Page Ten : Memories.

140 22 0
                                    

"Ada yang mereka tidak tahu, bahwa kau memiliki hal yang tak kasat mata, namun mampu menyeimbangi jiwa. Di jiwaku yang perang aku butuh kau yang tenang. Di hidupku yang keras aku butuh kau yang lembut. Aku menemukan penenang resahku di kamu. Sesuatu yang tak pernah oleh orang lain, hal-hal yang tak dimengerti oleh siapa pun. Tak perlu dijelaskan " -Boy Candra.

***

"Keira! Awas!" teriak seorang anak laki-laki dari sana.

"Satu langkah lagi Keira.." ucap Keira sambil menutup matanya. "Dan kamu akan menghilangkan beban mereka,"

Sebuah tangan yang berhasil menggagalkan aksi Keira. Dia refleks berbalik karena tarikan yang cukup kuat itu. Dan dia adalah Laki-laki yang tadi berteriak memanggil namanya. Keira tidak mengenalnya sama sekali.

'Bagaimana dia tau namaku?' batin Keira sambil mengerutkan dahinya.

"Apa yang kamu lakukan Keira?! Ms. Lina bilang, orang yang bunuh diri adalah orang yang rohnya tidak akan diterima oleh tuhan!" bentaknya, genggamannya pun semakin kuat.

Keira hanya meringis, tangannya sudah terlihat merah karena cengkraman anak itu.

"Lepaskan!" Keira meronta agar tangannya dilepas, tapi sayangnya Keira terlalu lemah untuk itu.

"Jelaskan dulu! Apa yang kamu lakukan?! maksudku, mengapa kau ingin menjatuhkan dirimu dari atas gedung? apa kau sudah gila? umurmu masih panjang!" ucap laki-laki itu dan tidak melepaskan genggamannya sama sekali.

Perlahan, satu tetes, dua tetes air mata Keira jatuh. Dia mengalihkan pandangannya kesegala arah, agar stranger didepannya ini tak melihat ia sedang menangis.

"Loh? kamu kenapa menangis?" laki-laki itu terheran saat melihat Keira mengusap pipinya.

"Aku.. tadinya aku akan mengakhiri hidupku. Karena, kehadiranku membuat Ibuku tersiksa. Hik.. Hik.. Ayahku tidak mengharapkan kehadiranku, ditambah penyakitku yang membuat keadaan semakin rumit. Hik.. Hik.." jelasnya dengan sendu, sesegukan karena menangis.

Ini adalah pertama kalinya dia bercerita kepada orang lain tentang keluarganya, dan dengan orang asing.

"Kamu jangan nangis.. Kamu kan anak yang pintar disekolah, pasti nanti orang tua kamu bangga dan bisa baikan seperti dulu lagi." anak laki-laki membantu mengusap air mata Keira.

"Aku.. aku juga tidak memiliki teman disini.. Hik.. aku selalu saja sendirian. Selama 5 tahun bersekolah disini, aku tidak mempunyai teman satu pun.. Hik.." tangisnya semakin jadi, anak laki-laki itu mencari cara agar Keira bisa tenang.

"Right now, i'm always in ur side. Today, tomorrow, and forever. We'll always together." ucapnya sambil tersenyum lebar. Perlahan tangis Keira mereda.

Keira masih saja bertanya-tanya dalam pikirannya, siapa anak laki-laki ini yang sebenarnya? mengapa ia mengetahui nama Keira?

"Oh ya! aku lupa memperkenalkan diriku." dia tertawa kecil menyadari bahwa sedari tadi dia tidak memperkenalkan dirinya. "Panggil saja aku Didi, aku kelas 5A. Kamu Keira yang dikelas B itukan?"

"Ya, aku Keira kelas 5B, dan kenapa kamu bisa mengetahui namaku? Aku kan tidak mengenalmu.." Keira memiringkan kepalanya sambil mengerutkan dahi.

B r o k e nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang