(5) Nearer.

467 29 0
                                    


Selama diperjalanan baik sabrina dan roy keduanya saling diam. Seolah diam adalah keadaan yang tepat disaat jantung mereka dirasa sama-sama berdebar sangat kuat. Terlalu sibuk dengan dunia fantasi masing-masing.

10 menit berlalu, ternyata roy membawa sabrina ke sebuah restaurant dekat sekolah mereka. Tempatnya berada dipinggir jalan kota.

"Ngapain kita kesini?" Tanya sabrina tanpa basa-basi "Gue maunya pulang" tambahnya kali terdengar seperti menahan marah
"Gue laper dan gak memungkinkan buat bawa kendaraan. Lo mau ada apa-apa dijalan? Gak kan? Nurut aja sih sekali-kali jangan maunya dipaksa terus!"

Sabrina tercengang. Terlalu kaget atas reaksi yang diberikan roy dan untuk sekejap, sabrina merasakan aura hitam itu kembali. Namun saat itu juga untuk pertama kalinya roy merasa menyesal sudah berlaku kasar, padahal sebelumnya dia memang selalu berlaku kasar pada sabrina.

"Yaudah yuk makan" ucap roy melunak dan tanpa diduga sabrina menurut.

Sama seperti dikantin tadi, kali inipun sabrina tak menyentuh makananannya padahal roy sudah menghabiskan setengah makanannya. "Gue tau lo laper gak usah sok jaim. Lo makan atau gak akan gue pulangin" wajah sabrina merah lagi-lagi dia harus menahan amarah tetapi enggan untuk mengeluarkannya lalu diapun memilih memulai makannya dengan cepat harap-harap selesai dan bisa langsung pulang kerumahnya

.

Pukul 21.00 wib

"Woii! melamun aja lo"
saat ini roy sedang berada di cafe tempat biasa dia nongkrong malam bersama Andi, Leman, dan Hilal. Mereka adalah teman satu kelasnya yang satu spesies sama roy wk, hilal sedari tadi memperhatikan roy berlaku aneh. Anak itu melamun ditempat ramai. Wajar gak sih? gitu batin hilal.

"Hehehe" roy malah nyengir "Wah sengklek beneran nih anak haha kenapa lo? Abis ditolak sama selly? haha kan gue bilang juga apa! lo pasti kalah!" hilal tertawa geli membayangkan apa yang terjadi sesuain terkaannya barusan. "Eh roy! Selly sms gue tadi. Katanya lo ngebatalin janjian lo tadi siang terus dia malah liat lo jalan sama cewek lain. Bener roy? Ck parah banget lo" andy ikutan nimbrung kek ibu-ibu komplek yang suka gosipan gitu haha

"Aih? Jadi lo tadi gak jalan sama selly?" kali ini leman. Roy jadi merasa pusing sendiri melihat reaksi dari ketiga kawannya itu.
"Iya gue udah gak tertarik sama dia biasa"
jawab roy akhirnya "terus tarohan lo berdua gimana? Batal? Ya gak seru dong!" protes leman pada roy dan hilal andy juga mengangguk setuju meminta penjelasan akhir cerita dari taruhan mereka kemarin "gini aja kita tetep taruhan tapi objeknya diganti sama tuh cewek yang lu ajak jalan tadi roy" cetus hilal "gak gak! lo pilih aja cewek mana yang lu mau. Sesuai janji kemaren aja walaupun sebenernya gue gak kalah sih, anggep aja gue beramal hahaha" kata roy menyodorkan ponselnya pada hilal

"Wiih pilih yang paling bohai nih lal, dijamin ini mah om puas om senang! ahaha" leman yang menyosor ponsel roy teriak heboh, andy yang berada disampingnya langsung menjitak kepala leman karena merasa terganggu dengan posisi telinganya yang dekat dengan mulut leman, tentu saja leman membalas jitakan andy. Jadilah mereka adu jitak-jitakan.

-

Seperti biasa, dijam segini pasti sabrina sedang tiduran dikamarnya sambil membaca salah satu dari novel-novel miliknya. Semenjak dia meminjam novel fatimah dan membacanya untuk pertama kali, entah kenapa efeknya dahsyat banget dia jadi pecinta novel sekarang dan terbukti dalam waktu dua minggu dia sudah punya 12 buku novel. Tetapi dia harus sembunyi-sembunyi jika membacanya dirumah dia takut keluarganya yang lain akan marah terutama abinya.

Drrtt..
Drrrt..

Huh? Apa dia lagi? Sabrina menerka-nerka bahwa roy yang mengiriminya pesan line karena semenjak kemarin roy memang mengiriminya pesan dijam yang sama. Kemudian dia membuka aplikasi linenya dan benar saja dugaannya

Sab lagi apa?

Lima detik sabrina hanya membaca saja dia belum berniat membalasnya atau memang dia tak akan membalasnya?

Drtt..
Drtt..

Kali ini ponselnya bergetar lebih panjang dia melihat nomor tak dikenal menghubunginya lalu dengan enggan dia mengangkatnya

"Halo"

"Kok line gue di read doang sih?"
Terdengar nada kesal dari suara disebrang sana. Ternyata itu dari roy

"Emang ada urusan apa nanya gue lagi ngapain?"
mulut sabrina agak kaku aneh sendiri, inilah hasil akhirnya ketika dia mencoba memakai kata lo atau gue.

"Ngejebak banget sih pertanyaan lo gue baru aja mulai, langsung didepak nih gue?"
Sabrina bingung dengan apa diucapkan roy, dia sama sekali tak mengerti.

"Apaan sih?" Sabrina hanya bisa menjawab seperti itu

"Selamat tidur, mimpi indah ya sab"

Tuutt..
Tuutt..

Sambungan diputuskan dari pihak roy. Sabrina masih belum menjauhkan ponselnya itu dari telinganya. Dia terlalu bingung untuk tahu apa maksud dari obrolan roy tadi. Dia harus menanyakan ini pada sadiah dan fatimah besok fikirnya.

---

"Itu sih namanya dia pengen pedekate sama lo rin ck, polos banget ternyata kawan gue yang satu ini" tutur fatimah setelah sabrina bercerita hal semalam. Sungguh bukan itu jawaban yang sabrina harapkan, kata-kata itu tak pernah muncul dibenak sabrina.

"Berarti roy alibi aja tuh rin sok jadiin lo babu, dia juga gak berlaku kaya lo babu dia tuh" Sabrina setuju untuk pernyataan sadiah kali ini, bahkan dia lupa soal itu. Selama ini dia terlalu banyak mengeluh kenapa bisa roy selalu berada didekatnya. Ternyata ini jawabannya. "Tapi buat apa dia deketin aku?" Alih-alih menjawab fatimah dan sadiah malah sibuk berfikir sendiri.

"Kenapa?" ulang sabrina
"Kayanya dia suka sama lo rin!" Kata sadiah dengan suara cukup keras.
"cie.. sabrina lagi ditaksir sama siapa sih?" terdengar celetukan jaya yang sedang berdiri didepan papan tulis, dia teman sekelas mereka. Jaya emang gak akan sungkan kalo diajak nimbrung ngegosip sama teman wanitanya. Tapi bukan berarti dia menyimpang menjadi kewanitaan, teman satu kelasnyapun tahu itu.

"Apasih lo jaya kebiasaan banget!" balas sadiah sengit. Sadiah juga sedikit parno sama jaya. Ah kayanya hampir setiap orang bikin sadiah parno ckck

"Lo tuh yang kebiasaan tiap ngomong sama gue selalu sewot! Salah gue apa sih beb?" jaya malah mendramatisir membuat teman-temannya yang lain tak kuat menahan tawa. "I hate you!" lalu sadiah membuang muka pada jaya, dan menghadap ke sabrina dan fatimah "gak usah diladenin ah si jaya mah" bisik sadiah kemudian terdengar teriakan jaya "I LOVE YOU TO SADIAH!"

---

Cewek AgamisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang