Impossible

6 0 0
                                    

Yang dapat merubah itu butuh proses dan mungkin butuh jagka waktu panjang. Takdir mungkin hanya mengarahkan. Tapi kita lah yang menentukan.

Aku masuk ke kelas dengan tampang sebal. Nayla yang sedang baca novel miliku tiba tiba mendongak ketika aku datang
Wajah Nayla terlihat bingung melihat ekapresiku

"Lo kenapa sih ra? Dateng-dateng cemberut aja?"

"Gua kesel banget nay. Mimpi apa gue semalem. "

"Kalem dong kalem. Kenapa sih? Sini sini duduk dulu biar reda emosinya. Terus cerita apa masalah lu" nayla coba menenangkanku yang sedari tadi tak bisa diam. Aku menurut dan ku duduk di samping nayla.

"Percaya ga sih lu? Gua di jadiin 1 kelompok sama anak Cecenguk dimas itu?" Jawab ku kesal

"Serius ra?" Tatap nayla dengan mata melotot.
"Lah? Itu disuruh pak har atau lu yang mau?"
"Ya disuruh pak har lah nay. Masa gua yang mau? Gila aja mending gua sendiri dari pada harus sekelompok ama dia"

"Hahahah... lucu banget sumpah nay lo lucu" kata nayla dengan tertawa terbahak bahak

"Ko lu malah ketawa sih? Lo seneng liat gua menderita nay?" Tanya ku makin kesal

"Ya ga gitu ra. Gua ngebayangin kalian jadi 1 tim nanti. Yaampun itu bayanginnya aja udah buat gue ketawa apalagi beneran. Lagi pula kalau lo ga mau, kenapa ga minta pindahin aja sama pak har?"

"Udah gue coba nay. Tapi pak har bilang ini keputusan udah bulat. Gue ga boleh komen-komen lagi. aduh... gue bingung jadinya gimana" reka ku kebingungan sambil menggigit bibir bawahku

"Udah ra, lu terima aja perintah pak har. Ini kan hanya sementara. Siapa tau kalo lo kerja sama dengan baik lo bisa jatuh cinta sama Dimas" canda nayla untuk menetralkan suasana. Tapi bukanya menetralkan justru membuatku makin geram

"Nay plisss. Jangan mengada ada. Impossible itu nay. Gua ama dia itu udah kaya kucing sama anjing. Jangan bikin gosip yang engga-engga plis" jawabku kesal dengan tatapan sinis ke nayla

$$$$$

Bel istirahat berbunyi. Semua anak yang berada di kelas 11 A berhamburan keluar kelas untuk jajan dan melakukan kegiatan yang lain-lain. Namun kali ini aku hanya diam di kelas dan memikirkan tentang lomba dengan judul "Submit Fotografy" yang akan diadakan tepat 5 hari lagi. Masih sangat bingung aku untuk mencari bahan yang bagus untuk dilombakan nanti.

"Nay, bengong aja? Udah ga usah mikirin masalah Dimas lagi" Sahut nayla sambil menepuk bahuku dan berhasil membuat kaget dan ide-ide yang dari tadi kususun itu pecah

"Kebiasaan lo nay, ngagetin mulu. "

"Lagian udah jam istirahat bukanya turun jajan malah masih di kelas berdiam diri aja kaya bersemedi. Mikirin apaan sih?" Tanya nayla penasaran

"Ini loh nay. Gue bingung banget untuk lomba nanti hari sabtu. Gua belum ada bahan sama sekali. Bantu gue dong" jawabku dengan tampang melas

"Belum? Bukanya waktu itu lu gue anterin ke taman untuk ambil gambar bagus disana ra?"

"Iya, tapi masalahnya gambarnya ga ada yang srek menurut gue"

"Selera lu tinggi juga ya ra. Yaudah nanti gue anterin lu lagi deh ke tempat-tempat bagus sepulang sekolah." Kata nayla mencoba membantuku

"Serius? Ahhh lu emang sahabat gue yang is the best deh" reka ku sambil memeluk nayla dari samping

"Udah-udah. Nah sekarang lo harus temenin gue dulu ke kantin"

Kami berjalan di lorong lorong sekolah yang ramai dengan siswa sedang menyantap makananya. Kami tiba di kantin. Dan tak terasa perutku sudah menderu tanda ku harus mengisinya. Siang itu kantin sangat ramai sehingga aku sulit untuk memesan makanan yang biasa ku pesan di warung budeh. Aku dan nayla pun memesan makanan yang sama.

Girl's Stay Out Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang