10-Tetap Bersamaku

604 16 0
                                    

Afwan... updatenya lama. Anjani di kejar tugas dan ujian jadi baru sempat update sekarang ...

happy reading ...



*** 

Setelah dua hari di rumah Ummi, kami pun pulang ke rumah.

Aku sedang menyiapkan makan malam saat mendengar Mas Farhan mengucapkan salam dari pintu depan. Aku segera menghampirinya kemudian mengambil tas punggung dan menyalaminya. Aku menyuruhnya mandi sementara aku kembali menyiapkan makan malam. setelah semuanya terhidangkan di meja, aku naik ke kamar untuk melihat Mas Farhan. ternyata Mas Farhan masih di kamar mandi. Aku mengambilkan kaos dan celana pendek untuknya. Duduk di pinggir kasur, aku memangku pakaian Mas Farhan sambil menunggunya.

Tidak lama kemudian Mas Farhan keluar sambil mengusap rambutnya yang basah. Dia tersenyum melihatku kemudian menghampiriku dan mengambil bajunya.

"Mas, aku tunggu di bawah ya." Aku keluar saat Mas Farhan masih mengenakan pakaian.

"Jan, bikinin teh ya" Suara Mas Farhan mengagetkanku.

"Mas kebiasaan deh. Jani kaget tau. Kalau piringnya pecah gimana?" Aku meletakkan piring yang hampir jatuh ke meja makan. Mas Farhan hanya terkekeh kemudian menarik kursi dan duduk menungguku. Aku membuatkan teh untuknya. Mas Farhan tidak pernah minum kopi, dia hanya suka teh manis.

Selesai makan malam, Mas Farhan beranjak untuk salat Isya. Sementara aku mengerjakan tugas kampus di ruang tengah.

"Cantik" aku dikagetkan dengan kemunculan Mas Farhan yang langsung mencium pipiku.

"Ihh Mas Farhan." dia hanya tertawa kemudian duduk di atas sofa.

"Lagi ngapain?"

"Kerjain tugas" setelah menjawab itu, aku menutup laptop ku kemudian ikut bergabung dengan Mas Farhan di sofa.

"Cepat banget selesainya." Ucap Mas Farhan saat melihatku menutup laptop. Aku Cuma tersenyum penuh arti padanya.

"Sebenarnya belum selesai, tapi mau dengar Mas Farhan cerita." Mas Farhan menampakkan wajah bingung nya. Dan itu sangat menggemaskan.

"Cerita apa?"

"Cerita tentang kita. Kenapa Mas mau menikah dengan Jani?" Dia tersenyum dan menarikku mendekat. Aku menyandarkan tubuhku di dadanya.

"Bukannya sudah Mas bilang ya kalau Mas menikahimu karena Mas mencintaimu dan yang pasti karena Allah. Kamu tau, sebelum ijab kabul Mas harus melewati banyak proses. Mas harus di sidang dulu. Mas harus mendapatkan izin dari pengadilan karena menikah muda." Jelasnya.

"loh kenapa harus sidang? Memangnya nggak boleh menikah di umur delapan belas tahun?"

"Dalam UU yang diperbolehkan menikah itu jika laki-lakinya sudah berumur 19 tahun dan perempuannya berusia 16 tahun. Bukannya nggak boleh tapi prosesnya cukup panjang." Aku mengangguk mengerti.

"Pasti capek ya" aku berucap pelan.

"tapi sebanding dengan Mas dapetin kamu. Dan yang paling penting, Mas nggak harus menunggu lagi." Aku tersenyum mendengarnya.

"Jan?" Panggil Mas Farhan. aku mendongak melihatnya namun ada keraguan di matanya.

"Kenapa?"

"Bulan depan kita udah ujian semester, gimana kalau selesai ujian kita berlibur ke Makassar, sekalian mengunjungi adik Ummi di sana?"

Aku menatap arah depan. Aku belum pernah bertemu dengan keluarga Mas Farhan yang di sana. apa mereka bisa menerimaku? Aku menggeleng memikirkan hal itu. Astaghfirullah. Kenapa aku jadi Su'udzon begini.

"Kalau kamu nggak mau juga nggak apa-apa. Kita bisa liburan di tempat lain." Mas Farhan mengusap rambutku pelan.

"Nggak kok. Justru Jani senang bisa bertemu keluarga Mas yang lain." Aku mendongak lagi melihatnya. Mas Farhan balas menatapku, kemudian dia menundukkan kepalanya dan mengecup singkat bibirku.

Aku tersenyum kemudian semakin merapatkan wajahku pada dadanya. Lama kami saling terdiam, aku lalu menyuarakan suara hatiku yang sedari tadi mengganggu pikiranku.

"Mas" panggilku ragu.

"Hmm"

"emm menurut Mas, poligami itu baik nggak sih?"

Mas Farhan langsung mengalihkan tatapannya dari televisi ke aku.

"Kok tiba-tiba nanya kayak gitu?"

"Nggak papa. Mau tau aja." Aku menunggu jawabannya dengan tidak sabar.

"Poligami itu salah satu syariat Islam namun hukumnya sunnah. Tapi banyak yang menentangnya karena katanya merugikan kaum wanita. Mustafa Al-Adawiy mengatakan bahwa syarat unuk poligami itu yang pertama seseorang yang mampu berbuat adil kepada istri-istrinya, yang kedua tidak lalai beribadah kepada Allah, mampu memberi nafkah lahir dan mampu menjaga istrinya. Tapi kalau tidak mampu berbuat seperti itu maka jangan berpoligami, seperti yang dijelaskan dalam QS. An-Nisa: 3 Allah SWT berfirman,

"....Kemudian jika kamu khawatir tidak mampu berbuat adil, maka nikahilah satu orang saja...". Jelas?" aku hanya mengangguk. Sebenarnya ada satu pertanyaan lagi yang mengganjal di pikiranku tapi...

"Hey kenapa sih kok tiba-tiba tanya tentang poligami terus sedih gitu. Kamu takut Mas poligami ya?" Aku menatap Mas Farhan yang terlalu PEKA. Aku melihatnya dan mengangguk pelan. Melihatku gusar sendiri, Mas Farhan justru tertawa.

"Ihh Mas, memangnya ada yang lucu?" aku merenggut kesal dan sedikit menjauh darinya.

"Kamu yang lucu. Jadi dari tadi kamu seperti ini karena poligami." Aku masih diam walaupun dia sudah mencolek-colek pinggangku.

"Sini.. sini dong sayang." Aku masih memasang wajah sebal tetapi tetap mendekat dan kembali dalam pelukannya.

"Mas nggak bisa bilang nggak untuk poligami..." aku kembali ingin menjauh tapi Mas Farhan malah mengeratkan pelukannya.

"Dengar dulu.. Mas nggak ada niat untuk poligami. Punya satu istri saja Mas sudah sangat bersyukur. Umur Mas masih delapan tahun loh masa mau poligami lagi.."

"Bisa aja nanti di umur sembilan belas, dua puluh, dua satu..." aku memotong ucapannya dengan sebal.

"Ssttt Mas benar-benar nggak ada niat untuk itu sayang. Tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depan. Wallahu A'lam.. hanya Allah yang tau. Makanya kita hanya bisa berdoa semoga kita selalu bersama tanpa ada orang ketiga kecuali anak-anak kita nanti. Insya Allah ya sayang, Mas juga nggak mau menduakan kamu." Mas Farhan mengusap lenganku dengan pelan yang membuat semakin nyaman.

"Janji ya Mas.." aku mendongak melihatnya. Dia tersenyum

"Insya Allah sayang..."

Ya Allah jagalah cinta kami.. Sesungguhnya aku meminta pada-Mu supaya Engkau jadikan kecintaanku dalam hati Mas Farhan dan resapkan kecintaan kasih sayang di dalam hatinya dan cenderungkan ia padaku dengan anugerah-Mu. Amin ...


Jangan bosan buat nunggu ceritanya ...

yang mau tau info-info tentang Anjani bisa follow Ig @andisartika34 tapi khusus untuk Akhwat ya .. 



ANJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang