17 : I can still hear you making that sound

74.5K 3.2K 55
                                    

Vote and comment please.
Backsound : Adam Levine - Lost Star
***
[Author PoV]

Pagi sibuk New York berjalan seperti biasa. Mobil Kianna berada di sana, di antara lalu lintas yang padat. Pikirannya sama sekali tidak bisa tenang sejak hari ketika Brian mendatangi rumahnya dan menyatakan bahwa dia mencintainya.

Dengan kalimat itu, tanpa embel-embel perkataan yang lain, sekarang sepertinya Kianna bisa tersenyum. Namun, kejadian akhir-akhir ini membuat wanita itu masih tidak berniat untuk sekedar tersenyum.

Dia tahu sesuatu akan segera terjadi. Waktu itu Brian juga mengatakan bahwa dia akan menemui Abraham. Kianna tidak bodoh. Bahkan anak kecil pun tahu bagaimana watak Abraham sebenarnya. Maka dari itu, setelah beberapa hari memikirkannya, Kianna mengambil keputusan. Dia akan menemui Andrew dan menanyakan tentang masalah apa yang sebenarnya telah terjadi pada Brian.

Mobil Kianna telah sampai di basement gedung apartemen mewah kediaman Andrew. Begitu mobilnya telah terparkir, Kianna tanpa sadar mengembuskan napas beratnya.

Dia seperti memiliki beberapa firasat buruk tentang apa yang akan dilakukannya. Kianna juga tiba-tiba merasa, bahwa harusnya dia tidak melakukan ini disaat hubungannya dengan Brian telah berakhir.

Mengapa dia harus mencampuri hidupnya seperti ini lagi?

Meski Kianna tidak yakin tentang hal itu, kakinya tetap membawanya melangkah menuju lift dan menekan nomor lantai apartemen Andrew.

•••

Setelah sempat ragu, Kianna akhirnya menekan bel itu. Baiklah, mari lihat apa yang akan dikatakan Andrew tentang Brian. Beberapa detik menunggu, pintu coklat bertuliskan angka 422 di depan akhirnya terbuka.

"Wow! Angin apa yang telah membawa seorang malaikat turun ke kediaman seorang Andrew Swan seperti ini?"

Kianna menatap Andrew yang keluar dari pintu itu dengan datar. Sahabat Brian yang telah beberapa kali menjadi partner photoshoot-nya itu terlihat seperti pria metroseksual kebanyakan. Mukanya sembab seperti bangun tidur, tapi masih tetap menawan.

Dia bertelanjang dada, memperlihatkan otot kokoh di perut dan bisepnya, hanya mengenakan celana boxer yang tidak bisa menyamarkan bukti kegagahannya di balik kain tipis itu. Dan yang paling penting, dia terbangun dengan wanita di atas ranjang, wanita yang tidak sengaja Kianna dengar suaranya.

Kianna memang dari awal tidak berekspektasi kalau Andrew adalah pria 'baik-baik' dengan penampilan seperti itu.

Kianna sedikit berdehem. "Ada hal yang ingin kutanyakan padamu soal Brian. Apa aku boleh masuk?"

"Tentu!" Andrew tersenyum, mempersilahkan Kianna masuk ke dalam apartemennya.

Kianna hampir menganga, lagi-lagi dia tidak memiliki ekspektasi apa pun tentang Andrew. Melihat ada dua orang yang wanita hanya mengenakan pakaian dalam di rumahnya, membuat Kianna cukup terkejut. Dia tidak menyangka kalau Andrew seliar itu.

Wanita-wanita itu sempat melihat Kianna dengan tatapan tidak suka, sebelum Andrew mengonfirmasi kedatangan Kianna di sini, lalu dengan santai memberikan kecupan cepat pada wanita berambut hitam keturunan asia, kemudian berjalan memasuki kamarnya.

Wanita berwarna kulit tanned yang baru mengenakan bajunya mendekati Kianna, memberinya jabatan tangan dan senyum lebar.

"Hai, pacarnya Brian, kenalkan aku Tiffany! Senang bertemu denganmu!" Kianna sedikit kesiap dia mengenalnya.

Kianna tersenyum kecil, "Hai, terima kasih."

Wanita berwajah asia itu merangkul wanita berkulit tanned itu dan ikut menatap Kianna.

"Hi. Aku Ladyra Wu. Aku iri sekali melihatmu bersanding dengan Brian. Dia terlalu menakjubkan."

Kianna mengangguk setuju, kedua wanita itu akan bicara lagi saat Andew sudah datang dengan baju dan celana yang cukup normal.

"Ok girls, cukup salam sapanya! Aku dan Kianna harus membicarakan suatu hal penting dulu." Wanita-wanita Andrew itu mendesah kesal, tapi menurut dan beranjak masuk ke dalam dapur lagi meninggalkan Kianna dan Andrew di ruang tamu.

"Jadi, Kianna? Apa yang ingin kau tanyakan tentang Brian?"

•••

Mobil Kianna melaju begitu cepat di tengah kepadatan New York. Masih terngiang-ngiang di kepalanya apa yang telah dikatakan oleh Andrew.

"Brian tengah mengorbankan dirinya untuk melindungimu, kau tahu? Ayah Brian sama sekali tidak menyukaimu, lebih dari kelihatannya. Brian berkata padaku bahwa Ayahnya telah mengincarmu sejak lama dan ingin memanfaatkanmu seperti Ibunya dulu, menjualmu pada para koleganya untuk saham-saham mereka yang ada di UK. Kupikir masuk akal jika Ayahnya membuat fakta seolah-olah Brian telah menghamili wanita lain.

"Menyerahlah Kianna hubungan kalian benar-benar tidak akan berhasil. Brian telah berkorban terlalu banyak untukmu dan kurasa kau cukup egois jika ingin memaksa Brian untuk terus mengejarmu."

Hal itu cukup mengejutkannya. Dia tidak menyangka apa yang selama ini diperbuatnya telah menjadi serunyam ini. Jadi, apakah ini arti dari salam perpisahan yang dikatakan Brian waktu itu?

Dia ingin mengorbankan dirinya untuk Kianna. Wanita egois yang bahkan tidak memberikan Brian kesempatan untuk memberikan penjelasan.

Andrew benar. Dia adalah seorang yang egois.

Mobil Kianna terhenti di depan apartemen mewah yang merupakan salah satu kediaman Brian. Kianna harus menemui Brian, apa pun risikonya. Dia akan menemui pria itu untuk terakhir kali dan berkata bahwa dia tidak akan mendekatinya lagi sepanjang hidupnya. Jadi, dia tidak perlu untuk terus berkorban dan menjadi budak Abraham demi melindungi Kianna.

Kianna terhenti di depan pintu yang beberapa bulan lalu sembat menjadi tempat tinggalnya. Ada empat orang penjaga yang berdiri di sana. Mereka melihat Kianna dan sedikit menunduk sopan saat dia mendekat.

Suara hak sepatu Kianna terdengar, seiring langkahnya di atas lantai marmer apartemen itu. Dia mengabaikan empat penjaga tadi, memasukan kode keamanan pintu apartemen Brian dan benar-benar tidak menyangka bahwa kode yang dia gunakan masih sama seperti dulu ketika Kianna masih tinggal di sini.

Kode itu tanggal mereka pertama kali menghabiskan waktu bersama.

Kianna tidak bisa membohongi dirinya sendiri lebih lama. Dia merindukan pria itu dia juga menyadari bahwa Pria itu juga merindukannya sama banyaknyanya. Kianna bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang telah membuat Brian jatuh cinta padanya? Dia tidak semenakjubkan itu untuk membuat seorang ahli waris keluarga Wright bertekuk lutut padanya.

Setelah memasuki apartemen Brian, Kianna melangkah menuju kamar. Aroma musk Brian tercium dan membuat Kianna gemetaran. Aroma ini benar-benar mengingatkan Kianna pada Brian yang begitu dirindukannya.

Kianna tidak berani berekspektasi dia akan menemukan Brian di apartemen ini. Dia hanya berencana untuk membuat surat perpisahan dan menghilang dari hadapan Brian. Namun, begitu suara pintu masuk terdengar, Kianna nyaris akan tenggelam pada semua ini.

Kianna buru-buru keluar dari kamar ingin menemui Brian. Senyuman kerinduannya masih tersungging lebar, saat kedatangan orang di apatremen itu, tiba-tiba membuatnya terhenti.

Kianna memandang orang di depannya dengan gemetar.

"A—Abraham?"

•••
Enjoy!

Follow me on!
Instagram : @nambyull

x o x o
nambyull

YS [2] // ANIMALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang