Mereka lalu langsung pergi ke arah deprtement store. Mereka lalu membeli baju untuk kado Isabel. Setelah itu mereka naik ke lantai dua dan berkeliling.
"Ren, ke toko kue itu yuk!" Ajak Mikasa.
"Tapi Mik, ini kan toko kue terbaik di kota. Harganya pasti mahal.." cegah Eren.
"Ini punya kakak iparku, ayo masuk!" Mikasa langsung menggandeng Eren yang menggendong Isabel yang sedang mengemut lolipop.
"Selamat malam nona Ackerman." Sapa seorang penjaga. Mikasa hanya tersenyum ke arahnya.
"Aku mau roti cokelat, keju, dan croissant. Mm.. dan aku mau kue red velvet kecil itu." Tunjuk Mikasa.
Penjaga itu lalu langsung mengambil pesanan Mikasa.
"Kue nya dipisah kotaknya." Perintah Mikasa. Penjaga itu langsung melakukan apa yang dikatakan Mikasa.
"Ini." Mikasa lalu menunjukan tanda keluarga Ackerman di lengan kanannya. Lalu ia mengeluarkan kartu keluarga Ackerman.
"Ini pesanan anda nona. Terimakasih." Penjaga toko itu tersenyum ke Mikasa. Mikasa hanya mengambil roti itu dan tidak membayarnya. Lalu mereka keluar.
"Hei, kok tidak bayar?" Tanya Eren.
"Oh, khusus anggota keluarga Ackerman, tidak dipungut biaya. Nanti kalo kita menikah, kamu juga dapat tanda ini meskipun aku ganti marga." Mikasa lalu menunjukan tanda keluarga Ackerman. Gambarnya hanya huruf A,C,K, dan gambar unicorn yang dilintasi dua pedang yang menyilang dengan diatasnya ada flower crown.
"Maksudnya?" Tanya Eren.
"Kami punya lambang rahasia. Itu buat bukti kuat kalau kita keluarga ras Ackerman. Banyak orang yang mengaku mereka keluarga Ackerman. Kalo Isabel dan kak Farlan hanya dikasih lambang flower crown karena mereka keluarga yang dekat dengan Ackerman." Jelas Mikasa
"Kenapa satunya rahasia?" Tanya Eren.
"Banyak orang yang memanfaatkan ras Ackerman. Sepuluh tahun yang lalu, ada lima orang keluarga Ackerman yang dibunuh. Mereka mengaku keluarga asli. Makanya di buat tanda rahasia. Lambang ini semua orang juga tahu. Tapi satunya rahasia." Jelas Mikasa.
"Kalau teman gimana?" Tanya Eren.
"Kalau kamu palingan dikasih lambang unicorn tadi. Kalau saudara bukan sedarah pedang. Kalau sahabat atau teman kayak Miss Hanji, Isabel, kak Farlan dapet flower crown." Terang Mikasa. Eren hanya ber oh ria.
"Ke toko buku yuk!" Ajak Eren.
"Mau beli apaan?" Tanya Mikasa.
"Buku sastra, novel, manga, sama alat lukis." Tukas Eren sambil menaiki elevator.
Mereka lalu membeli apa yang Eren ingin beli dan membayarnya. Lalu mereka berkeliling mall sampai jam setengah sembilan.
"Mik, ayo pulang. Udah mau malem." Ajak Eren. Mikasa hanya menganggukan kepala.
Mereka lalu ke arah basement tempat Eren memarkir mobil. Lalu mereka melihat Isabel sudah tertidur pulas di gendongan Eren.
"Ah, dia kecapekan kayaknya.." Eren mengelus kepala Isabel.
"Mikasa kamu bisa nggantiin aku nyetir? Aku gak tega kalo Isabel bangun." Bujuk Eren.
"Ya udah, mana kunci nya?" Tanya Mikasa. Eren lalu mengambil kunci di tas pinggangnya dan memberikan pada Mikasa. Mikasa dan Eren lalu masuk mobil dan keluar dari mall.
Skip time
Sepuluh menit kemudian mereka sudah ada si jalan tol. Isabel masih tertidur lelap. Mereka terkena macet parah. Selama lima menit mereka masih ada di jalan yang sama. Baru sepuluh menit kemudian mereka sudah hampir ada di depan komplek perumahan elit milik negara.
"Mik, ini Isabel. Jangan dibangunin ya. Oh ya ini belanjaanya." Eren membantu Mikasa mengeluarkan barang belanjaan.
"Arigatou Ren. Besok mau nganter aku ke bandara?" Tanya Mikasa.
"Of course aku nganter. Aku mau liat kamu terakhir sebelum kamu ke Amerika." Eren tersenyum.
"Ya udah bye..." Mikasa lalu melambaikan tangan sampai masuk ke mansionnya.
Skip time
Eren kembali terjebak macet. Namun ia malah tersenyum.
"Mik, moga moga bener kata kamu kalo kita nikah." Eren tersenyum.
Besoknya.....
Eren dan Mikasa sudah berada di bandara internasional Dauper. Mereka sedang menunggu pesawat yang ditumpangi Mikasa mau berangkat.
"Dimohon kepada penumpang pesawat -piip- dengan nomor penerbangan xxxxx akan terbang. Silahkan masuk ke pesawat anda."
"Mik, udah waktunya." Eren lalu memanggil Mikasa.
"Eren!" Mikasa lalu memeluk Eren dan menangis.
"Eh, kok nangis?" Eren kaget.
"Aku sedih kalo kita pisah." Jawab Mikasa terisak.
"Ayo, kamu gak boleh nangis. Ini demi kamu juga kok." Eren lalu memeluk Mikasa erat.
Mikasa lalu melepaskan pelukannya. Lalu ia menatap Eren sendu.
"Selamat jalan. Jangan nangis, jangan lupain aku. Email aku ya, aku udah nyantumin email aku di kontak." Eren menghapus air mata Mikasa.
Mikasa lalu tersenyum dan berjalan ke arah pengecekan bagasi. Eren segera berlari ke arah balkon yang disediakan untuk pengantar. Ia lalu melihat Mikasa yang sedang berada di tangga pesawat.
"Mikasa!! Jaga diri baik baik!! Daisuki!!" Eren berteriak kencang.
"Daisuki Eren!!" Balas Mikasa. Lalu Mikasa sempat melambaikan tangan Mikasa sebelum masuk ke arah pesawat. Eren hanya menatap Mikasa sekaligus pesawat yang ditumpanginya.
Pesawat yang dinaiki Mikasa pun lepas landas. Eren hanya bisa melambaikan tangannya. Lalu ia tersenyum sambil menangis kecil.
"Bye... semoga kita ketemu lagi. Cepet pulang ya.." Eren menatapi pesawat Mikasa yang masih terlihat blankly. Lalu ia turun dan pergi meninggalkan bandara. Di perjalanan ia memutar lagu yang disukai Mikasa, yaitu 'Utsukushiki Zankokuna Sekai'. Ia lalu tersenyum.
"Oke. Hari ini harus bisa tanpa Mikasa. Aku harus setingkat dengan Mikasa juga." Eren lalu memutar ke arah rumahnya. "Setelah kamu pulang, aku janji aku ngelamar kamu."
Tamat

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello And Bye
FanfictionKamu berusaha dekat dengannya, kamu menyukainya dan akhirnya kamu menembaknya. Tapi apa reaksimu ketika orang yang baru kau tembak akan pergi. Maaf ya.. ini fanfic pertama. Kalo jelek jangan marah. Yo! Mulai baca aja deh ************