7. Tercium baunya (1)

69 10 0
                                    

Playlist:
1. Dewa 19- pupus

.

.

.

Purnama kembali datang
Dengan kata yang tertahan
Ini tentang rasa yang tak mampu diucapkan
Karena jarak yang membentang
Membuatmu semakin tak tergenggam

.

.

.


Seperti janji yang sudah dibuat sebelumnya, saat sepulang sekolah Deva sudah menunggu Gerhana, Talita, dan Stella di depan pintu gerbang. Deva sengaja menjemput ketiga remaja ini untuk datang bersama ke My Hope. Dan kali ini, Deva tidak sendiri. Ia ditemani oleh dua teman kampusnya, Riza dan Nana. Mereka bertiga memang sudah memiliki pengalaman untuk mengajar anak-anak jalanan. Di beberapa kesempatan Deva dan dua temannya sering mengadakan penggalangan dana untuk berbagai kegiatan sosial.

Deva melihat ketiga remaja itu berjalan menuju mobilnya. Setelah siap, Deva mulai menjalankan mobilnya menuju My Hope.

Deva lihat sekali perubahan raut wajah Talita saat bertanya siapakah Nana dan Riza. Deva tahu betul bagaimana Talita terhadap dirinya. Deva sudah tahu semua perasaan Talita. Namun sayang, bukan Talita yang mengisi hatinya selama ini.

Makanya, Talita terlihat selalu menghindari Nana saat perjalanan maupun saat jam mengajar sudah mulai.
Sebisa mungkin Talita tidak terlibat komunikasi dengan Nana. Deva sudah lebih dulu bercerita bagaimana remaja ini menaruh rasa terhadapnya, dan Nana memaklumkan hal ini. Tapi sepertinya tidak bagi Talita, Ia terlihat enggan membangun hubungan yang baik dengan Nana. Dari lubuk hati terdalam Deva sebenarnya merasa kasihan apabila melihat Nana dan Talita dalam satu ruang yang sama. Namun, Deva tidak bisa menolak permintaan Nana dan Ia juga tidak bisa terus seolah memberi harapan terhadap Talita.

Cinta itu rumit bukan? Kalau kamu merasa belum bisa mengambil sebuah keputusan dengan bijak dan tegas, maka jangan sekali-kali bermain dengan hati. Karena hati tidak sebercanda itu untuk terus dimainkan. Kalau kamu sudah siap menahan rasa rindu dan sakit secara bersamaan, maka kamu boleh mulai bermain dengan hatimu. Tapi kalau belum bisa, jangan sesekali kamu mencoba.

Karena rasanya tidak seindah apa yang kamu bayangkan.

***

Bogor, Oktober 2018

Hembusan angin sore menerpa wajah kuning langsatnya. Anak-anak rambutnya mulai bergerak mengikuti arah angin. Mentari sudah tidak berpijar. Langit mulai menampakkan jingganya.

Sudah 10 menit dua anak manusia itu duduk saling berhadapan tanpa ada yang mulai membuka pembicaraan. Sosok laki-laki dengan seragam kebanggannya dan sosok perempuan yang masih setia dengan rambut hitam sebahu dan selendang batiknya.

"Kamu apa kabar, Gerhana?"

"Aku baik. Kamu apa kabarnya, Langit?" Sosok yang dipanggil Langit tersenyum tipis.

"Kabar saya tentu tidak baik-baik saja setelah kamu meninggalkan saya tanpa satu alasan yang jelas, Gerhana." Sosok yang dipanggil Gerhana sontak menatap kedua bola mata sosok di hadapannya yang juga tengah menatapnya.

Gerhana&Langit (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang