Page Eight : Rain(you)

154 24 2
                                    

Beberapa hari kedepan Tasya vacum yaa, mau fokus un:) doain semoga Tasya lulus dengan nilai terbaik, huehe~

Oiya, aku baru aja nge ganti covernya. Bagus gak? hihi:3

Happy reading-

**

Bel pulang sekolah bunyi terlalu cepat, membuat Keira sangat malas untuk meninggalkan sekolahnya. Dia masih ingin bersantai dan mengobrol banyak dengan Sarah dan Alin.

Seharian ini dia tidak melihat Dylan yang mencarinya. Padahal Dylan baru saja masuk ke dalam hidupnya membuat Keira merasa ada yang kurang.

Keira pun memasukkan macbook dan buku, alat tulisnya kedalam tasnya. Sarah dan Alin sudah beres merapikan buku-bukunya, mereka sedang bermain ponsel dengan wifi seadanya.

"Sarah, Alin, ke taman belakang yuk." ajak Keira.

"Yuk, gue juga mau nyari udara segar setelah melewati sejam belajar matematika." ujar Sarah lalu menarik kedua sahabatnya itu. Alin hanya mengikuti tarikan tangan Sarah.

Saat perjalanan melewati koridor sekolah yang mulai sepi, Keira tak sengaja menangkap sosok laki-laki yang sedang berjalan sambil memandangi ponselnya.

Dylan.

Orang itu yang baru saja menyelusup dikehidupan Keira dan tertinggal di pikirannya.

Yang biasa mencarinya saat jam istirahat, tapi hari ini berbeda. Dylan tak melakukan itu lagi.

Dylan sedang bermain ponsel, terkadang tersenyum didepan layar ponselnya. Dia berjalan menuju kelas Saturnus yang berada dipojok.

Ada apa Dylan mengunjungi kelas Saturnus? Mungkin saja disana ada temannya. Pikir Keira.

-

Tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di taman belakang, mereka merebahkan diri diatas rumput hijau diterpa oleh angin seadanya.

"Kei," Sarah memalingkan wajahnya ke Keira untuk berbicara.

Keira bergumam sebagai respond. Disampingnya Alin hanya sibuk membaca wattpad.

"Keadaan nyokap lo gimana? baik-baik aja kan?" tanya Sarah, membuat Keira teringat kejadian dirumah sakit itu.

Keira memijat pelipisnya sambil mengangguk. Dia tak ingin banyak bicara saat mengingat wajah seorang laki-laki brengsek itu saat dia memegang tangan ibunya.

"Bokap lo gimana? dia..." belum sempat Sarah berbicara, Keira memotongnya.

"Gue laper, makan yuk." ajak Keira, dia berdiri dan berjalan terlebih dahulu.

Sarah terheran melihat tingkah laku sahabatnya itu, tapi ia tak mempermasalahkannya. Alin yang tadinya membaca wattpad dan tak mengerti arah pembicaraan bingung ditempat.

Sarah dan Alin berjalan cukup jauh dibelakang Keira karena sedang membincangkan cogan cogan. Keira hanya berjalan sambil menatap kosong kedepan, membiarkan kakinya membawanya pergi kemana saja.

Langkahnya terhenti saat melihat sebuah sepatu hitam dibawah sana.

Ia menaikkan pandangannya perlahan menatap orang itu.

Kedua mata mereka bertemu.

Tepat dimanik mata.

Arkan.

Orang yang Keira sukai. Tapi anehnya, kenapa Keira tidak merasakan getaran yang aneh itu saat melihat Arkan? bukannya Keira menyukainya?

Mengapa saat Keira melihat Dylan dia selalu merasakan getaran yang aneh. Tapi tidak dengan Arkan.

B r o k e nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang