Still : Niall Horan (1)

105 8 0
                                    

Well!! I'm back guys ho ho ho!

Well if you don't mind, aku harap kalian mau baca author's note diakhir nanti :)

Dan khusus untuk oneshot ini aku bikin 2 POV! Versi Niall, dan versi ceweknya.

And last, hope you like it! Sorry for the typos :p

****

Aku melihatnya hari ini. Untuk yang pertama kalinya setelah entah berapa lama kami tidak pernah melihat satu sama lain.

Dia masih sama. Selalu tersenyum penuh semangat di pagi hari sambil melangkah masuk dari gerbang sekolah. Melangkah dengan pasti seakan-akan tidak mempunyai apapun yang membebani pundaknya. Gaya rambut spike-nya setia menghiasi polesan blonde pada rambut brunnettenya yang terkadang ditutupi beanie atau snapback.

Dia selalu seperti itu, dan cirinya tidak pernah hilang sampai sekarang. Penuh semangat, senyuman, kebahagiaan.

Dia memang tidak berubah. Hanya saja, tangan yang sekarang berada dalam genggamannya itu bukan lagi milikku,

Melainkan milik Ana, pacar barunya.

Aku paksa tersenyum pelan saat mereka lewat, yang tanpa perlu repot repot melihatku barang sedetik saja.

Aku memutar arah dan berjalan menjauh. Setidaknya, usaha itu lebih baik untuk mencegah air mataku yang akan jatuh perlahan-lahan karena tidak bisa berhenti menatapnya.

***

'Tok tok'

Setelah memastikan mengetuk pintu, aku melangkah masuk dengan perlahan ke perpustakaan. Aroma buku-buku dan pengharum ruangan beraroma citrus itu seketika membuatku tenang.

Aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku, mencari tempat sejauh mungkin dari siswa lain. atau bisa dibilang, menghindari tempat "itu" juga.

Aku akhirnya memilih duduk dekat dengan rak buku dibagian sastra. lalu membuka buku novel yang-

"Apa bangku ini kosong?" Tiba-tiba suara tidak asing itu muncul persis dihadapanku, membuatku mendongak. Dia melirik ke kanan dan kekiri, memastikan tidak ada siapapun yang terlihat menggunakan bangku ang dipegangnya. "Boleh aku duduk disini?"

Aku melihatnya, yang sangat kusesali karena aku melihat lagi manik mata biru secerah langit itu. Aku menunduk dan berusaha fokus lagi dengan bukuku.

"Silahkan." Jawabku pelan.

Untuk sepuluh menit kemudian, baik aku maupun dia tidak ada yang berbicara. Beberapa kali aku melirik dari sudut mataku, dia hanya memandang bukunya dan mengubah-ubah posisinya dengan gelisah, dan aku berusaha mengabaikannya.

Dia, atau laki-laki dihadapanku ini bernama Niall. Niall James Horan. Seseorang yang dikenal karena seakan-akan, dia selalu dikelilingi pelangi, penuh kebahagiaan.

Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan caranya berbicara dan tertawa. Jika kalian bertanya, "siapa itu Niall?", semua orang pasti akan mengingat sesosok cowok dengan rambut dirty blonde dan pipinya yang sedikit bercorak pink dihadapanku ini.

Aku-em.. Bisa dikatakan- punya sebuah hal spesial bersama Niall, masa lalu. Aku bahkan lupa bagaimana cara kami berpisah karena seingatku, kami tidak pernah mengucapkan selamat tinggal. Aku sebenarnya ingin bertanya, tetapi mungkin saja Niall sudah melupakannya kan? Lagipula itu masa lalu. Siapa pula yang akan peduli selain diriku sendiri?

Semua terserah tentang pendapat kalian. Tetapi seperti kebayakan perempuan melaklonis, aku memang belum bisa melupakannya.

Entahlah, jika hal ini berkaitan dengan seorang Niall James Horan, rasanya Move on itu seakan hal yang tabu untuk didengar

Another World [oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang