Chanbek - Tetangga dingin penyuka Laba-laba

6.7K 387 22
                                    

Chanbaek. Maap yaa guys kalo tema cerita kali ini bukan tentang april mop kaya cerita Hunhan di awal. Soalnya author lagi sibuk di sekolah mau ada Gelar Seni -_______-

So author iseng acak-acak file di computer, ga taunya nemu ini cerita. Awalnya cast nya Kaisoo tapi... yeah author masih "uh ah" gitu sama KaiStal. Jadi author rubah jadi Chanbaek.

Maap lagi kalo agak aneh ceritanya, ini cerita author bikin waktu SMP kelas 1 atau 2 mungkin...

Happy reading!!

.

.

.

.

.

.

.

Chanbaek Series!

.

.

.

.

.

Awal musim dingin yang menyenangkan. Ya menyenangkan, karena kau akan punya alasan untuk bangun pagi. Keluar rumah dan menyapa bola-bola lembut berwarna putih yang dingin bernama salju.

Semua orang menyukai salju, terlebih untuk anak-anak. Berbekal jaket hangat, boots musim dingin, topi rajut dan beberapa alat penghangat tubuh lainnya, mereka bisa menikmati hal menarik dari salju.

Baiklah, mungkin bisa sedikit meralat kata-kata diatas. Tak semua orang, mungkin.

Bocah kecil dengan aura dingin, sorot tajam, dengan ekspresi wajahnya yang datar. ia tak berniat bergeming, hanya sesekali menarik nafas jengah. matanya bergulir sesaat seolah mengawasi sesuatu. Tak jarang juga ekspresinya sedikit berubah-walau tak banyak- seperti menyatukan alis seolah berfikir, atau membolakan matanya walau tak kentara. Sebenarnya umur mu berapa, bocah? Kau terlihat menyebalkan seperti kakek tua -_-

Seseorang disana, seseorang dengan tingkah bodoh-sebenarnya menggemaskan¬- yang entah apa tujuannya sedang melakukan hal aneh di halaman rumah bocah tampan itu, dan ajaibnya itu berhasil mengalihkan sedikit, -kalian bisa menggaris bawahi kata sedikit- perhatian bocah datar tersebut.

Beralih ke halaman rumahnya. Sosok bocah dengan tubuh berisinya seolah tak pandang lelah berlocat dan berlari riang sambil meneriaki sesuatu, atau satu nama mungkin. Tubuhnya berbalut sweater cream cerah yang terlihat sedikit kebesaran, celana jeans ketat dan sepatu boots coklat tua yang menutupi sepertiga kaki kecilnya yang sedari bekerja seperti per yang bertugas membuat si empunya berjingkrak-jingkrak-ria. Topi kupluk merah yang di kenakannya pun tak diam saja, bola bulu pada ujung puncak topi tersebut pun ikut berlonjak dengan semangat.

Bocah berpipi bulat itu akan berlari dengan riang, berloncat dan sesekali menggerakan pinggul mungilnya, sambil terus tersenyum bahkan tertawa. Berlari, meloncat dan akhirnya terpeleset. Namun itu bukan yang pertama, karena kejadian itu sudah terus berulang sedari tadi. seperti bukan hal besar, ia akan bangkit lagi dan mulai meloncat dan berlari. Ia merasa itu hal yang mengasikkan.

"Chanyeollieee!!! Chanyeollieee!!! Baekkie cedang belmain di halaman Yolliee. Apa Yeollie tak ingin belgabung?!"

Teriakan dan kalimat yang sama yang entah sudah di ulang berapa kali. Kembali, bocah berwajah menyebalkan-tampan- itu membuang nafasnya malas.

apa kau merasa jengah? lalu mengapa masih menatap manusia imut di luar itu?

"Chanyeol sayang, apa kau benar-benar tak ingin keluar? Sedari tadi Baekhyun memanggil mu" tangan lebut mengelus surai kelamnya. Namun tetap bocah itu tak bergeming. Ia hanya seolah nyaman berdiri menyaksikan dari balik jendela kamarnya, tak perduli sang umma yang sudah berjongkok disampingnya.

SLUTETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang