Terungkap Rahasia

94 5 0
                                    

**********
Pagi ini aku rasanya ingin izin tidak sekolah karena aku merasa tidak enak badan. Tubuhku lemas, kepalaku pusing dan mataku perih. Mungkin karena semalaman aku menangis bahkan sampai saat ini pun aku ingin menangis lagi, teringat apa yang di ucapkan farid tadi malam.

Mau bagaimana lagi, ujian nasional semakin dekat, jika aku izin maka aku akan tertinggal pelajaran. Dengan malasnya aku langsung bersiap-siap dan berangkat ke sekolah dalam keadaan mataku sedang bengkak, aku malu sekali rasanya mata ini bengkak. Mungkin orang bertanya-tanya mengapa mataku seperti ini atau mungkin sudah tahu mataku bengkak akibat menangis semalaman.

Sesampainya di kelas aku melihat orang yang telah menghancurkan hatiku, aku tiba-tiba memejamkan mataku sejenak untuk sedikit menahan perih ini, setelah itu aku melangkah ke tempat duduk ku.

"Astaga, cinta kamu kenapa? Pucat sekali dan matamu bengkak, kamu sakit?" Intan sangat kaget.
"Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja intan" kataku dengan suara yang serak.
"Kamu bohong, lihat wajahmu pucat sekali, ini kenapa mata kamu bengkak? Habis nangis? Kamu sedang ada masalah ya?" Intan memberi kaca agar aku bisa melihat betapa pucatnya aku.

Apa aku harus jawab pertanyaan intan?, aku tahu intan khawatir kepadaku. Aku ingin menjawabnya tetapi di sampingku ada farid, sekarang aku jadi tidak senang duduk di bangku ini. Mungkin harus aku sembunyikan sendiri.
"Aku benar engga apa-apa, mungkin kurang tidur dan mataku sedang sakit di gigit semut semalam, kamu engga perlu khawatir gini intan" maaf aku harus bohong sama kamu.

"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja, kalau kamu sakit jangan sekolah dulu ya" dengan nada lembutnya dan mengelus bahuku.
"Iya intan bawel" sambil mencubit pipinya.
Beruntung aku mempunyai teman seperti intan yang peduli denganku.

**********

Bel berbunyi pertanda waktunya pulang, aku langsung membereskan barangku karena aku sudah tidak kuat menahan air mata ini lagi. Farid bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, mudahnya bagi farid untuk melupakan semuanya, ya sudahlah.

Ketika aku sedang menunggu angkot ada motor yang berhenti di depanku, dia orang yang sangat aku kenal yaitu andi. Mau apa dia berhenti di depanku ya?.
"cinta ayo naik" ternyata dia memanggilku, tidak pernah terbayangkan jika andi ingin berbicara lagi setelah sekian lama.
"Andi, kamu sudah tidak marah kepadaku? "
"Sudah naik saja dulu, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu" langsung saja aku menaiki motornya dan andi langsung menjalankan motornya.

Sepertinya ini bukan jalan arah rumahku, andi ingin membawaku ke mana ini, aku bahkan tidak mengenal jalan ini. Andi pun berhenti di sebuah taman.
"Cinta kamu kenapa?" tatapan matanya yang tajam menatap mataku.
"Kenapa apanya?" Dengan sedikit merunduk mengalihkan pandangannya.

"Muka kamu pucat dan matamu bengkak? farid berbuat apa?" andi langsung to the point saja.
"Aku baik-baik saja" aku tak sanggup lihat matanya.
"Jujur cinta, kamu kenapa? Jangan bohong" dengan tegas andi bertanya.
Langsung saja air mataku pecah seketika itu juga, tidak bisa lagi aku tahan dan tidak sadar aku memeluk andi.

"Cinta menangislah jika itu membuat keadaanmu lebih baik, ceritalah disaat kamu sudah bisa menceritakannya" nada suara yang lembut membuatku nyaman. Segera ku lepas pelukanku dan mengharus air mataku.
"Aku putus sama farid" sambil meneteskan air mata.
"Karena apa?" Aku ceritakan kejadian semalam kepada andi sambil menangis dan andi pun langsung menghapus air mataku.

"Cinta jangan menangis lagi untuknya, air mata kamu terlalu berharga jika hanya untuk menangisi farid. farid keterlaluan telah menyakitimu seperti ini, aku akan memberi pelajaran kepadanya. Aku tidak rela dia menyakitimu. aku melihat andi sangat marah sekali.
"Andi jangan, jangan lakukan itu pada farid" memegang tangannya untuk mencegah andi.
"dia telah keterlaluan cinta, dia menyakiti kamu, kamu yang sangat berharga untukku dan dia telah menyakiti orang yang aku sayangi" apa aku tidak salah dengar, aku sangat penting dan orang yang dia sayangi?.
"Maksud kamu aku orang yang kamu sayangi sebagai teman kamu kan?" Sambil menatapnya.

jangan bosen tunggu lanjutannya ya dan trimakasih untuk yang menyukai dan menbaca cerita ini.



Takdir Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang