"Cause you make me strong" -Strong (1D)
***
Bau obat-obatan terhirup di indra penciuman Keira saat ia membuka matanya. Suara monitor pengatur nadi terdengar teratur. Selang oksigen terpasang di hidungnya. Tangannya yang merasakan nyeri akibat impus yang terpasang.
Orang pertama yang ia lihat adalah Arkan. Arkan memegang tangannya erat dan terlihat dari raut wajahnya, dia sangat khawatir.
"Kei.. Keira, lo udah bangun. Syukurlah," Arkan tersenyum getir, matanya berkaca-kaca. Dia berdiri dari tempat duduknya dan melepaskan genggamannya.
"Dokter, tolong periksa Keira. Dia telah bangun dok," Arkan keluar dari kamar itu dan meninggalkan Keira.
'Ada apa denganku? Kenapa aku bisa berada disini? Terakhir aku hanya ingat bahwa.. aku melihat Dylan bersama..'. Pikirnya terhenti saat seorang yang berpakaian serba putih datang menghampirinya.
"Keira, kamu adalah pasien saya sejak dulu. Apakah kamu masih ingat bahwa ibumu sering mengantarmu kesini untuk Check-up penyakit kamu. Dan kenapa kamu bisa lupa Keira, sekarang penyakitmu bertambah parah. Sudah dua tahun kamu tidak datang kesini untuk Kemoterapi. Saya sangat khawatir dengan penyakit kamu, dan ibumu sudah tau jika kamu ada disini. Kemarin ia datang menjengukmu. Dan satu lagi, jangan lupa untuk meminum obatmu," Jelasnya panjang lebar.
Dokter itu adalah dokter keluarga Keira sejak dulu. Dia juga yang merawat nenek Keira -ibu dari ibu Keira-.
Keira divonis terkena penyakit kanker hati, a.k.a Liver sejak berumur 3 tahun.
Dia telah melakukan kemoterapi bahkan pergi melakukan operasi di Singapura dan menghabiskan banyak biaya.
Keira adalah anak kesayangan ibunya, karena ibunya menanti mendapatkan anak sampai 12 tahun setelah menikah dengan Ayahnya. Dan pertengkaran dirumah tangga orang tua Keira, adalah karenanya.
Ayahnya menginginkan anak laki-laki, tapi yang lahir Keira. Dan dia semakin marah, karena penyakit Keira menghabiskan banyak biaya dan membuat keuangan di keluarga mereka semakin menipis.
Keira sempat nekat untuk membunuh dirinya saat duduk dibangku kelas tiga sekolah dasar. Tapi, niatnya tak tersampai karena seseorang menghentikanya.
Dylan Fauzat. Temannya sejak kecil, temannya sejak kanak-kanak tapi hanya sampai kelas empat saja mereka bersama, karena orang tua Dylan harus pindah untuk bekerja.
Dan mungkin jarak dan waktu membuat Dylan melupakan Keira. Dan Keira hanya mengingat Dylan samar, karena seingatnya dulu dia hanya mempunyai sahabat yang bernama Didi. Seingatnya dia sering memanggil sahabatnya itu Didi, dan tak mengingat nama sebenarnya.
Dokter itu meninggalkan Keira setelah memeriksa keadaan Keira dan meninggalkan beberapa jenis obat diatas nakas.
Masuklah Arkan, diikuti Sarah dan Alin dibelakangnya yang sedang menangis karena khawatir.
"Keiraaaaa.." ucap Sarah dan Alin bersamaan lalu berlari memeluk sahabatnya itu yang masih terbaring lemah diatas sana.
Keira hanya tertawa miris melihat kedua sahabatnya itu yang mengkhawatirkannya. Disana, Arkan bersender di tembok sambil melipat kedua tangannya menyaksikan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
B r o k e n
Teen Fiction"Hey mom, hey dad when till this end?" "I'm here belong inside in this broken home." "Cause i'm not fine at all" -kc *** "Never say goodbye," "Tell me that i'll see you again." "I want to be the one you remember, all over me." -df "Cause you and i...