16 : But you can't stay away from me

83.9K 3.4K 75
                                    

Vote and comment please.
***
[Brian PoV]

Aku menengadahkan kepalaku pada sanderan sofa apartemen dan membiarkan langit-langit ruangan remang ini menjadi fokusku untuk sementara waktu, mencoba membiarkan kepalaku beristirahat sejenak dari semua ini.

Aku juga tidak tahu, masalah apa sebenarnya yang membuatku sampai pada keadaan sekarang. Masalah-masalah sialan itu begitu tiba-tiba datang lalu membuatku sakit kepala.

Apa yang harus kulakukan?

Aku ingin sekali bertanya pada 'sahabatku', bagaimana cara si Brengsek itu bangkit dari kematian. Aku sangat yakin, sebelas tahun yang lalu di Amsterdam saat dia hendak dipindahkan ke lapas yang lebih tertutup, aku memperintahkan seseorang untuk meletakan peledak di mobil polisi yang membawanya, karena tidak terima dengan hukuman penjara seumur hidup.

Saat mobil polisi itu melewati kawasan lembah yang curam, sesuai perintahku, peledak di aktifkan dan membuat mobil polisi itu meledak di tempat. Mobil dengan dua kawalan mobil polosi itu terguling, jatuh ke lembah, semakin hancur dan meledak akibat tangki bahan bakarnya yang terkena cipratan api.

Evakuasi dilakukan, aku sendiri yang melihat jasadnya hancur—terbakar, dengan satu kaki dan kedua tangannya putus— saat dilarikan ke rumah sakit. Dia dinyatakan meninggal tuga puluh menit setelah dilakukan berbagai perawatan.

Aku menutup kasus ini, menyewa seseorang untuk menghilangkan bukti hingga tidak ada yang membahas kejadian itu setelah kematiannya. Tapi bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia kini hidup kembali? Sialan!

Apa ini semacam tipuan atau lelucon konyol? Atau, apa Andrew tahu jika aku mengawasinya hingga menggertakku seperti itu?

Aku mendesah kesal, memijit pelipisku pelan demi meredakan denyutan di kepalaku yang kian menggila. Suara deringan ponsel membuatku semakin kesal. Jika saja aku tidak mengingat bahwa aku menyuruh William untuk melaporkan padaku setiap hal yang dilihatnya terkait persoalan ini, maka aku akan segera menghancurkan ponsel yang telah menggangguku itu.

"Bagaimana?" Aku menunggu reaksi di ujung sana begitu aku mengangkat telepon.

"Sir...." William menjeda.

"Dia memang masih hidup."

Aku menatap pantulan cahaya kota yang tampak memudar. Semua memori seakan menikam kepalaku. Sebagian dari diriku jelas-jelas tidak mempercayainya dan berkukuh bahwa pria itu memang telah mati di tanganku.

Namun, apa yang dikatakan William tidak tentu salah. Tangan kananku itu telah bersamaku hampir separuh usiaku.

Lantas siapa yang ditipu dan sedang menipu sekarang?

Aku kembali mendesah. "Atur semuanya. Aku ingin mengunjunginya."

Suaraku bergemeretak. Di dalam diriku sendiri, aku merasa bahwa tubuhku gemetar seolah pikiranku yang tidak sepenuhnya menerima perkataan William. Tuhan menjadi saksinya. Si Berengsek itu seharusnya mati sebelas tahun yang lalu di tanganku.

Apa yang telah diperbuatnya hingga bisa bangkit dari kematian?

Dia bukan seorang immortal yang bisa hidup bahkan setelah dibunuh ribuan kali kan? Atau, si perempuan jalang anaknya itu telah melakukan pemujaan iblis untuk membangunkan ayahnya dari kematian? Sebenarnya, apa yang telah terjadi?

YS [2] // ANIMALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang