Untitled Part

15.7K 841 14
                                    

Apa?

"Aku ingin yang lain, sayang." Lalu dia menarik tanganku dengan cepat. Memaksaku untuk berdiri. Aku tak tahu jika dua kancing atas piyamanya terbuka. Apakah aku yang melakukannya?

Aku sedikit terhuyung ketika berdiri. Masih berkabut dengan ciuman panas kami.

"Apakah kau tahu, sudah berapa lama aku menunggumu?" Tanyanya sambil menjalankan ibu jari dan jari telunjuknya di bibir bawahku. Aku menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Kau lah yangaku tunggu, sayang. Aku mencintaimu sejak aku di lahirkan. Kau adalah hidup dan matiku. Jiwa ragaku, cinta abadiku. My mate" Dia mengucapkannya secara manis di telinga kananku.

Mencintaiku? Hidup dan matinya?

Ya ampun, itu begitu sulit untuk ku pikirkan di tengan gairah yang memuncak ini. Dan aku tahu ini tak wajar, bagaimna mungkin seseorang mencintaiku dalam waktu secepat ini?

Tak masuk akal.

"My mate. Kau akan segera menjadi milikku. Aku akan menandaimu, malam ini."

Owh, ayolah. Aku telah menurunkan harga diriku demi pria ini. Aku menginginkannya. Benar-benar menginginkannya.

Setiap sel dalam tubuhku menjeritkan kata, 'bercintalah denganku'.

"Kau. Milikku. Hanya. Milikku. Apakah kau mengerti, sayang?" Apapun yang di katakannya aku tidak peduli. Aku hanya menginginkannya. Bisakah ini berlangsung cepat? Aku rasa mukaku sudah semera tomat.

"Ya, aku milikmu, Alpha." Aku berbisik di telinganya. Dia menggeram tak jelas. Dan aku sudah menciumnnya dengan panas. Dia menyedot semua nafasku, aku kalah dalam ciuman yang aku buat sendiri. Dia menghentikan ciumannya.

"Angkat tanganmu, sayang." Aku menurut. Dia menarik ujung T-shirtku. Lalu menariknya melalui ujung tanganku. Membuang T-shirt itu ke sembarang arah.

Aku malu. Apakah harus sejelas ini. Aku dapat merasakan bahwa pipiku memanas. Sekarang aku hanya mengenakan bra berenda dengan warna abu-abu dan celana dalam senada.

"Moon Goodes. Kau begitu cantik. Aku mencintaimu." Dia langsung menciumku dan memaksakan aku untuk menerima ciumannya, tangannya membelai punggungku dengan cepat. Seolah-olah tangannya akan gatal jika tak menyentuhku. Aku mengerang. Dan kedua tanganku menarik rambut coklatnya secara acak. Darahkumemompa cepat. Napasku tersengal. Aku terengah-engah ketika dia menghentikan ciumannya dan menidurkanku ke ranjang king size nya.

Bangkit dari tempat tidur, dia menatap mataku tanpa jeda. Melepaskan kancing piyamanya secara perlahan. Seolah menyiksaku dengan pandangan menakjubkan dari perut six pack nya dan otot bisepnya yang indah. Aku tak tahu jika dia berotot. Ada rambut-rambut halus yang tumbuh di dadanya. Seksi.

"Milikku. Dan akan selamanya menjadi milikku." Dia membungkuk di perutku dan mencium pusarku secara perlahan.

Ini terasa membakar saat lidahnya menyapu permukaan perutku yang rata. Jari jarinya bermain di permukaan bra berendaku. Aku mengerang tak jelas. Menyentakkan kepalaku ke samping. Lidahnya menjelajahi seluruh permukaan perutku. Hingga berakhir di bra ku. Ereksinya menekan pahaku. Tonjolan itu semakin lama semakin membesar. Aku mengintipmelalu bulu mataku.

"Kau terasa lezat. Dan semua ini milikku." Lalu tangannya bergerak ke punggungku dan melepaskan pengait bra ku. Aku merespon tak jelas. Ini begitu nikmat.

Payudaraku terpampang jelas di depannya. Dia langsung menjalankan lidahnya di puting kiriku. Menariknya dengan gigi dan bibirnya secara perlahan, putingku memanjang karena perlakuannya. Ini menyiksaku. Aku menggigit bibirku. Lalu ia meniup putingku dengan perlahan, napasnya terasa panas. Putingku sensitive. Tangan kirinya memainkan putting kananku ketika lidah dan mulutnya masih sibuk dengan puting kiriku. Ada rasa tegang yang mengalir dari tulang belakangku dan meneruskannya ke pangkal pahaku.

Dia mengulangi proses yang menyiksa itu diputing kananku dan puting kananku memanjang dan terasa sakit. Tangan kirinyabergerak ke pangkal pahaku. Mengelusnya secara perlahan di permukaan celana dalam berendaku. Menekan ibu jarinya di permukaan kulitdalamku. Nikmat, menyiksa, terbakar, menjadi satu. Dia berhenti danmatanya masih menatapku. Ada jejak basah di bibir merahnya.

"Aku ingin berada dalam dirimu, sayang." Dia bangkit dari tidurnya. Berlutut di kedua pahaku, menarik keluar celana dalamku. Ohh, akankah itu?

"Kau begitu cantik. Kulitmu begitu indah. Dan semua ini milikku." Dia mencium bibir depan vaginaku secara perlahan. Lidahnya menyapu seluruh klitorisku. Tangannya menggodaku dengan perlahan dan menyiksa.. Akumengerang kuat, ini nikmat. Dan ada suatu tarikan dalam diriku yang membuatku tegang. Aku terasa basah, dan dia menjilati semua cairan yang keluar. Alpha meniup perlahan napas panasnya di daging basahku. Lidahnya sibuk dengan klitorisku. Ini terasa nikmat dan menyiksa. Aku tak yakin tubuhku dapat menerima lebih dari ini Aku menarik rambutnya agar dia menatapku.

"Alpha, kumohon." Aku tidak tahu aku memohon untuk apa. Tapi, aku yakin bahwa dia tahu.

"Kau akanmendapatkannya, sayang." Aku baru melihat bahwa dia masih mengenakan celana piyamanya. Dia menarik piyamanya dengan cepat. Dan memaksa kakiku untuk terbuka secara lebar. Aku rentan dan terekspos dengan cara tak terhormat. Tapi, aku tak peduli dengan itu.

Dia memposisikan dirinya. Memegang ujung eraksinya yang membesar serta panjang kemudian memposisikan untuk memasukiku. Owh, tidak. Apakah itu akan?

"Kauakan terbiasa, sayang." Dia menjilat bibir atasnya. Lalu mendorong dirinya memasukiku secara kasar.

Aku menjerit kuat ketika merasakan sensasi cubitan dalam diriku. Keperawanankutelah hilang. Dan disana, didalamku aku merasakan miliknya yang besar dan kulitnya terasa hangat. Aku merasa penuh dan ketat.

"Kau begitu ketat. Apakah kau oke?" Aku mengangguk.

Dia mulai mendorong dirinya dengan perlahan. Masuk, keluar. Lambat dan manis. Aku mulai menikmati ini. Dia berhenti sebentar dan menarik tanganku untuk digenggam olehnya. Mulutnya di mulutku. Untuk memberiku kekuatan akan kenikmatan ini. tangan kirinya digunakan untuk menyanggah berat badannya. Dia berhenti.

"Lagi?" Tanyanya dengan suara parau.

"Ya." Aku mulai menyukai semua ini.

Masuk secara perlahan keluar dengan manis. Owh, aku mulai terbiasa. Dan aku merasakan sensasi nikmat dalam tubuhku yang mulai meningkat sesuai dengan dorongannya dan ritme nya yang mulai cepat. Masuk, keluar dan napas terengah-engah. Aku tak tahu, mengapa tubuhku terasa tegang. Ini membuatku frustasi dan membuatku membalas dorongannya dengan ritme yang sama. Masuk dan aku merasakan otot-otot dalamku mulai mengetat serta aku mulai mencapai titik puncak yang terasa nikmat dan memaksaku untuk apa?

"Keluarlah untukku, sayang." Kata-katanya adalah perintah untukku. Aku meledak berkeping-keping,. Menjerit dengan meneriakkan namanya dengan lantang. Intiku terasa berdenyut-denyut.

Sekarang aku baru tahu mengapa semua temanku ribut-ribut membicarakan ini. Sebab ini terasa luar biasa.

Dia mendorong miliknya lebih dalam dan mengerang hebat lalumembiarkan miliknya menyembur dalam diriku.

Dahinya di dahiku. Ia masih terengah-engah sepertiku. Aku terlalu lelah, terengah-engah dan tak bisa merespon semuanya ketika dia mencabut dirinya keluar. Dia tidur disampingku, menarikku kedalam pelukkanya yang hangat dan basah oleh keringat. Mencium puncak kepalaku.

"Tidurlah, sayang. Aku mencintaimu." Aku memejamkan mata, mencoba menikmati semua pengakuan cintanya. Namun tubuhku terlalu lelah dan aku tertidur.

*****

Aduh mampus aku. Ayah..... anakmu buat cerita panas. Mampus kalo Ayahku sampe tahu.(wkwk)

Gimana part ini? kurang panas atau panasnya maksimal?

Kalo kurang panas sorry lah, Wenny gak tahu soal begituan (maklum Wenny masih polos? What?

Sesuai kata temanku yang sipit plus Unyuk Tyaa..., parti ini udah hot kan? (menaikkan sebelah alis)

Entar kalo kurang hot aku buatkan yang lebih hot lagi.(Promise) wkwk

Jangan lupa tinggalkan jejak...!

Vote dan koment kalian sangat membantuku untuk meneruskan cerita ini...

LOVE YOU GUYS... :*

Part selanjutnya akan datang beberapa menit lagi...

So stay tune ya...

My Man Is AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang