0.2

211 25 8
                                    

Every time I heard he broke your heart, can I just fix you girl, show you a different world

- Shadow, Austin Mahone -

Vio: Gue hari ini pulang sendiri

Gio mengernyitkan dahi ketika Vio mengirimnya pesan. Baru kali ini Vio ingin pulang sendiri. Biasanya, kalau ada kerja kelompok, Vio akan meminta Gio untuk mengantarnya.

Gio: Kenapa? Kalo ada kerja kelompok gue anter aja

Rafa, Evan, dan Bimo daritadi memanggil nama Gio, tapi yang dipanggil sama sekali tidak menjawab atau menyahut. Entah karena tiba-tiba tuli atau memang sengaja mengabaikan mereka. Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk meneruskan permainan di ponsel Evan.

Gio masih setia menunggu balasan dari Vio.

Tak lama setelah itu, Vio membalas pesan dari Gio.

Vio: Gue mau ke toko buku bentar. Lagi ngidam novel nih

Sudah sebulan ini Vio mulai menyukai novel. Khususnya novel remaja masa kini. Contohnya: A, Dilan, Raja dan Ratu, Paper Town, The Fault In Our Star, Annoying Boy, Dear Nathan, dll.

Gio: Yaudah, gue temenin ya?

Vio: Ga, gausah. Gue sendiri aja, nanti lo bosen lagi

Gio: Yaudah. Tapi inget ya, jangan pulang malem, liat harga bukunya dulu sebelum bayar, doa sebelum bayar buku, ngeliat kanan-kiri dulu kalo mau pulang, dan selalu inget nama gue kalo ada orang yang mencurigakan

Balas Gio panjang lebar. Kebiasaan. Terlalu lebay dan berlebihan.

Vio memutar bola matanya, bosan. Memangnya dia masih kecil, apa?

Vio: GIO!

Vio: Gue udah besar. Dan yang bener itu inget nama Tuhan, bukan lo! Gimana sih

Gio terkekeh pelan melihat balasan Vio. Tanpa sadar, Rafa, Evan, dan Bimo daritadi melihat tingkah laku Gio yang menurut mereka aneh. Dengan tampang jahil, mereka berniat untuk mengagetkan Gio. Tapi, usaha mereka sia-sia, karena Gio sudah tahu apa yang akan mereka lakukan padanya.

"Gausah ngejahilin gue bisa?" ujarnya seraya menyembunyikan ponselnya ke dalam laci meja.

"Ah, ga seru lo, Yo." Wajah mereka tampak kecewa saat rencana menjahili Gio gagal.

Gio hanya terkekeh geli melihat reaksi teman-temannya.

***

Sore ini, setelah pulang sekolah, Vio berencana akan membeli sebuah novel remaja di toko buku yang biasa Gio menurunkannya disana saat berangkat sekolah.

Setelah pamit kepada Sania dan Risha, Vio langsung berjalan dengan earphone yang terpasang di telinganya. Ia mendengarkan lagu favoritnya, If I Were A Boy dari Beyonce. Lagu itu seakan-akan menggambarkan isi hatinya saat ini. Bagaimana perasaannya saat ini.

Saat berjalan di trotoar, Vio bersenandung kecil, "if I were a boy, I think I could understand, how it feels to love a girl, I swear I'd be a better man..."

Vio membuka pintu toko buku tersebut, akibatnya menghasilkan bunyi lonceng yang nyaring. "Selamat sore, mba," sapa penjaga toko ramah. Vio menganggukkan kepala dan tersenyum ramah kepada si penjaga toko.

Dia berjalan menuju lorong demi lorong, mencari novel yang menurutnya bagus. Vio membaca satu persatu novel yang menurutnya menarik. Sudah sekitar sepuluh novel yang ia baca sinopsisnya, tapi tidak ada satupun novel yang menarik untuknya.

GivioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang