chapter 8

557 38 0
                                    

Pagi hari di Universitas Recon, Eren dkk dengan Annie, Christa, Sasha sedang berunding di kantin sebelum Mikasa datang.

"Ren, lu harus nembak Mikasa secepatnya. Keburu dia diambil orang." Ujar Reiner.

"Rei, gue belum siap sama sekali.." Eren membantah.

"Ya udah, kita kasih waktu maksimal besok pagi. Kalo lu kagak mau.. terpaksa, kita gak bantuin lu lagi. Terserah si Mikasa udah diambil orang." Ancam Annie.

"Ya udah, gue usahain...." ucap Eren.

~skip time~

Saat waktu istirahat, Eren sedang bermain iPhone 6S plus nya, Mikasa pun datang dengan raut wajah sedih.

"Anu... Eren, bisa ikut denganku sebentar?" Tanya Mikasa.

"Sure, whatever." Eren lalu berdiri dan menggenggam tangan Mikasa.

Mikasa mengajaknya ke taman universitas yang agak sedikit sepi. Palingan hanya dua puluh sampai dua puluh lima orang. Dan mereka memilih tempat duduk di dekat kolam koi yang cukup sepi.

"Ada yang ingin kubicarakan ke kamu." Mikasa lalu mengeluarkan iPhone 6S plus rose gold nya.

"Boleh kita bertukar nomor telepon?" Tanya Mikasa sambil memberikan handphone nya ke Eren.

"Ah.. iya." Eren dengan malu malu memberikannya juga, lalu mereka menuliskan nomor masing masing. Dan mengembalikan handphone mereka ke pemiliknya.

"Kamu kenapa sih? Sedih banget.." Eren menyibakkan rambut Mikasa yang menutupi sebagian wajahnya. "Kenapa? Cerita saja."

"Kak Levi menyuruhku untuk kuliah di Amerika, dia udah daftarin aku di salah satu universitas di sana." Jawab Mikasa.

Eren shock, ia saja baru mengalami kejadian menyenangkan bersama Mikasa, dan ia akan pindah jauh. Oh tidak!

"Ka..kapan?" Tanya Eren.

"Besok pagi jam sembilan kurang seperempat, pesawat landas jam sepuluh lewat dua puluh." Mikasa sedih.

Eren menatap Mikasa datar. Ia tak tahu harus berbuat apa. Yang ia bisa hanya berharap Mikasa cepat pulang atau bertemu lagi suatu saat.

"Yang lain sudah dikasih tau?" Tanya Eren.

"Semuanya sudah." Jawab Mikasa.

"Nanti ada waktu sampe jam sembilan malam?" Tanya Eren.

"Aku tanya kak Levi dulu. Ketemu jam berapa?" Tanya Mikasa.

"Sore jam tiga."

"Ya, aku usahain. Ketemu dimana?" Tanya Mikasa.

"Di taman Dauper park." Jawab Eren singkat. "Selamat bertemu nanti." Eren langsung meninggalkannya.

Ia lalu pergi ke danau kecil buatan berisi ikan koi, mas, dan lain lain. Ia lalu terisak.

"Mikasa... tega kamu." Eren terisak sambil memegangi kepalanya. Ia tak kuat menahan rasa sedihnya.

~skip time~

"Dimana Mikasa ya??" Eren melihat jam tangan Apple Watch nya. Ia memakai kaus Tshirt berwarna hitam dengan jaket biru, jeans hitam, dan sepatu sneakers hitam. Ia juga memakai syal merah.

Flashback

"Mikasa dikasih apaan ya?" Eren bingung memilih kado perpisahan untuk Mikasa. Antara gelang, jacket, atau kaus couple. Lalu ia melihat muffler merah yang ibunya buatkan untuknya.

"Ya, ini akan kuberikan pada Mikasa." Eren menyambar muffler itu lalu tancap gas ke Taman Dauper park.

Flashback end.

"Eren!" Mikasa datang dengan memakai sweater model crop tee biru dengan rok merah kotak kotak seperti seragam dengan jegging hitam plus sepatu sneakers bermerek Levi's. Ia datang dengan membawa jacket biru di tangannya.

"Ini, kamu kukasih jaket kembaran kayak punya aku. Tapi punyaku warna merah." Mikasa menyerahkan jaketnya. Ya, hari ini memang hari pergantian musim. Dari musim gugur ke dingin. Dan pas saja, salju turun menghujani mereka yang tengah bersedih (so sweet..).

"Terimakasih. Ini untukmu juga." Eren lalu memakai kan muffler merah itu ke Mikasa. Mikasa hanya meraba nya dan berkata 'hangat'.

"Oke, kita naik apa?" Tanya Eren.

"Roller coaster." Jawab Mikasa tersenyum.

"Baiklah, ayo!" Eren lalu menarik tangan Mikasa.

Hello And ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang