DELAPAN

4.6K 284 4
                                    

"Halo,ndri elo mogok dimana sih ?yakin jalan cendrawasih ?" Rio berbicara pada teleponnya.

"Iya,ini jalan cendrawasih di depan rumah makan bebek ijo" suara Andri menggema karena memang telepon Rio dalam mode loudspeaker.

"Rumah makan bebek ijo ?jalan Cendrawasih ?elo kok bego banget sih ?" Teriak Karin kesal. Karna sudah pasti itu salah alamat.

"Itu kan rumah makan yang di jalan pramuka kan kak ?udah ah suruh aja dia panggil taxi. Kita harus muter balik kalo mau jemput dia. Ngga cuman kakak,aku juga bakal telat" omel karin namun tak di hiraukan oleh Rio.

"Kaaakk !!" Karin sampai harus mencekram dasbor mobil kuat-kuat dan memejamkan matanya ketika mobil Rio berbelok tajam untuk memutar balik arah.

"Kakak gila ?kakak mentingin andri sampe segitunya ?kak,karin turun aja deh di depan. Karin takut.karin naik taxi aja" Kata karin serius namun yang di ajak bicara masih tak menghiraukannya. Tak henti-hentinya karin berdoa dalam hati berharap mobil yang ia tumpangi ini bisa selamat sampai tujuan. Bagaimana karin bisa tenang ? Mobil melaju dengan kecepatan tinggi padahal saat ini jalanan bisa di bilang penuh. Tak jarang mobil yang mereka tumpangi ini mendapat sumpah serapah dari pengguna jalan yang lain.

"Bebek ijo...bebek ijo.. ah disana !" Tampak disana seorang pria duduk jongkok di belakang mobilnya sambil matanya melihat para pengguna jalan yang berlalu lalang kesana kemari. Akhirnya rio mengurangi kecepatan mobilnya dan mulai menepi di depan mobil mogok itu.

"Aduh maaf lama ya ?" Rio keluar dari mobil nya menghampiri Andri yang segera berdiri ketika tau yang menjemputnya sudah datang. Melihat itu karin yang masih dalam kedaan shock berat akibat rio yang ugal-ugalan di jalanan menarik nafas nya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan dari mulutnya. Dengan lutut yang gemetaran ia pun mengambil ransel nya yang berada di kursi belakang dan turun dari mobilnya.

"Halo selamat pagi karin." Sapa Andri yang benar-benar tak di hiraukan oleh karin.

"Dek,maaf tadi..."

"Taxi !" Kebetulan taxi melintas tepat waktu. Ia benar-benar marah saat ini. Dan ketika ia mengatakan akan berangkat naik taxi itu bukan ucapan yang main-main saja.

"Dek !"Rio berusaha menghentikan karin dengan mencekram pundak adiknya itu namun segera saja di hempaskannya kuat-kuat tangan itu oleh karin.
Tak mau banyak bicara dan tak ingin mendengarkan ini itu dari kakaknya segera saja ia masuk ke dalam taxi itu.

"Karin !! Karin !!" Rio menggedor-gedor kaca jendela taxi itu berharap karin berubah fikiran.

"Jalan pak. Ke SMA Pancasila." Kata karin dengan suara masih gemetaran.

♡♡♡
"Elo kesiangan ya ?untung aja ngga di tinggal,tadi..." kalimat Yuda terpotong tahu sahabatnya ini dalam keadaan yang kurang baik saat ini.

"Elo kenapa ?elo sakit ?pucet banget serius. Gue mintain obat ya ?" Yuda menyentuh dahi karin dengan punggung tangannya.

"Gue ngga papa kok." Kata karin dengan senyum tipisnya.

"Tapi..." kalimat yuda terpotong ketika sahabatnya ini menyandarkan kepalanya pada bahunya. Perasaan ini ?apa ini ?seharusnya ia sudah melupakan perasaan ini tapi kenapa perasaan ini harus kembli lagi ?perasaan nyaman,hangat,dan jantung itu... kenapa jantung itu harus berdegup begitu kencang ketika gadis ini berada di dekatnya ? tidak boleh ! Semua ini harus cepat disingkirkan nya jauh-jauh. Karin sudah memiliki fauzi dan karin adalah sahabat terbaik yang pernah dimilikinya. Jika karin tau apa yang ia rasakan saat ini,mungkin hubungan persabatan mereka akan putus begitu saja,ia benar-benar tak ingin itu terjadi ! Memang benar kata orang, pertemanan antara pria dan wanita itu mustahil. Karena pasti satu di anataranya akan terjebak oleh sesuatu yang sering disebut cinta.

Oh My Teacher !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang