"Gue tau lagi, lu suka kan sama Agung ?"
"Engga siapa yang suka sama dia."
"Udah jujur aja sama gue."Ting....Ting....Ting
Untungnya jam masuk pun berbunyi, jadi Doni ga tanya-tanya lagi perasaan gue ke Agung. Mereka bertiga pun datang -Vina,Hikmah,dan Agung- ternyata Agung membelikan gue minuman dan sebuah kue. Perhatian banget kan dia, coba aja dia tau perasaan gue. Tapi mustahil kalo dia tau yang sebenarnya.
"Ini Pril." Agung memberikan minuman dan kue.
"Buat gue ?"
"Ya iyalah buat lu, gue tau lu ga bakal bekel kan."
"Tau aja lu kalo gue ga bawa bekel hehe, makasih ya."
"Sip sama-sama." Tersenyum ke arah gue. Gila bro senyumannya itu loh aduhai banget hehehe.Jam pelajaran pun usai, kami pulang tidak bersam-sama. Hikmah mengajak gue buat pulang bareng sama dia tapi gue menolak karena gue dijemput.
"Pril kamu pulang sama aku aja yuk, aku bawa mobil sendirian nih."
"Yah maaf ya mah, aku dijemput. Lain kali aja ya."
"Yah yaudah deh gapapa, yaudah aku duluan ya. Bye April." Sambil melambaikan tangan ke arah gue.
"Iya hati-hati ya." Gue pun membalas lambainnya.Beberapa jam gue nungguin pak Amin, pak Amin itu supir gue. Dia ga dateng-dateng, gue mutusin buat jalan kaki aja. Di tengah jalan terdengar suara klakson dan ketika gue menoleh ternyata itu Agung.
"Pril kok lu jalan ? Pak Amin ga jemput ?" Ujar Agung
"Engga."
"Yaudah sama gue aja Pril, ga baik cewe jalan sendirian hehe."
"Engga usah, makasih. Gue jalan aja, itung-itung olahraga hehe."Ketika gue berjalan lagi, Agung turun dari mobilnya dan langsung menarik tangan gue masuk ke mobilnya.
"Ih apaan sih gung ?" Ujar gue
"Udah lu pulang sama gue aja Pril."
"Ga ngerepotin ?"
"Ya ilah kaya sama siapa aja sih lu, kita sahabatan udah 6 tahun loh."Di dalam mobil kita diem-dieman. Agung pun yang memecah keheningan di dalam mobil itu.
"Lu diem mulu, kenapa sih Pril. Lu sakit ?" Ujar Agung sambil memegang kening gue.
"Gue ga sakit." Gue langsung melepas tangan Agung.
"Lagian lu diem mulu, tadi kita ajakin ke kantin, lu gamau. Ada apa sih sebenernya, cerita aja Pril kalo ada masalah ?"
"Lagi males aja ke kantin, lagian gue juga gaada masalah. Udah jangan lebay deh."
"Kan gue khawatir sama lu Pril." Gue ga salah denger nih, dia khawatir sama gue hehe. Tapi gue harus sadar dia cuma nganggep lu sebatas sahabat aja Pril.
"Cie.. yang khawatir." Ujar gue sambil tertawa.
"Ih lu mah di khawatirin sama sahabat malah digituin."
"Ya ilah becanda doang kok. Gue gapapa gung, bener deh."