TAP
TAP
TAPKu langkahkan kakiku perlahan memasuki lorong sekolah, mengarahkan pandanganku ke setiap sudut, kalau-kalau ada yang akan memergoki ku karena telat masuk kelas.
Yah salahkan sendiri sensei yang menjadi wali kelas kami itu. Kemarin ia mengatakan bahwa untuk sementara waktu kami mendapat kelas bebas karena ia sibuk.
Jadi ku anggap saja hari ini masih kelas bebas. Tetapi ketika aku memasuki wilayah akademi, taman yang biasanya terlihat ramai kini sepi dan sunyi. Menimbulkan sisi refleks dari otak ku berfikir horror,"sial jangan bilang kelas sudah benar-benar dimulai?" Umpatku di awal dan lalu mempercepat langkahku.Ketika aku hampir sampai di depan kelas, aku merasakan ada seseorang yang sedang berjalan di belakangku. Karena aku tak ingin menoleh, maka cepat-cepat aku menyentuh gagang pintu. Namun sayangnya aku gagal, seseorang itu telah menahan lenganku.
"Kau telat, Haruno kecil." Ujarnya ramah.
"Iruka-sensei.. Gomen ku kira masih kelas bebas." Ucapku sembari tertunduk.
"Sudah tidak apa, aku juga telat. Ayo kita masuk bersama." Jawabnya dan lalu menggandengku. Lebih tepatnya menarikku untuk bergegas. Dan ketika aku masuk kelas...
"Wah gadis aneh datang bersama sensei!" Ujar seorang perempuan.
"Jangan-jangan kau anaknya?" Tanya seseorang yang duduk disamping perempuan tadi.
"Hei gadis aneh, selamat bertemu lagi." Sapa seseorang yang suaranya sudah tak asing. Ketika aku mengadahkan kepalaku..
"Kuso, kau lagi." Umpatku pelan melihat Ino sedang menatapku 'kurang senang.'
"Sudah jangan ribut. Nah Sakura.. Karena kau telat, hukumannya adalah aku yang akan menentukan kau duduk dimana.." Ujar Iruka. Seisi ruangan hening, menunggu keputusan dari wali kelas mereka.
"Ah kau sebaiknya disana, disamping Uchiha Sasuke." Iruka menentukan. Kembali seisi ruangan itu berekspresi sama, melongo.
"Eeeh?" Jawabku bingung karena sedari tadi aku melamun. Walaupun sebenarnya batinku histeris,'Ah hal seperti itu tidak layak disebut hukuman, melainkan suatu hadiah! Oh Kamisama terimakasih.'
Lalu ku edarkan pandanganku ke seisi kelas. 'Mengapa tidak ada yang duduk bersama lelaki itu selain pria jabrik kuning aneh itu? Bukankah para gadis menggilainya?' Akupun berfikir sejenak..
'Ah aku ingat, kemarin kan dia mengancam gadis-gadis itu dengan akting dan tipuannya.'Sementara yang merasa namanya disebut pun kaget, karena ia sedang sangat malas dan mengantuk. Sontak mata hitamnya terbuka penuh dan menatap ke sumber suara. 'Iruka Sensei.' Batinnya.
"Ayo cepat duduk!" Perintah Iruka.
"Dan kau duduk ditengah Sakura, untuk mengantisipasi kalau-kalau mereka berdua akan ribut lagi.""Ha'i."
Kumantapkan langkahku menuju kearah bangku pilihan Iruka Sensei. Ku lihat semua mata memandang ngeri. Apalagi para gadis gila itu. Sempat ku dengar mereka berbisik..
"Jadi gadis aneh harus duduk dengan pangeran kita? Oh kita tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi atau kita akan benar-benar dibakar oleh Sasuke-kun."
"Ya kau benar." Jawab teman sebangkunya.
Sementara aku yang mendengar sekilas pun asik menggeleng heran.
'Memangnya kalian tahu dari mana bahwa dia akan selalu membelaku? Ada-ada saja.' Batinku kesal. Ya, aku mengingat ucapan pria itu kemarin, bahwa dia hanya mengambil keuntungan dari pembelaan itu. Lihat saja, kini tidak seorangpun gadis berani mendekatinya. Oh astaga ternyata pria Uchiha memang licik.
STAI LEGGENDO
The Pain of Sadness (Sasusaku)
Fanfiction"Seharusnya dari awal aku sadar diri, bahwa cintamu takkan pernah untukku. Namun biarkanlah aku tetap berfantasi seolah kau milikku, setidaknya hal itulah satu-satunya cahaya kebahagiaanku." -Haruno Sakura (Sasusaku)