So, i dedicated to my best friend in da whole world, Tasha Devina. Who lives far awayyyyyyyyy from me :D
Hope you like it sista!!
*****
Tasha
Oh, sial!
Aku berlari-lari menelusuri jalan sambil merutuki diriku sendiri. Karena film This is Us yang begitu menggoda itu, akhirnya aku terlambat untuk datang ke kampus!
Lagipula kalian bayangkan saja, seorang Directioners seperti ku pasti ingin melihat film perdana mereka itu. Aku antri mati-matian namun malah mendapat giliran midnight. Persetan dengan bioskop itu!
Jarak dari halte bus ke arah kampus cukup jauh jika hanya berjalan kaki. Dan sekarang aku masih terpaku berjauh-jauh milnya dari sana dengan sisa waktu hanya lima menit!
Astaga, aku minta maaf jika aku marah-marah terus.
Saat aku sedang melewati sebuah garden cafe kecil dipinggir jalan, seorang laki-laki berkaos abu-abu keluar sembari memegang cup kertas minumannya. Entah ia sibuk dengan handphonenya itu sampai-sampai AKU ditabraknya.
Tadinya aku berusaha menghindar, namun nampaknya orang-orang ini seperti berdesakkan dan akhirnya minuman hangat kecoklatannya itu tumpah dibajuku.
Dan- demi Tuhan baju putih ini baru saja aku beli kemarin. K.E.M.A.R.I.N!!
What a beautiful morning, huh?
"WHAT THE HELL?!" Kataku meledak-meledak dihadapan pria yang tentu saja bodoh ini. "Kau punya mata tidak sih?!" Aku buru-buru mengelap tumpahan lengket ini dibajuku sebisa mungkin. Yang pada akhirnya sia sia juga.
"Oh gosh so-sorry i didn't -"
"Mean and blah blah blah. Terus saja berbicara." balasku memotong perkataannya sambil berusaha menghilangkan noda yang menempel dibajuku. "Argh! Pagi-pagi sudah sial begini."
"Hey, akukan sudah minta maaf!" balasnya tak kalah kesal dan aku menebak bahwa ia sedang menandangku.
"Kalau itu tidak perlu ditanya! Kau memang seharusnya-" saat aku mendongak menatap pria ini, aku segera terdiam.
Aku bersumpah...
Harry. Freaking. Edward. Styles. Sedang. Berdiri. Menatapku
Sekali lagi, Dia Harry Styles. Dan dia menatapku.
HARRY STYLES SEDANG MENATAPKU!!!
Aku ingin sekali meledak saat ini juga, pria yang baru kuteriaki untuk menikahiku semalam kini berdiri menatapku dengan bodohnya. Namun sepertinya, gengsiku lebih penting untuk dipertahankan saat ini.
Lagipula, tak mungkin juga kan aku fangirling dihadapannya sesaat baru saja aku memaki-makinya?!
Mau ditaruh dimana mukaku nanti?!
******
Harry
Aku berani bertaruh bahwa aku tak sengaja menumpahkannya. Salah gadis ini juga. Siapa suruh berlari-lari ditengah kerumunan seperti ini?
Sesaat dia memandangku. Cukup terpaku sesaat dengan mata hitamnya memandangku.
Mungkin dia akan menyesal setelah mengetahui ia memaki-maki Harry Styles, benar kan? Tentu saja!
Harry Styles always win. Admit it.
"Meminta maaf padaku!!!" Aku buru-buru menutup telinga sesaat mendengar gadis ini berteriak dengan gampangnya ditelingaku.
Oke. Salah perkiraan. Sedikit. Atau banyak? Ah masa bodoh! Gadis ini sibuk mengerami telurnya atau bagaimana? Masa ia tak mengenaliku!
I mean, i'm in One Direction, dude. Everybody know us! We're so-
Okay, cukup menggelikan, aku harus berhenti. Nanti aku akan besar kepala jadinya!
"Hey!" Mataku kembali terpaku pada gadis tadi saat mendengarnya teriak lagi.
Dari segi wajah ia tak buruk- ralat, sangat tidak buruk-. Matanya bulat dibalik kacamatanya, Rambutnya setengah keriting berwarna hitam dan sedikit kecoklatan.
"Hey! Earth to you, Mr.Annoying!"
Aku yang sibuk dengan pikiranku ini kembali tersadar melihat gadis ini menghentakkan kakinya dan setengah menoyor bahuku. "Kau tuli hah?!"
"Oke oke apalagi sekarang kau akan minta ganti rugi?! Selesaikan masalah ini ditempat lain! Kau membuat malu saja memaki-makiku tengah jalan!" Well, aku benar. Teriakan beautiful monster dihadapanku semakin menarik perhatian umum.
Aku menarik tangannya menjauh, berniat mengajaknya pergi ke cafe lagi namun ia menghentakkan tanganya.
Dan, aku bersumpah, baru pernah ada yang menolak genggaman tanganku, yang benar saja!
"Aku ada kuliah pukul delapan!" Balasnya ketus.
Aku lalu melirik jam tangan di pergelangan tangan kiriku. "Ini sudah pukul setengah sembilan, nona."
"Semua ini gara-gara kau!" Gadis itu lalu menunjukku dengan telunjuk kanannya sambil menghentakkan kaki.
"Aku setidaknya sudah berusaha! Kau yang tetap tak mau kan?!" Balasku. Masih mengenggam tangannya memasukki cafe.
"Ah aku malas berdebat denganmu kali ini keriting bodoh."dan aku bisa berjalan dibelakangku pasrah dan membiarkan lengannya digenggamku.
Aku hanya tersenyum simpul setengah meliriknya.
Gadis menarik, no lies.
Aku lalu duduk di salah satu bangku dipojok ruangan, diikuti dirinya yang sudah menarik kursi dihadapku dan mendudukinya.
"Aku Harry." kataku berusaha selembut mungkin dihadapnnya. "Siapa namamu?"
"Tasha." jawabnya singkat, padat, dan jelas? Lalu matanya beralih ke menu kecil dimeja.
Aku akui lagi, tingkat menariknya bertambah satu dimataku.
"Okay, Tasha." aku tersenyum kecil, "Boleh aku meminta nomor ponselmu?"
Matanya langsung terbelalak kaget menatapku. Pertanyaanku salah? "Untuk apa?!" Sambarnya.
"Mungkin saja kau ingin meminta ganti rugi lagi?" Candaku, berusaha mencairkan suasana.
Pertanyaanku mungkin sedikit melunakkan hatinya, kulihat ia sedikit menahan senyum karena gengsinya. Tetapi tingkat menariknya bertambah lagi satu. Lalu ia menyerahku benda putih kotak itu kearahku.
Aku tersenyum,
And as i thought, Harry Styles always win, right?

KAMU SEDANG MEMBACA
Another World [oneshot]
Fanfiction"Take me to the place where you go, where nobody knows, if it's night or day.."