Stupid : Harry Styles

140 9 5
                                    

Yay! Yaampun akhirnya selesai juga buat ini!

I dedicated this story to Caramellostyles, who req a oneshot based on Nobody Compares by one Direction!

Sorry kalau banyak typonya, dan alurnya mungkin rada ga nyambung tapi, semoga suka yaa^^

***

Bodoh, hanya itu yang bisa menggambarkan diri Harry sekarang.

Berulang kali Harry mengusap wajahnya kasar, berharap apa yang baru saja ia lihat bisa menghilang dan, pop! Dia terbangun dari mimpi buruknya.

Tetapi tidak semudah itu bukan?

Penyesalan akan selalu berakhir di akhir kejadian, Harry tau. Tetapi dia merasa begitu munafik, menyangkalnya tidak mungkin terjadi di kehidupannya. Dia tak akan menyesal dengan semuanya, begitu dulu. Apa yang dia perbuat sampai membuat gadis itu meninggalkannya?

Al. Begitu Harry memanggilnya. Entahlah, darimana asal panggilannya dari mana panjangnya Afifah Luthfiah, Harry hanya memanggilnya seperti itu. Harry suka memanggilnya begitu.

Waktu itu, Harry ingat jelas. Saat dimana Al menangis didepannya, yang bahkan masih terlihat mengagumkan dimata Harry. Harry tidak tau kalau saat itu Al-nya akan mengucapkan tiga kata yang membuat Harry seperti mati ditempat. Harry belum siap! Apa kesalahannya?

Dulu juga, Harry malah membiarkannya pergi, dan sekarang semuanya telah terjadi. Harry tidak bisa menyangkalnya lagi. Dia merindukan gadis itu disampingnya. Harry sadar, dia masih mencintai gadis itu. Dia menyesal. Dia bodoh, dia bodoh, dan dia akan seterusnya bodoh. Sampai selamanya.

Jika saja Harry saat itu meminta maaf, berusaha membuat Al menjelaskan masalanya, semua in tidak akan terjadi! Al pasti masih berada disisinya

Dan walaupun begitu, sekarang tidak akan terjadi karena nyatanya, Harry tidak bisa membuatnya kembali lagi.. Atau dengan kenyataan, dia tidak bisa membuat gadis itu mencintainya lagi

Dan Harry tidak mau move on dari Al, bahkan jika teman-teman menyuruhnya, Harry tidak mau, karena Harry sadar bahwa seandainya dia maupun,

nobody compares her..

****

"Niall! Jangan berikan padanya! Dia tidak bisa lebih sakit lagi!"

"Mau tak mau kita harus, Liam. Bagaimana jika dia mengetahuinya, tetapi kita tidak ada disana?"

"Tetapi dia sudah sakit hati, Ni. Kita tidak lagi bisa menambah bebannya tidakkah kau sadar?"

"Tetap saja Lou, kita harus memberikannya!"

"Tetapi Niall-"

"Memberikan apa?"

Niall, Louis, Zayn dan Liam yang sedang berdiri didepan pintu kamar Harry, mendadak menjadi diam melihat lelaki berambut keriting itu yang tiba-tiba saja muncul.

Mengerikan, itulah yang terlintas pertama kali dipikiran keempat laki-laki itu. Iris Mata Harry yang biasanya tampak hijau berkilauan tanpak kosong dan menggelap, dan kedua kantung dibawah matanya semakin meyakinkan bahwa Harry benar-benar kurang tidur. Belum lagi rambut ikal yang biasanya tertata rapi itu, sekarang terlihat sangat kusut dan berantakan dimana-mana. Mereka berempat jarang sepedapat, tetapi jika mengenai salah satu diantra mereka berlima, pendapat mereka pasti akan sama.

Mereka terdiam cukup lama. Sampai kemudian Harry berdeham keras, kurang nyaman dengan situasi ini "Ada apa?"

"Ti-tidak. Tidak apa-apa har.." Zayn yang pertama kali membuka suara, melihat ketiga temannya itu terlihat benar-benar enggan untuk sekedar membuka mulut. "Maybe you just need to.. sleep?"

Another World [oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang