Page 19

37 2 0
                                    

Beberapa minggu di rumah tante gue, gue sama Hikmah putusin hari ini gue bakal balik. Gue ga mungkin di rumah tante gue terus, sedangkan ada orang yang nunggu gue.
Hari sabtu tepat di hari itu gue ulang tahun, sahabat-sahabat gue ngucapin tapi kenapa si dia engga ? Apa mungkin dia cape nunggu gue ?
Tapi gue salah, dia ternyata ngucapin gue dengan cara yang menurut gue itu romantis.
"Ecie cie, ada yang ultah nih. PU nya jangan lu ya Pril hehe." Ujae Vito.
"Tenang mau makan apa kalian ?"
"Serius nih Pril ?" Ujar Agung
"Iya gue serius."
"Yaudah makan di tempat biasa aja."
"Oke kita kesana."

Setelah sampai disana, gue mesen makanan dan minuman. Gue berpikir kalo Doni ga bakal ngucapin gue. Atau mungkin dia lupa ? Tapi gue salah besar. Doni sempet bbm gue dan nyuruh gue ke tempat waktu itu Hikmah dan Vito ngajak makan. Mau ada apaan dia ngajak gue ke situ ?

Doni : "Pril gue tunggu lu di tempat waktu itu kita makan bareng Hikmah sama Vito."
Gue : "Ada apaan emang ?"
Doni : "Udah dateng aja."
Gue : "Yaudah bentar."

Gue pun izin ke mereka buat pergi duluan.
"Gue pergi duluan ya."
"Lah mau kemana ?"
"Gatau Doni bm gue mau ketemuan."
"Oke yaudah temuin Doni." Ujar Vito.
"Oke bye semuanya." Gue pun langsung pergi.
"Bye."
"Gue berharap kali ini April bisa nerima Doni, amiin" Ujar Agung
"Amiin amiin." Ujar Hikmah

-----------
Setelah sampai disana, semua gelap gaada lampu sama sekali dan Doni gaada. Apa dia mau ngerjain gue doang ?
"Don... Doni.
Apa gue cuma dikerjain doang sama lu ? Buat apa gue kesini mending gue sama mereka tadi."

Disaat gue mau pergi tiba-tiba lampu menyala dengan indah.
"Selamat ulang tahun Aprilia Lestari." Ujar Doni
"Doni ? Ini lu semua yang nyiapin ?"
"Iya gue semua yang nyiapin."
"Yaampun Doni, sampe segininya."
"Ini semua buat lu Pril, gue tau lu pergi kan ke Bandung buat yakinin hati lu."
"Kok lu tau ?"
"Jelas gue tau, tapi gue ga nyusulin lu. Kenapa ? Karena gue gamau ngerusak rencana lu. Kan lu ke Bandung buat yakinin hati lu kan, jadi gue gamau ngerusak itu semua." Doni tersenyum ke arah gue.

Gue bingung mau ngomong apa lagi yang jelas ini tuh so sweet.
"Kenapa kok diem ? Lu ga suka ya ?" Ujar Doni.
"Gue suka kok, makasih ya lu udah buat ini semua." Gue senyum ke dia
"Pasti bakal gue lakuin buat lu."
"Makasih sekali lagi."
"Iya sama-sama."

Rasanya gue pengen ngeluarin air mata. Ya air mata bahagia, karena gue telah yakin. Doni adalah laki-laki yang baik. Laki-laki yang ga main-main dalam perasaan cinta. Di hari itu juga Doni nyatain perasaannya lagi ke gue.
"Pril."
"Iya ?"
"Gue mau ngomong sama lu." Dia megang tangan gue.
"Mau ngomong apa ?"
"Gue tulus suka sama lu, apa lu udah yakinin hati lu ? Gue selama ini nunggu lu Pril, mungkin dulu gue berpikir tunangan sama lu adalah hal terburuk buat gue tapi sekarang jadi hal terindah buat gue. Gue berharap lu terima perjodohan ini, gue janji gue bakal bikin lu bahagia Pril. Lu mau kan ?"
"Gue ..." Gue terdiam sebentar.
"Gue apa ?"
"Gue ..."
"Gue apa Pril ? Jangan bikin gue deg-degan."
"Nungguin ya hehe."
"Yaampun Pril, serius napa." Doni senyum ke gue.
"Gue mau kok."
"Mau apa ?"
"Ya gue mau nerima perjodohan ini."
"Serius Pril ?"
"Iya serius."
"Yeee akhirnya gue diterima juga sama April, makasih ya allah." Doni senyum ke gue.
"Maafin gue ya Don, selama ini gue bikin lu nunggu."
"Iya gapapa gue bakal nunggu lu. Lu beneran nerima gue ?"
"Iya Doni." Doni pun langsung meluk gue beberapa menit.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang