Sang pemilik mata kelam yang mengenakan jubah berdasar hitam dengan motif awan merah itu sedang terduduk dengan gagahnya di kursi singgasananya yang berada jauh didalam hutan, di suatu tempat lama yang sirat akan kenangan. Sebuah tempat yang sering digunakan untuk acara perkumpulan rahasia klan-nya berpuluh tahun yang lalu.
Ya, dia satu-satunya anggota Akatsuki yang diberi kebebasan untuk memilih tempat berdiam diri. Semua anggota Akatsuki juga tahu tentang rahasia umum pria yang rambutnya di ikat longgar itu. Dia masih dengan sabar memantau dan mengawasi adik kecilnya yang kini telah beranjak dewasa dan menjadi Nukenin tingkat S seperti dirinya.
Pengguna jurus tsukoyomi sekaligus pemilik ciri khas gagak sebagai teknik genjutsu nya itu terlihat sedang sedikit gelisah. Seperti ada perasaan takut yang membuatnya tidak tenang, yang kini menyeruak dengan indahnya di lubuk nurani nya.
Dengan kemampuan cincinnya, roh dari dirinya pergi ke tempat perkumpulan anggota Akatsuki, untuk menemui seseorang yang ingin dia cari."Ah disana kau rupanya, Kisame-san." Tegur nya datar namun sirat akan keramahan terpendam.
"Oi Itachi-san, ada perlu apa?" Jawab rekan sepergaulannya yang sebenarnya temannya menjalankan misi di Akatsuki.
"Tidak, hanya ingin mengajakmu mengobrol."
"Aku bosan.""Oh baiklah, ayo kita cari tempat lain." Ajak pria pemilik warna kulit biru nyentrik itu.
.
.
."Kisame, apa yang kau lakukan jika kau mencurigai seseorang?"
"Mungkin aku akan memata-matainya(?)"
"Hhh..." Dengus si sulung Uchiha.
"Kau bisa bercerita apapun kepadaku, dan aku jamin aku akan tetap tutup mulut."
"Baiklah.. Aku belakangan ini sering sekali mendapat halusinasi sekelebat bayangan wanita bersurai merah menyala.."
"Mungkin itu jodohmu, Itachi-san?"
"APA??! Tidak mungkin Kisame, Tuhan sudah menulis garis takdirku hanya untuk Uchiha Izumi seorang." Jelas Itachi tidak terima.
"Oww, rupanya Uchiha sulung yang terkenal pendiam dan dingin ini sudah memiliki kekasih ya?" Ledek Kisame sembari mencolek-colek manja lawan bicaranya. Sementara Itachi yang merasakan sebuah pelecehan pun memelototi teman ikannya itu dengan ganas menggunakan mangekyou sharingan nya.
"Ampun, Itachi-san. Bisa kau lanjut sekarang?"
"Hn. Jadi aku merasakan firasat buruk setiap memikirkan gadis itu. Apa kau tahu itu pertanda apa?"
"Aku tidak tahu apa-apa, tapi kusarankan jagalah dirimu dan adikmu." Jawab Kisame sembari memandang langit.
"Dan jangan lupa, mata-matai saja terus adikmu itu.""Dia selalu berada dalam pengawasanku tanpa sepengetahuanmu."
"Lalu apa kau tahu siapa saja anggota tim yang baru dibentuknya?"
"Tidak."
"Kurasa kau harus mengetahuinya."
"Hn, kau benar."
'Aku harus tahu siapa gadis itu.' Batin Itachi.
-oOo-
"Hei Sakura!"
"Oh hai, Ino-pig!"
"Oh Tuhan tolong jangan mulai lagi, aku sudah menyapamu dengan baik tadi." Rajuk gadis Yamanaka yang menyambutnya di gerbang besar sebelum memasuki wilayah Konoha.
"Hehe, Gomen, Ino-chan."
"Huh baiklah.. Apa kau baru pulang dari misi?" Tanya Ino antusias.
"Menurutmu? Dasar, basa-basi mu itu jelek sekali, ya kan Sai?" Ucap Sakura merendahkan sembari mengajak Sai berbicara untuk meminta dukungan.
YOU ARE READING
The Pain of Sadness (Sasusaku)
Fanfiction"Seharusnya dari awal aku sadar diri, bahwa cintamu takkan pernah untukku. Namun biarkanlah aku tetap berfantasi seolah kau milikku, setidaknya hal itulah satu-satunya cahaya kebahagiaanku." -Haruno Sakura (Sasusaku)