Bag: 16 'Berubah tak harus menuntut'

343 17 0
                                    

"Maaf ya aku gak sengaja," kata perempuan yang menabraknya lalu sabrina balas dengan senyum sambil bilang,

"Iya gak apa-apa kok. " perempuan itupun pergi dan sabrina kembali mencari sosok laki-laki yang dia kenal.
"Roy?!"

Sabrina memanggilnya, laki-laki itu menoleh kearahnya tapi sebentar dan berlalu pergi. Seolah tidak mengenal sabrina.

Sabrina tengah duduk diatas tempat tidurnya, dipesantren.

Bayangan dari laki-laki yang dia yakini adalah orang yang dia kenal itu masih saja memenuhi kepalanya. Dia yakin itu adalah Roy. Wajahnya jelas sama. Laki-laki itupun menoleh saat dia panggil. Memang badan Roy sekarang terlihat lebih berisi, tapi itu hal yang wajar bukan? mengingat sudah setahun mereka tidak pernah bertemu sapa.

Tapi, kenapa roy pura-pura tidak mengenalinya? Bahkan penampilan sabrina tidak ada yang dirubahnya sama sekali.

Apa Roy memangalami kecelakaan atau semacamnya yang membuatnya lupa dengan sabrina? Ah, fikiran sabrina sudah berkelana jauh saja!

--

Siang itu seperti biasanya jalanan kota jakarta dalam keadaan macet.

"Macet parah bro! Kita ganti tempat aja ya, ntar gue wa deh tempatnya. Biar gua cari sekitar sini aja. " teriak laki-laki melalui ponselnya.

"Oke sip! " lanjutnya,

Dengan penuh keterpaksaan laki-laki itu memutar stirnya kejalan yang agak sepi lalu mencari tempat untuk kumpul alisa nongki.

"Subhanallah.. Roy lu dapat hidayah dari mana dah, sekarang mah nongkrongnya ditempat begini yaa. " kata andy antara kagum atau mengejek.

Roy mendapati caffe disekitar dia berbalik arah tadi. Selain tempatnya yang bernuansa arab caffe itu juga hanya khusus untuk laki-laki dan no smoking area. Karena dia tak tahan dengan kemacetan, akhirnya dia memilih caffe itu. Lagipula Roy sangat suka dengan suasananya.

"Haha lu habis di ruqiah lagi ya roy?" tambah leman.

"Makanya, sekali-kali kalian itu mainnya ke masjid dong, jangan nongkrongnya di tempat mesum mulu!"

Walau ini bukan pertama kalinya mereka melihat perubahan yang ditunjukkan Roy, tapi tetap saja mereka masih merasa aneh.

Setelah kepergian Sabrina, siapa yang mengira bahwa Roy tidak kembali nakal seperti sebelumnya. Bahkan dia bertekad untuk terus menjadi lebih baik.

"Seriusan lo mau pindah? Kemana? "

"Insyaallah, tapi untuk pindah kemananya sih, masih gue pertimbangkan soalnya gue gak mau nyesel karna salah pilih tempat." tutur Roy menjelaskan.

"Yaudah, kita-kita cuma bisa bantu doa aja yang terbaik untuk lu Roy." kata Andi.

"Nanti jangan lupa kabarin kalo udah nentuin kemana lo pindahnya Roy! "

"Iya iya."

---



"Hah?! PINDAH?! "

Roy sampai harus mengelus kedua kupingnya, karena suara Sadiah dan Fatimah yang hampir merusak kupingnya. Teriak sih nggak, tapi NYARINGnya itu loh.

"Lo berdua ini cantik-cantik tapi suaranya bikin sakit kuping! " keluh Roy kesal,

"Ah elah kaya baru kenal gue aja, pake nge-blush segala." tambah Roy, kali ini menatap wajah Sadiah yang sudah memerah.

"Apaan sih lo! " ya sadiah yang malu bisa apa, kecuali pura-pura bego.

Berteman baik dengan semua orang, kini juga sudah Roy terapkan dalam misinya untuk berubah. Tak terkecuali dengan Sadiah dan Fatimah.

Memang pada awalnya, Sadiah dan Fatimah curiga dan sudah berfikir yang tidak-tidak bahkan risih dengan Roy yang mencoba dekat dengan mereka. Tapi kelamaan mereka mengerti sendiri.

Mencari informasi keberadaan Sabrina dimana. Sudah mereka berdua lakukan dari bertanya pada guru, kepala sekolah, tetangga sabrina. Tapi nihil.

Bahkan mereka sampai kena skors 3 haru karena ketahuan diam-diam mencari berkas kepindahan sabrina diruang tata usaha.

Sabrina membuat semua orang frustasi.

Tidak, sampai Roy menyuruh mereka berdua untuk berhenti. Roy bilang, jika Allah berkehendak, mereka akan dipertemukan kembali dengan Sabrina.

Setdah, itu roy beneran?

"Lo mau pindah kemana? Kalau tiba-tiba Sabrina balik terus lonya malah gak ada gimana?" kata fatimah khawatir.

Jujur saja, fatimah adalah orang yang paling menentang hubungan Roy dengan sabrina. Tapi itu dulu, dan sekarang malah kebalikannya.

"Gue punya alasan untuk gak kasih tau kalian gue pindah kemana, sorry yaa" Roy sedikit merasa bersalah,

"Gak ada yang tau fat, apa gue bisa ketemu lagi sama sabrina? Atau mungkin kita bakal ketemu lagi tapi di tempat yang lain?" Roy tampak sedang berfikir,

"Satu hal yang pasti. Gue mau nanti bisa ketemu dengan Sabrina dengan diri gue yang baru, yang jauh lebih layak untuk abinya berfikir kalau gue gak seburuk apa yang dia bayangin." dia berhenti lagi lalu tersenyum,

"Walaupun gak bisa ketemu juga, gue akan tetap memperbaiki diri demi diri gue sendiri kok. " jauh dilubuk hatinya, dia menyadari tidak bisa menaruh harapan terlalu tinggi, takut kecewa.

...

-septianti.

-septianti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cewek AgamisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang