"Aku harap seira dan regis bisa kembali dengan selamat, meski kita tidak mengetahui apa yang sedang terjadi diluar sana. Ditambah dengan keberadaan para penghianat diluar sana kemungkinan besar ada beberapa hal yang berkaitan dengan mereka," ujar lord khawatir.
"Saya, yakin mereka akan dapat menanganinya, meski mereka belum sempurna," balas Gechutel untuk menghibur Lord walaupun ia tak memperlihatkan secara langsung namun mereka mengerti jika Lord sedang khawatir pada seira dan regis.
"Lord bagaimanapun juga sejatinya memanglah wanita yang lembut, penuh dengan perhatian tulus," ucap gechutel dalam hati membuatnya melamun sendiri dan tersenyum kecil. Hal itu tak luput dari sorot mata Lord yang ada dihadapannya.
"ada apa denganmu Gechutel?" mendengar ucapan lord dia langsung terbangun.
"ah!! Maafkan aku Lord, aku melamun."
"...." Lord hanya diam melihat aksi gechutel yang sangat canggung.
"jika seira menemukannya, takkan ada ampun untuknya. Dia harus menyeret mereka semua yang berhianat. Termasuk pria itu, yang membuatku menunggu, " lirihnya dalam hati.
***
"Kurasa kita harus mulai dari sini." Ujar seseorang yang berjalan dari kegelapan, sinar matanya yang merah serta rambut perak terlihat diantara cahaya bulan, kedatangan mereka membuat sekitar menjadi terasa canggung dan menakutkan.
"kau benar, " balas temannya lembut dengan rambut panjang perak yang tertiup angin. Mereka berencana untuk mengusut mengenai apa yang terjadi di dunia manusia. Tetntunya mereka adalah Seira dan Regis yang diberi perintah langsung oleh Lord mereka untuk penyelidikan ini.
Penyelidikan ini tentunya memiliki maksud untuk mengetahui siapa pelaku yang terlibat, sekaligus untuk melatih mereka berdua untuk lebih mengenal manusia dan kehidupannya sebelum upacara menjadi dewasa. Dalam kebudayaan mereka upacara tersebut dimaksudkan agar saat seseorang menjadi menjadi dewasa dia akan di beri sebuah tanggung jawab untuk melindungi makhluk yang lebih lemah dari mereka. Tak hanya itu, setelah menjalani upacara tersebut kekuatan mereka akan sepenuhnya terbangkitkan. Jika mereka langsung mewarisi senjata jiwa atau yang sering disebut dengan soul weapon perlambang kepala keluarga, maka kekuatan mereka akan semakin berada pada titik sempurna.
Malam menjadi saksi atas kehadiran mereka yang memiliki kekuatan digdaya. Pencarian mereka teruskan dibawah cahaya bulan purnama penuh. Mereka melihat jejak pertarungan dan jejak pembantaian yang tak biasa di rumah sakit, tempat insiden itu terjadi. hati mereka penuh dengan keyakinan jika pelakunya adalah yang memang mereka cari, yakni sang mutan.
"Tidak salah lagi, pelakunya adalah mutan. Orang biasa takkan bisa melakukan hingga sejauh ini," tuturnya penuh dengan keyakinan.
"Ditambah jejak pertarungan yang meninggalkan energy yang sama dengan pelaku pembunuhan di rumah sakit itu. aku rasa kau benar regis!" tambah seira menyelidik.
"Sepertinya kita akan tinggal sedikit lebih lama," ucapnya santai.
"kita akan menyelidiki ini hingga tuntas," timpal seira.
Disudut rumah kediaman Frankenstein Nampak sunyi. Para penghuni rumah itu tengah asyik minum tea. Namun seketika, seseorang datang dari arah belakang menghampiri Frankenstein dan raizel yang tengah duduk di sofa hitam. Frankenstein menyadari kehadirannya dan memeberi sambutan hangat pada orang itu. "senang kau sudah pulih."
"Terima kasih untuk kebaikanmu," balasnya.
"hmm, namamu m21 kan!" ujar Frankenstein.
"hmm, benar," pria muda berambut abu dan memiliki sedikit bekas luka di bibirnya tak memungkirinya.
"sebenarnya apa yang kau inginkan dariku." Ketusnya disertai tatapan dingin.
"tidak ada," jawab Frankenstein dengan memperlihatkan senyum picik.
"cih, aku tak percaya, melihat dari tingkahmu jelas sekali, jika kau sedang mencari sesuatu."
"hmm, ternyata kau pintar juga. sebenarnya memang benar." Frankenstein menggoga pria itu.
Dia semakin berfikir bahwa Frankenstein memilki rencana jahat, dan akan melibatkan dirinya membuatnya semakin menderita. "huh, mana mungkin ada orang yang mau menolong tanpa timbale baliknya," fikirnya.
"tentu aku ingin tahu siapa dirimu. Kenapa bisa terlibat dalam hal yang diluar jangkauan manusia biasa," tambahnya memulai perbincangan serius.
"......" M21 terdiam, dia tak tahu harus bagaimana. Sementara dia sendiri telah menghianati organisasi.
"rekanmu sudah tiada, apa rencanamu," tambah frankenstein. Sementara raizel di hadapannya menyantap makanan ringan yang di belinya di mini maket.
"aku dan rekanku m24 adalah hasil eksperimen yang gagal. " tandasnya.
"hhmm, maksudmu kau adalah rekayasa biologis yang buat manusia. " frankenstein menimpal perkataannya. Ia tak percaya jika sekarang manusia bisa sampai sejauh ini.
Mendengar hal tersebut, membuat raizel menghentikan aktivitasnya. Dia terdiam. Matanya menatap tajam, balkon yang terbuka. Sesaat kemudian dia beranjak menuju balkon membuat Frankenstein terkejut seketika.
"ini penawaran untukmu, aku mengelola sebuah sekolah. dan aku memiliki tim keamanan khusus untuk melindungi para siswa."
M21 mendengarkan seksama, setiap ucapan frankenstein. "kau bisa bekerja untukku," tambahnya.
"Sepertinya aku tak punya pilihan," balasnya ketus.
"tentu kau harus menerimanya, " timpal frankenstein tatapan dan senyum piciknya terlukis lagi diwajahnya. "hmm, dia mau bersenang senang secara gratis ya, yang benar saja." fikirnya.
M21 yang melihat tingkahnya hanya bisa menaruh keraguan. Sorot matanya penuh kecurigaan terhadap frankenstein. Namun dia juga tak bisa menolak permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse
Fanfictionbagaimana jadinya jika seorang pria dan wanita yang memilki harga diri tinggi saling jatuh cinta. Kisah cinta dari ratusan tahun lalu, dipenuhi dengan perubahan dunia membuat jarak yang jauh diantara mereka. Membuat keduanya terpaku dalam cinta yang...