SEBELAS

4.2K 206 2
                                    

Karin menguap lebar-lebar tanpa perlu menutup mulut nya. Di lihatnya jam dinding yang bertengger di meja belajar nya. Ah ! Pukul 6.30. Ini hari minggu, apakah sebaiknya ia kembali tidur ?karna matanya masih terasa berat.

"Dek ! Udah bangun belum ?" Terdengar suara rio dari balik pintu kamar karin. Bukannya membuka pintu nya karin malah menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuh mungilnya itu.

"Dek udah seminggu lho masih ngambek aja sih !" Karin memang belum memaafkan kakaknya itu atas insiden ugal-ugalan minggu lalu. Bahkan mie ayam kali ini tak bisa mengobati rasa kesalnya.

"Yaudah deh. Kakak buru-buru. Jadi langsung aja ya. Kakak mau ke bali... Ada urusan kerjaan disana. Seminggu atau dua minggu....."

"Terus karin !?" Potong Karin berteriak dari balik selimutnya.

"Mama sama papa jelas ngga bisa temenin kamu. Jadi..."rio menggantungkan kalimatnya.

"Jadi ?" Tanya karin tak sabar. Ia pun turun dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya. di lihatnya kakaknya itu tersenyum senang namun tercetak jelas ada percampuran rasa khawatir di wajah manisnya itu.

"Jadi. Atas persetujuan papa sama mama. Hmmmm andri bakal tinggal di sini. Dia yang bakal jagain...."

"Ngga bisa. Mending yuda aja yang tinggal disini atau dila atau ike atau nggak karin juga masih bisa kok idup sendirian." Yang benar saja. Apa sih yang ada di fikiran keluarganya itu ?bisa-bisa nya pria asing di suruh menjaga anak gadis mereka.

"Tenang dulu. Andri orang baik kok jadi dia..."

"Baik ?baik dari hongkong !?" Sungut karin kesal.

"Dengerin kakak dulu dek.."

"Udahlah kak. Kakak udah berubah. Masalah yang waktu itu aja belum kelar sekarang masih mau nambahin masalah. Lagian pasti kakak kan yang ngusulin tu orang untuk jagain karin !?" Karin mengatur nafasnya yang tak beraturan itu karena terlalu emosi.

"Papa sendiri yang mau andri jagain kamu. Bahkan kakak bilang itu ngga perlu karna kamu udah gede,udah bisa jaga diri" rio menangkupkan kedua tangannya pada bahu karin untuk menenangkan nya.

"Papa ?" Lirih karin. Ia memproses setiap kalimat yang baru saja ia dengar. Ayahnya sudah mengenal guru sialan itu ?dan lebih lagi memintanya untuk menjaga diri nya saat ini ?apa artinya semua ini ?

"Dek ?" Karin mendongak. Dengan lemah ia melepaskan kedua tangan kakaknya itu.

"Terserah !" Kata karin lirih. Ia kembali masuk ke dalam kamarnya tak peduli lagi dengan kakaknya yang masih khawatir di luar sana.

"Kakak brangkat pagi ini. Jaga diri baik-baik ya! Jangan nakal! Belajar yang bener! Nanti kakak telpon kalo udah sampe." Karin mendengar suara kakaknya dari balik pintu itu. Nada suara yang selalu ia dengar sebelum ada masalah diantara mereka. Ah ! Andri. Benar ini semua karena dirinya. Kalau saja andri tidak pernah muncul di kehidupannya mungkin saja hubungannya dengan kakak nya saat ini baik-baik saja.

"Dek. Kakak berangkat ya. Assalamualaikum." Dengan perasaan kecewa rio pun membawa kopernya menuju mobil di halaman yang sudah siap mengangkutnya menuju bandara.

♡♡♡

Ting tong

Karin meletakkan novel tebal yang sedang ia baca. Siapa tamu yang datang di hari minggu seperti ini. Apakah fauzi ?mungkin saja kan ? Biasanya di novel-novel jika si pria terlalu sibuk untuk menghubungi gadisnya biasanya ia akan meminta maaf dengan tiba-tiba sudah berada di depan rumah si gadis dengan membawa bunga atau hadiah lainnya. Dengan khayalannya yang membuatnya sedikit senang itu ia buru-buru berlari kebawah untuk membuka pintu.

Oh My Teacher !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang