Page two.

276 52 6
                                    

Dylan's POV

Akhirnya aku mendapatkan id linenya. Aku sudah mendengar beberapa cerita tentangnya. Akhir-akhir ini, aku sering membaca blognya. Dia menyatakan bahwa dia sangat membenci laki-laki?

Yang benar saja.

Apa dia nantinya mau menikah dengan perempuan?

Please, deh.

Perempuan itu sangat misterius. Seolah ada sesuatu yang mendorongku untuk mencari tahu tentang dia.

Dia juga berbeda dengan perempuan yang lain. Dia perempuan bodoh. Tapi dia menantang. Huh, dia sudah membuatku bingung seperti ini.

Aku meng-add id line yang dia tuliskan tadi. Kulihat ava line nya. Foto yang terlihat disana adalah dua perempuan yang sangat mirip duduk dengan cantik.

Kuperhatikan sepertinya, yang duduk disebelah kanan itu Keira, dan yang disebelah kirinya.. kakaknya?

Setahuku dia tidak memiliki kakak?

Ya, dia semakin membuatku penasaran. Dia sangat misterius bukan? inilah yang membuatku ingin dekat dengannya.

Aku membuka ruang chat. Aku memutuskan untuk memulai obrolan pertamaku dengannya.

Dylan F : oy

Tidak ada jawaban. 10 detik, 15 detik. masih tidak ada jawaban. Aku sudah tidak sabar.

Bel berbunyi.

Tanda masuk kelas jam pertama. Aku beranjak dari kursi ini dan berjalan menuju kelas. Sudah jelas, aku berjalan diikuti ketiga temanku yang mengekor dibelakang.

Jam pertama hari ini sangat menyebalkan. Setelah upacara, disuguhkan dengan pelajaran Matematika dengan guru killer. Sungguh indahnya dunia:)

Aku masuk dikelas. Suasana yang tadinya ricuh kini menjadi tenang saat aku menampakkan wajah.

Selalu saja seperti itu. Kalian pasti sudah tau alasannya.

Aku berjalan menuju tempat dudukku. Mataku masih saja tertuju pada ponselku yang menampilkan ruang chatku dengan Keira.

Tidak ada balasan.

Apa dia tidak membawa hpnya saat kesekolah?

Lama sekali dia membalas pc ku.

Sudah karatan aku menunggunya.

Gadeng, canda. Sudah jelek aku kalau benar begitu.

Aku memasukkan kembali ponselku segera. Karena Pak Galih telah datang, bisa disita hp ku saat dia melihatku memainkannya.

-

Keira's POV

Dia benar-benar cowok aneh. Tapi tidak kusangka bahwa dia akan meminta id lineku. Dan anehnya lagi, aku memberikannya begitu saja. Padahal kan aku tidak mengenalnya.

Ada apa denganku?

Aku bergedik cuek dan melanjutkan perhatianku ke bu Elena.

Tapi tetap saja pikiranku tertuju padanya. Kenapa pikiranku terpenuhi olehnya?

Huh, dia sudah berhasil memenuhi otakku. Padahalkan aku tidak mengenalnya? Lagi pula apa untungnya aku memikirkannya?

Aku sangat mengantuk mendengar penjelasan bu Elena yang terlalu bertele-tele. Aku mengambil notebook tebal dibawah mejaku sebagai penutup.

Aku membuka tas transparantku dan mengambil ponselku.

Saat kunyalakan, ada sebuah notifikasi line dari....

B r o k e nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang