Awesome Life

286 26 8
                                    

*3 Bulan setelah MOS*

Lingkungan, suasana, dan dengan siapa kita berinteraksi telah terbukti sebagai pemicu tumbuh kembang kita. Hiperbolanya, Bertemanlah dengan penjual pafrum jika kamu ingin ikut merasakan keharumannya, dan jaganlah kamu berteman dengan penjual kayu arang jika tak ingin merasakan panas dan pekat asap pembakarannya.

Seperti gadis cantik yang sedang fokus membenarkan tali sepatu kets khas anak sekolah ini, namanya Adara Adeeva Rauni. Panggil saja dia Dara. Pagi ini ia sedang berlari kecil menikmati indahnya jalanan ibukota yang terbebas dari kendaraan, yaa walaupun hanya untuk sesaat.

"Hei Ra! Tunggu..." seseorang yang berusaha memanggil Dara itu tak digubris sedikitpun, ia lantas mempercepat langkahnya.

"Woy! Daraaa.." ketika merasakan ada sebuah tangan menepuk pundaknya, refleks ia mencengkram erat tangan itu dan memutarnya untuk mengetahui siapa orang tersebut.

"Aww!" pekik orang tersebut, dari raut wajahnya sepertinya ia kesakitan. Sedetik kemudian, Dara baru dapat mengetahui siapa orang itu dan melepaskan cengkraman tangannya.

"Ya ampun Nazmi.. aduh, sorry gue kira siapa. Lagian lo tiba-tiba nepuk pundak. Gue kira lo tukang hipnotis tau!" Dara mengusap pelan tangan seseorang yang tadi ia panggil Nazmi. Ada bekas kemerahan di daerah pergelangan tangannya.

"Tukang hipnotis matamu! Ini nih, lepas dulu coba.." Nazmi melepas paksa earphone yang bertengger di kedua telinga Dara. Lalu mendekatkan benda itu ke telinganya, yang lantas ia jaukan kembali. Setelah itu ia menatap Dara dengan tatapan membunuh.

"Mendingan lo besok-besok bawa speaker aja, terus pasang deh di telinga lo biar lebih puas" Dara mengerucutkan bibirnya, ia tau Nazmi sedang mengejeknya karena Volume di Earphonenya terlalu besar.
"Iya maaf, besok-besok ngga lagi deh. Eh, tangan lo gimana?"

"Aman ko. Untungnya lo belum ngeluarin jurus-jurus maut body protect lo. Bisa-bisa ngga nulis sebulan gue" jawab Nazmi sambil mengelus-ngelus tangannya yang malang.

"lo sendirian ra? Agni mana?" Laki-laki itu menyapu pandangannya, mencari keberadaan seseorang yang bernama Agni.

Dara memutar bola matanya "Emangnya dari tadi lo liat gue sama siapa, Nazmi...?" tanya Dara sambil merebut Earphone yang masih betah digenggam oleh Nazmi. "Sendiri" jawab Nazmi dengan wajah datarnya.
"Yaudah, ngapain nanya lagi?"

"Maksud gue, ko lo tumben sendirian? Biasanya juga kan lo sama Agni udah kaya Ambulan sama Ngiung-ngiungnya" Jelas Nazmi mengibaratkan hubungan Dara dan Agni yang jauh dari kata manis.

"Ih jahat banget. Agni lagi pacaran sama Duta, dan gue disuruh nungguin mereka balik di deket HI. Kurang baik gimana coba sahabat kaya gue?"

Nazmi hanya menanggapi Dara dengan cengiran khasnya. Mereka pun melanjutkan kegiatan mereka sebelumnya. Sepertinya mereka sudah terlalu lelah untuk berlari, terlebih Dara. Ia mulai kewalahan menyamakan langkahnya dengan Nazmi. Akhirnya Nazmi mengalah dan mensejajarkan langkahnya dengan Dara. Tujuan selanjutnya adalah mencari sarapan, kedua orang itu berjalan menjauhi kawasan car free day. Entahlah, padahal sepanjang perjalanan berjejer makanan yang siap santap. Tapi Dara bersikukuh ingin makan di tempat bubur langganannya. Nazmi pun hanya menurut saja. Setelah beberapa lama mereka berhenti di depan stand yang menjual berbagai pangan, dan Bubur Ayam langganan Dara sudah ada di depan mata.

"Ko Agni tega sih, ninggalin lo sendirian kaya gini?"

"ini gue yang mau ko. Awalnya juga dia ngajak jalan bareng, tapi gue ngga enak aja sama Duta" Sang penanya hanya manggut-manggut mendengar jawaban lawan bicaranya itu. Tatapannya masih fokus ke mangkuk bubur yang isinya tinggal separuh. Sedangkan Bubur milik Dara sudah habis sedari tadi, sepertinya ia lapar berat.




Haloo semua.. terimakasih yg udah mau sempetin baca.
Butuh banget kritik&saran nih. Masih amatir😂
Jangan lupa vote&comment juga yaaaa❤

Adara CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang