Malam itu rael, baru kembali melihat dunia manusia setelah ratusan tahun. Dia selalu menganggap remeh orang lain. Dia adalah salah satu bangsawan dengan jalan fikir yang sedikit berbeda dengan yang lainnya. Dia selalu menganggap bahwa manusia tak perna pantas untuk mendapat perlindungan dari kaummnya. Dan berfikir jika semua manusia memilki sifat yang tamak, dan membuat para keluarga bangsawan terancam, akan keberadaannya.
"rael kau belum juga kembali," mula regis dengan memekiknya.
"regis, kau terlalu banyak bicara," dalam sekejap dia berpindah dan akan menyerang regis dari belakang, namun niatnya itu terurung karena kedatangan pria berambut pirang dengan setelan coat bergaris. Sontak dia terkejut dan mundur beberapa langkah.
"siapa kau?" tanyanya dengan arogan.
"aku adalah kepala sekolah dan tuan rumah dimana regis dan seira tinggal," jawabnya menyunggingkan senyum iblis.
"ooh, jadi kalian tinggal dengan manusia," pekiknya dengan kasar.
"memangnya kenapa!" seru regis dengan sinis.
"apa kau juga tinggal dengan ketiga mainan, buatan manusia itu," timpalnya masih arogan.
"aaah,, itu yang ingin aku tanyakan," frankenstein ikut terlibat dalam perbincangan sengit mereka.
"...." rael terdiam dan berfikir dengan apa yang dia perbuat tadi.
"ooh mainan itu! Aku hanya ingin membereskannya, seira tak pantas berada dengan orang-orang seperti mereka,"
"rael, tutup mulutmu itu." Pekik regis dengan penuh amarah.
"tuan rael sebaiknya kau kembali," ujar seira tenang. Dan membuat rael harus membujuknya dengan extra lagi.
"kutanyakan sekali lagi, kenapa kau melepaskan kekuatan seenaknya di sekolah," pekik frankenstein diantara semilir angin malam yang menusuk.
"ooh dan satu lagi, kenapa kau menyerang penjaga sekolah," tambahnya dengan tersulut emosi. Sikap rael membuat frankenstein nyaris melepas segel otaknya, namun dia tahan karena larangan tuannya, yang mengharuskan bersikap sopan pada anak itu.
"ya ampun, kenapa di hari ini banyak sekali orang yang bertanya demikian, regis saja sudah membuatku muak, dan sekarang seorang manusia bertanya hal yang sama padaku," sebuah serangan tepat melukai frankenstein. Membuatnya menyeringai, kegirangan seperti mendapat mangsa yang empuk.
"seira, aku ingin meminta tolong padamu," ujar frankenstein mengeluarkan akal bulusnya.
"ya.. apa itu," sahutnya. Rael mulai mendaratkan lagi serangannya namun kali ini gagal, karena frankenstein menghindarinya dengan cepat.
"bisakah kau membantuku mengatakan, hal ini. Aku sudah bersikap sopan bukan?" tanyanya menyakinkan seira, yang terlihat sedang berfikir keras dalam menentukan jawabannya.
"ya sudah," jawabnya.
"aku sudah bertanya baik-baik bukan,"
"ya sudah," jawabnya lagi.
"dan akan sangat tidak hormat jika aku mengabaikannya yang ingin merasakan pertarungan denganku." Seira tertegun akan hal itu, namun sesaat kemudian dia mengngguk setuju membernarkan pentayaan frankenstein.
Pernyataan yang di lontarkan pria beiris shapire itu membuat rael tersulut emosi. Dia bergerak cepat kearah frankenstein dan menyerangnya. Dengan sangat cepat dia berhasil melukai tangan frankenstein dan merobek bajunya. Hal itu emosinya memuncak juga membuatnya semakin yakin untuk melepas segel yang mengekangnya.
"kenapa kau menahannya," ujar frankenstein.
"menahan apa!" jawabnya limbung.
"keluarkanlah soul weapon mlikmu, dan lepaskan semua kekuatanmu," pintanya dengan seringai kejam yang terlukis di wajah tampannya..
"apa maksudmu," pekik rael tidak percaya.
"apa.. mana mungkin rael memilki soul weapon," regis menimpali keterkejutannya dengan apa yang diungkapkan frankenstein.
"ya, aku merasakannya samar-samar," balas frankenstein dengan yakin.
"jangan bergurau! Rael bukan seorang kepala kelarga," seira pun tak mempercayai dengan perkataan frankenstein.
"yah, aku merasakan energi kepala keluarga sebelumnya. Karena aku pernah bertarung dengan beliau dulu," jelasnya serius, namun hanya dianggap candaan oleh pria bangsawan muda itu.
"hahaha, ya ampun. Kau itu seorang manusia, tak pantas mengatakan demikian pada bangsawan sepertiku," ujarnya dengan sinis, frankenstein hanya menyeringai membalas apa yang diungkapkan pria bangsawan itu.
"hmmh,"
"baiklah, kuakui kau benar, tapi....."
"kenapa manusia sepertimu begitu angkuh, tunjukkan kekuatanmu," lanjutnya dengan melepas kekuatan besar dan berhasil melukai dada bidang frankenstein.
"untuk ukuran pemula, kau cukup lumayan," lagi-lagi frankenstein mengeluarkan jurus mautnya hanya dengan seringai sinis yang mengejek, sontak hal itu membuat lawannya emosi.
"apa!!! Mana mungkin rael memiliki soul weapon!" teriak regis tak percaya.
"dia benar-benar memilkinya!, tapi aneh" lirih seira. Rael yang ketika itu mendengar pernyataan regis membuatnya ingin menyerangnya, hanya saja frankenstein terus-menerus menghantamnya dengan liar.
"regis tutup mulutmu itu. Aku akan menghabisimu, setelah aku selesai menghabisi manusia ini," timpalnya. Detik itu pula kekuatannya meningkat tajam.
"tapi, kenapa..." tanya regis.
"soul weaponnya tidak lengkap," gumam seira menyadari kekurangan senjata milik rael.
"senjata itu tidak lengkap, bukan? Kau hebat bisa menggunakan soul weapon tak lengkap seperti itu," ujarnya santai walau pada tubuhnya sudah berlumuran darah.
"senjata itu hanya berisikan roh kepala keluarga sebelumnya," penuturan frakenstein membuat rael muak dan benar-benar naik pitam. Lantas dia menyergap frankenstein dengan serangan yang membabi buta. Demikian dengan pria yang memegang dark spear itu, membalas semua serangannya, dia terlihat menikmati pertarungan itu.
"cukup!" seru seira seraya menginterupsi pertarungan itu. Kemudian dia bertanya dengan seksama dan memaksa rael.
"hmph tadinya aku tidak ingin memakai ini. Tapi..." rael meraih lebaran perkamen yang diletakkan disaku pakaian rompinya. Dan membuka lebaran itu yang isinya adalah.
"wahai kepala keluarga Loyard. Hey, Seira j. Loyard. Aku Lord dari para kaum bangsawan, memerintahkanmu untuk menghentikan misi dan kembali ke lukedonia. Terima kasih" dalam sekejap surat itu lenyap seperti api yang menyulut kertas, dan surat itu juga resmi dengan segel Lord, hingg dia mampu untuk menjelaskan sendiri.
Frankenstein mulai mencium kejanggalan, dan memutuskan untuk kmbali setelah seira izin pulang bersama rael ke lukedonia. Dia sangat tidak sabar untuk segera meberitahu tuannya mengenai hal ini. Bisa saja hal ini akan melibatkan tuannya dalam bahaya.
"tuan," mulannya menyapa raizel yang sedang duduk meminum teh.
"kau sudah kembali," balasnya sambil meletakkan teh dia meja, hingga dentingan cangkir itu terdengar samar diantara perbincangannya dengan frankesntein yang tengah diam mematung menyembunyikan tanggannya yang terluka.
"iya tuan, tapi seira ikut bersama rael kembali, ke lukedonia. sesuatu pasti sedang terjadi disana, hingga lord mengirimnya dengan segel resmi," tuturnta membuat raizel beralih menatap pria tampan yang sangat memukau itu.
"apa!"
"sepertinya kita harus kembali," frankenstein dengan sigap menanggapinya serius.
"baik tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse
Fanfictionbagaimana jadinya jika seorang pria dan wanita yang memilki harga diri tinggi saling jatuh cinta. Kisah cinta dari ratusan tahun lalu, dipenuhi dengan perubahan dunia membuat jarak yang jauh diantara mereka. Membuat keduanya terpaku dalam cinta yang...