bang, jangan kerjaan terus yang diurus. Abang sudah sangat mapan dan mampu untuk menikah."

"Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya (HR.Muslim)"

"Iya Abang tahu, mungkin Allah belum kasih jodoh buat Abang"
"Bukan belum, Abang yang enggak mau berusaha"
Fahri tertawa dan mengusap kepala Anjani yang masih tertutup kerudung.
"Ya sudah, Abang mau ke bawah. Enggak enak gangguin pengantin baru."
"Abang ..." Rajuk Anjani, Fahri cuma tertawa senang. Setelah berpelukan dengan Anjani, Fahri keluar dan bertemu Farhan yang akan masuk kamar.
"Wah ini nih pengantin barunya, barakallah ya. Jagain Anjani, bahagiakan dia." Fahri menepuk pundak Farhan.
"Insya Allah Bang, Farhan akan membahagiakan Anjani lahir batin" Fahri tersenyum, dia yakin bahwa Farhan adalah orang yang tepat untuk adiknya.

********

foto mulmed - https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=&url=http%3A%2F%2Fgaunpengantinmu.blogspot.com%2F2015%2F05%2Fbaju-pengantin-muslim.html&psig=AFQjCNGCO3fWMTG2fR8eQ_JIzfLV_5-dYw&ust=1461018028893475


gaun biru - https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjrhJed3JbMAhUIqJQKHWwcD1wQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fwww.medianita.com%2Fgaun-pengantin-muslim-terbaru-2015%2F&psig=AFQjCNGCO3fWMTG2fR8eQ_JIzfLV_5-dYw&ust=1461018028893475

Jangan lupa Vote dan Comment yaa ...

ANJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang