masa skripsi

67 3 4
                                    

Hari ini ada jadwal kuliah pagi seperti biasa jika aku masuk pagi pastinya kereta penuh, mau bagaimana lagi yang penting aku sampai kampus. Setelah sampai stasiun tujuan, akupun turun dan selanjutnya aku menunggu angkutan umum menuju kampus.

Tiba-tiba hp ku berdering tanda telfon masuk, segera ku lihat ternyata andi dan langsung saja aku angkat.

"hallo cinta, kamu sedang dimana?" Katanya Dengan nada lembut.

"sedang di halte, kenapa ndi?" dengan nada teriak karena suasana sangat bising ramai suara kendaraan.

"aku juga sedang di halte, kamu dimana? mau bareng ngga ke kampus?" Jawabnya.

"aku di sebelah kanan dekat tangga, yaudah hayu bareng ndi" jawabku.

aku dan andi berangkat ke kampus bersama. Selepas di kampus, aku dan andi berpisah karena beda Fakultas.
Langsung saja aku menuju kelas hari ini dan ternyata dosen sudah datang besamaan dengan ku. Hampir saja telat, ucapku dalam hati.

Tidak banyak jadwal kuliah di semester akhir ini, tetapi membuatku sibuk karena harus membuat skripsi. Bersyukur skripsi yang ku buat sudah di acc, tinggal menunggu jadwal sidang saja.

Tidak mudah mengerjakan skripsi, aku harus berteman dengan para buku yang menunjang penelitianku, walau terkadang pusing rasanya kepalaku ingin pecah, tetapi aku harus semangat tinggal tahap akhir.

Cobaan demi cobaan menghampiri dan sangat menguji kesabaranku. Aku harus sabar jika skripsi ku harus di revisi. kini aku bahagia tinggal menunggu sidang, satu perjuangan lagi untuk bisa wisuda.

Tidak terasa sudah selesai dan waktunya pulang. Aku keluar dari kelas dan menuruni satu persatu anak tangga dengan santainya tiba-tiba andi mengejutkanku.

"cinta, pulang bareng yuk ! kamu sudah ngga ada jadwal kelas lagi kan?" dengan nada mengejutkan.

"memang kamu engga kerja? biasanya kalau pulang kuliah masih pagi gini kamu kerja?" tanyaku.

"engga, hari ini aku ambil cuti dari kantor, lagi pula aku sudah lama tidak bertemu orang tua kamu kan?" jawabnya.

"iya deh, iya bareng " Kataku.

Andi bekerja di kantor yang entah aku suka lupa namanya apa, yang pasti andi sekarang menjadi cowo yang mapan.

Sesampainya di rumahku andi dan orang tuaku asik sekali berbincang-bincang, sedangkan aku lebih memilih untuk mengganti pakaianku terlebih dahulu. Setelah aku keluar kamar nampaknya andi dan orang tua ku sedang serius membicarakan sesuatu yang entah apa. Ketika aku menghampiri mereka, seketika mereka terdiam dan tidak melanjutkan pembicaraannya. Aku makin heran dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang sedang di bicarakan, apa sedang membicarakan aku, entah lah aku selalu bertanya-tanya.

sudah sore, andi pun pulang, aku pun mengantarnya sampai depan pintu gerbang.

Takdir Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang