25. Harapan Baru

13.2K 1.2K 109
                                    

Saya dedikasikan kepada partner saya Om ChristianJCB

Vote, komen selalu kami tunggu.

Scene yang ada di sini berdasarkan imajinasi ngawur saya, plis kalo ada yang salah, tolong koreksi saya. Terima kasih

WARNING!!! SATU BAB BERISI KEABSURDAN, KEANEHAN, KEKHAYALAN!!!!

selamat menikmati

Salam kami

Malagoar & ChristianJCB

Love you. Muah :*

.

.

.

.

.




Seminggu setelah berita penahanan tersebut, dan dijaga beberapa polisi di depan bangsal rumah sakit, Theo yang keadaannya membaik akhirnya dibawa ke penjara. Arial dan beberapa teman sekosnya terlihat mendampingi Theo keluar dari kamar rumah sakit. Melihat bagaimana borgol itu mengerangkeng pergelangan tangan Theo, Arial geram. Murka. Ia memecahkan beberapa gelas yang ada di atas nakas kamar tidur. Membuat beberapa polisi yang hendak menahan Theo berhenti dan berbalik menghadapinya.

"POLISI GOBLOK!" Arial gusar bukan kepalang. Matanya melotot keji. Sementara teman-teman sekosnya mengangguk mengamini pernyataan Arial. "TEMEN GUE NGEBUNUH BIADAB SATU ITU UNTUK MELINDUNGI TEMEN KAMI YANG SATUNYA, BEGO! DIA MELAKUKAN ITU UNTUK PERLINDUNGAN! KALAU DIA NGGAK MEMBUNUH ANJING SATU ITU, NYAWANYA YANG AKAN MELAYANG DAN TEMAN KAMI AKAN TEWAS!"

Polisi tersebut tampak meradang. Ia mendekati Arial dengan kening mengernyit dalam. "Saya melakukan penahanan bukan secara sembarangan! Teman Anda sudah terbukti membunuh korban bernama Haikal! Ada barang bukti! Dari hasil visum pun ditemukan bekas sidik jari teman Anda di tubuh Haikal dan belati yang ia gunakan untuk menusuk! Teman Anda sudah terbukti melakukan tindak pidana."

"TAPI ITU UNTUK MELINDUNGI ANTHONI! KALAU HAIKAL NGGAK DITEWASIN, ANTHONI BISA MATI!" Arial masih mencak-mencak nggak terima. Jelas. Walaupun selama ini ia nggak pernah akur dengan Theo, tapi melihat Theo yang masih lemah tapi harus menjalani hukuman nggak masuk akal ini, Arial murka bukan main. Ia nggak terima begitu aja! Nggak sudi.

"Di pasal 49 ayat (1) KUHP, dijelaskan mengenai perbuatan pembelaan darurat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan, atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat," Elang―teruna asal Palembang yang kuliah mengambil jurusan hukum itu mengeluarkan pendapat setelah sedari tadi bungkam bersama anak kos lainnya.

"Menurut pasal ini orang yang melakukan pembelaan darurat tidak dapat dihukum. Pasal ini mengatur alasan pembenar karena perbuatan pembelaan darurat bukan perbuatan melawan hukum," tambah Elang lagi. Berdiri di dekat Arial. "Anda nggak bisa menghukum masyarakat sipil yang sedang diancam. Kalau Theo nggak membunuh pemerkosa tersebut, Theo dan Anthoni bisa mati."

"Nah, dengar itu!" Arial antusias. Melirik Theo yang masih pucat tapi sanggup berdiri. Tangan pelajar SMA tersebut saling meremas di balik borgol. Sungguh mengenaskan.

"Sebelum korban dan saksi mata yang ada di sana menjelaskan kesaksiannya di depan hukum, saudara Theo tetap akan dijadikan tersangka! Selamat siang!"

Sudah pergi begitu aja! Theo menggeleng lemah ke arah Arial. Tersenyum kecut sebagai perpisahannya. Arial nggak terima! Meradang! Ia melihat teman-temannya.

Teach Me to Love as (Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang