#5

2.2K 155 11
                                    


Sesuai dengan rencana Frankenstein M21 akhirnya bekerja di SMA Ye Ran. Meski rasa canggung dan tak percaya terlukis jelas dari sorot matanya, yang dari tadi memandangi anak-anak yang mulai berhamburan datang. Sebagian para siswa yang melihatnya berdecak kagum pada M21, membuat mereka lupa diri, hingga salah seorang gadis terlempar bola dan tepat mendarat di keningnnya karena tak sempat menghindar. M21 yang menyadari itu terjadi, tak memperdulikannya, dia tetap terjaga dalam posisinya.

Seperti biasa, Shinwoo bangun terlambat membuatnya terburu-buru berlari sekencang angin menuju sekolah. Saat berada dalam perjalanan, dia melihat dua orang anak laki-laki dan perempuan berambut perak tengah berjalan santai menuju tempat yang sama. Shinwoo yang belum menyadari, menatap heran pada dua anak itu. "kenapa mereka memakai wig," fikirnya. "tunggu dulu itu rambut asli, dan merka juga sekolah di ye ran" gumamnya dalam hati.

"hei kalian bisa terlambat nanti," ucapnya komat kamit tak jelas karena berlari. "aku belum pernah melihat mereka sebelumnya, mungkinkah ada murid pindahan lagi," terusnya sambil berlari. Karena datang terlambat dia mendapati hukuman, berlari mengeliligi lapangan. Setelah selesai dia mendekat pada guru piket yang menghukumnya. Seketika itu pula dua orang anak laki-laki dan perempuan tadi datang dihadapan mereka. Mebuat Shinwoo dan guru piket diam sesaat menatap mereka penuh dengan keheranan.

"kalian," pekik shinwoo sambil menunjuk nunjuk dua orang yang berdiri dihadapannya.

"kau mengenalnya, shinwoo?" Tanya guru piket.

"ti-tidak pak. Aku melihat mereka tadi pagi. Tapi, kok rasanya seperti de'javu ya?" ujar shinwoo sambil menggaruk-garuk kepala.

"kau benar! Rai! Mereka murid pindahan!" teriaknya membuat shinwoo terkejut.

"ya.. aku rasa bapak benar," shinnwoo mengiyakannya sambil menaruh jari di dagunya.

"kalau begitu, shinwoo bawa mereka menemui pak kepala sekolah," pintannya sambil lalu dari mereka. Shinwoo dengan sangat terpaksa mengantarkan mereka untuk menemui kepala sekolah.

"pak kepala sekolah, aku membawa murid pindahan," ujarnya di ambang pintu.

"hmmm, baiklah. persilakan mereka masuk. Dan terima kasih banyak shinwoo," balasnya. Mereka pun masuk ke ruangan Frankenstein yang terlihat sibuk mencari berkas. Sesaat kemudian dia menatap kedua orang anak yang mengaku murid pindahan. Tubuh Frankenstein terpaku sesaat, seperti ada yang mengendalikan dirinya. "kendalli fikiran," desisnya.

"kami murid pindahan, jadi tolong bereskan semua berkas-berkasnya," ujar seorang anak laki-laki berambut perak itu. Frankenstein berpura-pura menuruti dirinya, agar keberadaan tuan dan dirinya tidak di ketahui mereka. Frankenstein tentunya sangat mengenali mereka, yang mana adalah anak-anak bangsawan keturunan murni.

Saat senja datang, dan sekolah pun tiba pada waktunya pulang. Para siswa berhamburan pulang menuju rumah mereka masing-masing. Tapi tidak untuk kawanan shinwoo, mereka melangkah menuju rumah pak kepala sekolah mereka, frankenstein. kawanan itu terdiri dari shinwoo sendiri, ikhan, Yuna, dan sui. Nyaris setiap hari mereka bermain disana, dengan alasan adanya raizel, tapi mereka memanggilnya rai.

Saat semuanya sedang berkumpul di ruang tamu, frankenstein pun tiba bersama kedua anak tadi. Dan mulai mengakraban diri dengan yang lain. Frankenstein mengijinkan mereka tinggal dirumahnya. Hal itu juga membuat kemudahan untuk menyelidiki tujuan kedua anak itu. Seira J. Loyard nama anak perempuan berambut perak panjang, mata merah ruby, dan bibir tipis serta wajah mungilnya, sementara anak lak-laki itu bernama Regis K. Landegre dia berambut perak dan memiliki larik hitam, serta tingginya hampir sama dengan ikhan.

Keberadaan mereka berdua membuat m21 bertanya tanya sendiri. Dia meraih gelas didalam kitchen set berwarna putih, dan menuang air dari keran. Tanpa dia sadari Frankenstein telah berdiri didekatnya. "kau pasti bingung dengan mereka," tukas Frankenstein. Mendengar hal itu membuat M21 nyaris menjatuhkan gelas itu dari genggamannya. "memangnya kau tahu apa tentang mereka. Dan apa boleh aku bertanya soal mereka," balasnya ketus. "tentu saja," Frankenstein menyeringai membuat M21 merinding saat melihatnya.

Waktu telah meunujukkan pukul 20.38, shinwoo dan kawanannya dengan berat hati harus segera pulang. Karena malam akan semakin larut. Merasa tak tega regis dan seira mengantar mereka pulang. Saat perjalanan kembali kerumah Frankenstein mereka berpapasan dengan M21, yang sedari tadi menarik perhatian regis.

"hei kau! Apa yang sebenarnya kau cari!" regis menggertak.

" hm, aku tidak mengerti maksudmu!" balas M21 yang diam mematung dihadapan mereka berdua.

"cih. Apa aku harus mempercayaimu!" tukasnya kesal.

"hmm, aku tak pernah memintamu untuk percaya," balasnya datar.

"sungguhkah!! Lalu untuk apa kekuatan yang kau miliki itu!" regis mulai menyudutkan M21. Sejenak dia tertegun, tak tahu harus menjawab apa. "dari mana dia tahu kekuatanku," fikirnya.

"orang sepertimu yang membuang jati dirinya, sebagai manusia hanya untuk kekuatan. Kau tidak lebih dari sekedar makhluk hina!" tambahnya dengan geram. M21 yang tak bisa menerima ucapan yang dilontarkan regis mulai angkat bicara.

"siapa juga yang menginginkan kekuatan itu, aku tak pernah sama sekali mengingikannya. Dan jaga ucapanmu itu," geramnya.

"lalu, untuk apa kekuatan itu. dan kenapa kau berada diantara anak-anak manusia biasa," ujarnya memancing m21.

"itu sama sekali bukan ursanmu." Pekiknya.

"kau pasti mengetahui soal insiden yang baru-baru ini terjadi." ujar regis.

M21 hanya bisa berdiam diri saat regis bertanya soal insiden itu. dia mencoba mencari alasan kuat untuk bisa mengalihkan perhatian mereka dari insiden itu.

"aku tidak tahu pasti, insiden itu terjadi karena ada orang yang tak waras membantai seisi rumah sakit," jelasnya dengan sedikit tegang.

"tidak mungkin! Jelas sekali pelakunya mutan," sergahnya.

"mutan!"

"kau pasti tahu kan!"

"untuk apa kalian mencarinya," jawab M21.

"dari cara bicaramu, sepertinya kau mengetahui, soal mutan itu. itu sangat jelas terlihat diwajahmu," regis menyudutkan M21.

"sial, aku keceplosan," debatnya.

"hmh, mungkin kau salah orang." M21 mengacuhkan pernyataan yang menyudutkan dirinya.

"apa!" teriaknya. 

"ya tidak ada mutan disini," timpalnya.

"tidak mungkin, lalu siapa pelaku insiden itu."

"kenapa kau begitu ingin tahu," sergahnya.

"karena kami akan melenyapkannya, jadi katakan dimana mutan itu," balas regis dengan marah.

"tidak ada, mungkin sudah mati," jawab M21 yang berlalu meninggalkan mereka berdua. 

saat berada dirumah frankesntein pun sikap Regis dan m21 masih memanas. keduanya benar-benar keras kepala. saling berdebat, tak ada yang mengalah, frankenstein yang menyaksikan hal itu hanya menarik nafas dalam, sementara raizel dan seira tetap bersikap datar seolah tak trerjadi apa-apa.

NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang