Pengharapan

2K 128 57
                                    


gadis kecil itu berlari kadung, memanggil ayahnya yang sedang beristirahat di sebuah gubuk. Dan didepan gubuk itu terdapat hamparan kebun gandum yang siap menguning di penghujung bulan. Hanya tinggal menunggu beberapa waktu lagi untuk memanennya.

"ayah.. Ayah.. Ayah.. " panggilnya dengan nafas yang terengah-engah saat tiba di hadapan pria dewasa itu.

"kenapa kau berlari seperti itu, " maki nya dengan perasaan cemas. Raut wajah pria itu penuh dengan tetesan keringat, dan berubah panik saat anak sulungnya mulai menjalankan.

"ayah.. Haahh.. ibu tadi hahh..terjatuh, " nafas anak gadis itu tersenggal senggal, karena rasa lelah berlarian di ladang yang luasnya sekitar 2 hektare, juga mengingat kondisi ibunya yang sedang meregang nyawa.

Tanpa menunggu lama mereka langsung pergi kerumah tabib, untuk melihat kondisi wanita itu.

Setelah menjemput tabib itu, mereka tiba dengan rasa panik. Benar saja, keadaan wanita yang tengah mengandung itu telah semakin kritis. Terlihat darah segar mengalir diantara kakinya yang putih.

"sayang, bertahanlah, kumohon! " pintanya dengan panik sementara lascrea dan raizel diabaikan oleh pria yang merupakan kepala keluarga kecil itu.

"kau datang, " jawabnya dengan suara parau. Mereka menyelamatkanku. Sontak membuat pria itu melirik kedua orang yang berpakaian sangat rapi dan berbau harum seperti bunga.

"ahh, terimakasih sudah menolong istriku, " pungkasnya menyambut kedua orang itu.

"tidak apa-apa, dia butuh sekali pertolongan. Jadi cepatlah, " kata lascrea dengan datar. Sementara raizel tak beraksi apapun. Dia hanya sibuk melihat sekeliling ruangan yang baginya terasa begitu kecil dan sempit.

"ahh, sepertinya istrimu akan segera melahirkan. Hanya tinggal menunggu beberapa saat lagi, " jelas sang tabib yang mencoba tenang.

"apa! Benarkah itu! Padahal prediksinya tinggal satu minggu lagi, bagaimana bisa! " sergah pria itu yang merasa heran.

"istrimu mengalami cedera ringan. Saat terjatuh dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dan kakinya. Karena dia menahan bobot tubuhnya yang bertambah berat dari Biasanya, otomatis otot otot berkontraksi dengan tekanan yang dihasilkan dari tangan dan kakinya sehingga pembuluh darahnya mulai meregang. Dan kini semuanya sudah jelas sekali beberapa saat lagi kita akan berjuang, " tuturnya membuat pria itu merasa tenang.

"Nona bisakah kau membantuku. Aku tidak bisa melakukannya sendiri. Dan emm, tuan tuan anda boleh menunggu di luar, " tambahnya dengan sangat lembut. Para pria juga anak anak hanya bisa menunggu diluar.

"tentu dengan segala hormat nyonya, " balas lascrea.

"ya tuhan semoga bayi juga istriku selamat," doa nya dalam keheningan disiang hari, dan merebut pandangan raizel menuju kearah pria itu .

"ibu.. Hiks... Hiks... Ibu.. Hmmu.." tangis anak yang lebih kecil.

"ibu akan baik-baik saja. Tenanglah, " sang kakak mencoba menenangkan adiknya, meski sebaliknya air mata tak henti jatuh dari pipi yang kusam.

Semua anggota keluarga itu dilanda keresahan akan keselamatan ibu dari dua anak gadis itu. Raizel yang melihat mereka kadung dengan emosi yang meredam dalam kecemasan dan keresahan tidak bisa berdiam diri. Sedikitnya ada rasa iba dalam batinnya.

"dia akan baik-baik saja, " pungkasnya membuat semua orang berbalik padanya. Dan sangat terheran heran melihatnya angkat suara, setelah lama bungkam.

"kau bisa bicara dan bahasa britania, " balasnya dengan tercengang. Pria itu kembali membisu, dan menjawab pertanyaan pria itu dengan anggukan.

Tiba-tiba suara teriakan dari dalam membuat mereka kembali risau dengan keadaan disana.

NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang