Lelaki tinggi itu menunduk dalam, dengan keraguan berdiri di depan pintu kayu besar itu. Tangannya mengambang di udara, beberapa kali nyaris menyentuh bel rumah namun kembali menarik tangannya menjauh.
Ia menghela nafas kasar, untuk kesekian kalinya.
Ceklek
Tidak, itu bukan perbuatan lelaki tinggi itu. Pintu kayu itu di buka seseorang dari dalam. Membuat si tinggi menahan nafas tanpa sadar.
"Oh! Chanyeol?" Sapa yang lebih kecil, setengah terpekik karena mereka nyaris bertabrakan.
Sedangkan lelaki yang di panggil Chanyeol tadi menyengir lebar, mengusap tengkuknya canggung.
"H-hai Baek"
Mata Chanyeol berkeliaran kemana pun, dan terjatuh pada kantung sampah hitam di samping kaki Baekhyun.
"Ka-kau akan membuang sampah?"
Mata Baekhyun mengikuti arah pandang Chanyeol
"oh ya, Ibu menyuruhku. Huh, padahal aku sedang asik menonton Drama tadi"Chanyeol hanya bergumam, berusaha terlihat tenang.
Namun tidak bertahan lama...
"Apa yang kau lakukan malam begini di depan rumah ku Chanyeol? Kenapa tidak memencet bel?" Tanya Baekhyun menyamankan tubuhnya bersandar pada kusen pintu.
Oke, aku tertangkap basah...
Pria tinggi itu tanpa sadar menggerakkan matanya liar, otaknya sedang berfikir keras tentang alasan terbaik apa yang pantas di suguhkan untuk Baekhyun.
Sedangkan Baekhyun malah sibuk meneliti penampilan Chanyeol dengan kaos hitam polos, kemeja merah kotak-kotak di biarkan tak terkancing, celana jeans dengan bagian robek di lututnya... Oh dan jangan lupakan ransel besar di balik punggung namja itu.
Anak ini benar-benar...
Baekhyun mengerti.
Pandangannya pun berubah datar.
Chanyeol menyadari perubahan tatapan Baekhyun langsung ketar-ketir di tempat.
"Park Chanyeol..."
Tamat sudah!
Greb!
Chanyeol meraih tangan Baekhyun, menggenggam-mencengkramnya- seolah nyawanya berada pada tangan pria kecil itu.
"Tidak Baek. Aku berjanji ini yang terakhir untuk minggu ini. Kumohon! Aku sungguh tidak bisa paham! Kumoohhhooonn"
Jika kalian ingat seperti apa ekspresi kalian ketika Ibu menyita ponsel, laptop, dan memutus akses internet di rumah kalian, maka seperti itu lah wajah Chanyeol. Memelas seperti minta di susui.
Sedangkan Baekhyun, oh jangan tanya. Wajahnya bahkan lebih rata dari dada waria di pasar malam.
"No."
Jika menangis akan membuat mu semakin tampan, mungkin Chanyeol akan melakukan itu sekarang.
"Baek tolonglah. Aku bersumpah demi kolor Jongin yang di ganti empat hari sekali, ini adalah yang terakhir"
Kau sangat bodoh Chanyeol, jika mengira Baekhyun akan luluh hanya karna sumpah atas nama kolor Jongin.
Lelaki itu menggeleng pasti "tidak. Kemarin adalah toleransi terakhir. Aku tau kau dengan baik Chanyeol, bisa saja kau muncul dengan alasan yang sama lagi besok"
KAMU SEDANG MEMBACA
SLUTET
FanfictionSlutet yang artinya berakhir. Kumpulan cerita oneshoot or twoshoot.