0.4

172 18 7
                                    

The way I feel for you, is unlike any other thing I've ever felt before

- Crazy, Andrew Garcia -

Udara sore hari yang sejuk mampu menghangatkan dan mendamaikan hati siapapun. Termasuk lelaki dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya.

Dia menghirup kepulan udara dari secangkir teh buatannya sendiri. Kakinya berselonjor si atas rumput hijau yang halus. Di belakang rumah Vio---yang sekarang menjadi rumahnya juga---memang tersedia taman kecil yang biasanya dipakai keluarga Vio dulu untuk berpiknik, kira-kira seperti itu cerita yang Veno ceritakan padanya sebulan yang lalu.

Sekarang, taman ini Gio manfaatkan sebagai tempat menyegarkan pikiran dan melepaskan semua beban dalam hidupnya. Ia merasa tenang jika sudah menduduki rerumputan hijau yang halus ini. Apalagi, ditambah dengan minuman favoritnya, teh melati.

Gio sedang membaca satu persatu email dari temannya beberapa bulan lalu. Gio memang sudah jarang sekali mengecek email-nya. Lebih tepatnya saat Gio lost contact dengan dia. Gio jadi malas membuka email-nya karena ia takut kalau saja ada kiriman email lagi darinya.

Saat sedang asyik membaca email dari Elang---teman SMP-nya---ia tak sengaja melihat nama itu di email yang dikirim Elang.

From: Elang Anggara

Kenapa lo ga bales email gue bulan lalu, Yo? Lo lagi ada masalah? Atau lo udah lupa sama gue?

Kayaknya pertanyaan yang terakhir ga mungkin banget ya. Setau gue lo itu orangnya setia banget. Apalagi sama temen.

Ada yang mau gue ceritain sama lo. Tentang Allin. Lo tau kan, kalo Allin sama Alvin pacaran? Ternyata itu semua bohong. Gue sempet denger omongan mereka waktu mereka lagi berdua di gudang sekolah. Dan alasan mereka bohong itu karena lo. Gue gatau pasti apa penyebabnya, tapi lo bisa percaya sama kata-kata gue. Bulan ini kayaknya mereka bakal pindah ke Jakarta, dan kemungkinan besar mereka bakal satu sekolah sama lo. Gue gatau kenapa mereka tiba-tiba pindah gitu aja. Gue harap lo bisa jaga diri lo, jangan pernah kemakan sama omongan mereka. Terutama Allin, karena dia udah berubah banget sejak lo pindah. Maaf gue ga bisa bantu lo.

Terserah lo mau bales email gue atau engga. Yang penting gue udah nyampein ini semua ke lo. Gue harap lo baca email gue.

Love,

Elang Anggara

Nama itu.

Allin.

Sudah dua tahun Gio tidak pernah mendengar nama itu lagi. Kini, nama itu muncul di salah satu pesan email temannya.

Kenangan itu kembali muncul di benaknya yang dulu sempat menghapus kenangan-kenangan itu. Waktu mereka tertawa bersama. Bercanda bersama. Saling membagi suka dan duka. Saat mereka bertengkar. Saling melontarkan pendapat masing-masing. Lalu masalah pun datang. Memisahkan mereka berdua.

Kenapa harus sekarang?

Kenapa kenangan itu kembali muncul lagi? Di saat dia sudah menemukan kebahagiaan baru. Setelah ia berhasil melupakannya. Kini, usahanya terlihat begitu sia-sia. Usaha yang telah ia pertahankan selama dua tahun ini.

Gio tersentak ketika seseorang menepuk bahunya. Ia menoleh, mendapati sesosok gadis dengan rambut coklat yang ia ikat kuda. Memperlihatkan kemanisan pada wajahnya. Tunggu, kenapa Gio malah memperhatikan wajah gadis itu?

"Bengong mulu, lo. Ati-ati kesurupan nanti," Vio menyodorkan semangkuk kentang goreng yang masih panas pada Gio.

"Yakali, sore-sore begini," kata Gio sambil menerima mangkuk tersebut.

GivioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang