ENAM-BELAS

4.6K 241 6
                                    

Ting tong !

Ting tong !

Setengah sadar andri mendengar suara bel rumah yang terus-terusan di bunyikan. Tak tahu siapakah gerangan tamu yang kurang kerjaan datang bertamu. Jelas itu bukan salah satu penghuni rumah ini. Jika ia penghuni rumah ini sudah pasti langsung saja masuk kan tanpa perlu membunyikan bel seperti itu ?

"Sebentar !" Gumam andri yang tentu tak mungkin terdengar sampai ke penekan bel tersebut. Dengan kepala yang pusing dan perut yang masih sedikit mual andri pun berjalan sambil merambati dinding karena matanya gelap di penuhi bintang-bintang yang terus mengitar di dalam matanya.

"Cari siapa ya ?karin nya masih di sekolah, rio nya masih di bali. Nanti lagi kalo......"

"Astaga andri kamu kenapa !?" Suara seorang gadis memekik histeris. Andri yang memang sejak tadi menutup matanya langsung terbelalak ketika tahu siapa yang datang.

"Elo...kok disini ?" Tanya andri sedikit linglung.

"Kata mama lina kamu disini." Gadis itu menempelkan tangannya sebentar pada dahi andri yang langsung segera di tepisnya.

"Dia bukan mama lo. Juga, ngga usah cari-cari gue deh." Andri hendak menutup pintu namun segera saja di tahan oleh gadis itu.

"Pulang gih. Yang punya rumah bentar lagi dateng." Tambah andri. Namun gadis itu dengan santai nya malah melenggang masuk dan duduk di salah satu sofa di ruang tamu.

"Gini-gini gue masih sahabat lo ndri." Katanya sambil tersenyum namun di acuhkan saja oleh andri.

"Sini duduk. Elo pasti belum makan kan ?gue buatin bubur ya." Katanya. Ia menghampiri andri dan dengan sedikit paksaan andri pun duduk di sofa yang tadi di tempati oleh gadis itu.

"Sebentar aja elo nurut sama gue. Lagi sakit juga masih aja bengal." Katanya sambil tersenyum.

"Dimana ya dapur nya ?" Tanya nya lagi.

"Tuh lewat pintu itu." Tunjuk andri dengan dagu nya ke arah pintu keluar.

"Ihhh malah bercanda. Yaudah gue cari sendiri deh." Katanya sambil tertawa renyah.

Andri terdiam dalam duduknya. Kenapa gadis itu harus muncul lagi di saat seperti ini ?dan lagi, di saat dirinya sudah hampir berhasil melupakannya kenapa ia harus datang untuk menggoyahkan hati nya lagi.

"Bubur nya udah siap ! Hmmm harum banget kan? Aku udah cicipin,rasanya enak banget lho !" Kata gadis itu berbicara dengan lancarnya.

"sini gue suapin ya ?" Gadis itu mengambil sesendok bubur dan di hadapkannya sendok itu tepat di mulut andri yang tak pernah niat ia buka itu.

"Makan dulu dong. Nanti elo ngga sembuh-sembuh." Katanya khawatir. Tak tahu itu benar-benar tulus atau tidak.

"Jangan temuin gue lagi." Kata andri akhirnya membuka mulutnya.

"jangan bercanda deh. Kita ini kan..."

"Jangan coba rayu gue lagi. Jangan... jangan pernah buat hati gue goyah lagi" andri menatap wajah gadis di depannya itu lekat-lekat. Namun yang di tatap malah terkikik geli. Gadis itu meletakkan mangkuk buburnya dan menggenggam erat tangan andri.

"Jadi elo masih ada rasa ke gue ?" Jawab gadis itu santai.

"Dulu iya. Sekarang udah ngga." Jawab andri sambil tersenyum dan menepis tangan gadis itu yang membuat tawa gadis itu berangsur memudar.

"Tapi gue cinta sama elo. Gue...."

"Cukup na, elo selalu kayak gini ke gue. Elo bilang kalo elo suka sama gue,elo kasih gue banyak harapan tapi di akhir elo selalu bilang kita ini cuman sahabat." Kata andri tenang.

Oh My Teacher !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang