Terima Kasih Abi, I love you #END

319 26 5
                                    

Jodoh sudah tertulis di Mahfudz. Mau diambil dari jalan yang haram ataupun halal dapatnya tetap itu juga. Yang beda itu rasa berkahnya, bukan tentang apa, berapa atau siapa. Tapi bagaimana Allah memberikannya, diulur lembut mesra atau dilempar dengan penuh murka?

5 Tahun Kemudian.

Abi, kehilanganmu seperti hilangnya duniaku.
Seperti aku kehilangan separuh jiwaku.

Dari keringatmu aku hidup.
Dari didikanmu aku menjadi manusia.
Dari ilmu mu aku sebesar ini.

Abi, kepergianmu melubangi hatiku.
Kepergianmu mencabik jiwaku.
Kepergianmu menjatuhkanku.

Abi,
Semoga amal ibadahmu dan amal ibadahku kelak dapat mempertemukan kita di surga-Nya.

Tes
Tes

Air mataku jatuh tepat ketika aku selesai menulis di atas meja belajarku.
Tes
Tes

Kali ini air mataku jatuh untuk pernikahanku yang tanpa kehadiran Abiku tercinta.

Satu bulan yang lalu Abi meninggal dunia karena demam yang tidak turun-turun selama 7 hari.
Yah, semua yang hidup akan kembali kepada Allah. Pun dengan cara yang berbeda.

Dihari terakhir sebelum Abi meninggal, saat aku hanya berdua diruang kamar sakit. Abi bilang padaku.
"Nak, maafkan abi ya.. Kalau abi pernah menyinggung perasaan Sabrina. Karena Abi sayang sama Sabrina, Abi gak mau kalau gak bisa ketemu Sabrina di akhirat nanti."

"Abi juga minta maaf anakku sayang, karena dihari bahagiamu kelak abi gak bisa nemanin kamu.."

Setiap mengingat ucapan Abi kala itu, aku tidak bisa menahan air mata ini supaya tidak keluar. Siapa yang tidak sedih, jika mengingat kata-kata terakhir dari orang terkasih apalagi keluarga bukan?

Soal pernikahanku, Abi yang sudah mengaturnya jauh sebelum ia meninggal dunia. Tapi, aku malah tahu dari umi. Oh Abi, disaat kau sudah tiada pun perhatianmu masih bisa kurasakan.

Muhammad Yahya.
Itu adalah nama calon suamiku.
Namun siapa dia, bagaimana dia dan seperti apa rupanya aku belum tahu.

Aku percayakan saja dengan keluargaku dalam mengatur pernikahanku. Sebenarnya umi menawarkan untuk mengatur hari temuku dengan calonku itu. Tapi Umi bilang juga kalau laki-laki itu tidak mempermasalahkan akan bertemu lebih dulu atau tidak sama sekali. Jadi ya, aku juga menolak untuk pertemuan itu.

lagipula Abi sudah menerima laki-laki yang bernama Yahya itu. Tidak mungkin Abi menerima sembarang orang untuk dinikahkan dengan anaknya.

Undangan sudah disebar.
Tidak lupa aku beri pada teman-temanku di Jakarta.

"Masyaallah Sabrinaaa!! Lo kemana aja sih? Sekalinya ngasih kabar langsung kasih undangan aja nih! "
Aku tertawa jika mengingat apa yang mereka katakan waktu vidio call dua hari yang lalu.

"Kok kalian barengan sih nikahnya?"
Kata andi kala itu menyeletuk.

"Hah? Barengan sama siapa? " spontan saja aku langsung bertanya.

"Ih andi ini kebiasaan deh, bocor!"

"Pen gue jitak apa ya lu ndi?"

"Dasar andi perusak suasana"

Iya, bukannya menjawab mereka malah sibuk mencaci Andi.

"Apa deh kalian ini kok main rahasiaan sih sama aku. "

"Huuft.. Yudah deh rin, maaf nih sebelumnya bukan maksud kita nutup-nutupin loh. Tapk biar nunggu dia aja yang kasih tahu lo duluan. "

Mereka Sadiah, Fatimah, Andi, Hilal, dan leman. Sedang berada di Kafe biasa mereka berkumpul. Padahal sudah berapa tahun waktu berlalu.

Cewek AgamisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang