"Cie... yang khawatir sama gue." Ujar gue sambil tertawa.
"Ih lu mah di khawatirin sama sahabat malah digituin."
"Ya ilah becanda doang kok. Gue gapapa gung, bener deh."Akhirnya kita sampai di rumah gue.
"Makasih ya gung."
"Sip sama-sama. Lain kali jangan sungkan kalo lu mau bareng sama gue ya." Sambil terseyum.
"Iya. Mau mampir dulu ga ?"
"Gausah lain kali aja Pril."
"Oh yaudah, udah sana pulang."
"Gue bakal pulang kalo sahabat gue ini udah masuk ke rumah."
"Dih lebay banget lu, yaudah gue masuk dulu ya. Bye gung, hati-hati dijalan."Gue pun masuk ke rumah dan terdengar suara mobil Agung yang sudah melaju. Gue langsung menuju kamar gue, kebetulan orang tua gue gaada dirumah.
Beberapa hari kemudian, di saat jam pelajaran Sejarah berlangsung. Tiba-tiba kepala gue pusing banget. Agung yang mengetahui gue sakit langsung membawa gue ke UKS.
"Pril." Ujar Agung
"Apa ?"
"Gue minjem penghapus dong hehe."
"Lagi-lagi ga modal hehe, ambil aja tuh." Sambil menunjuk ke tempat pensil.
Ketika Agung mengambil penghapus, ia tidak sengaja menyenggol tangan gue.
"Eh bentar deh, kok tangan lu
panas. Tuh kening lu juga panas."
"Gue gapapa ih gausah lebay ah"
"Gapapa gimana ? Badan lu panas gini Pril. Udah gue anter aja ke UKS, ayo" Agung menarik tangan gue.
"Gausah ah, gue ga sakit gung."
"Bu, April sakit. Saya mau bawa dia ke UKS ya bu."
"Oh iya, cepet kamu bawa April ke UKS."
"Baik bu
"Gue gapapa". Melepas pegangan Agung.
"Udah ayo, apa perlu gue gendong." What ? Gue ga salah denger nih. Dia mau gendong gue, OMG.
"Apaan si lu."
"Makanya ayo."Akhirnya gue ikut dia ke UKS, di UKS dia ngasih air teh dan satu bungkus kue. Coba aja lu ngerti gung perasaan gue ke lu, tapi itu ga mungkin lu tau perasaan gue ke lu. Kaya gini aja gue udah seneng kok, jangan berubah ya tetep seperti ini ya Agung.
"Ini minum sama makan tuh kue."
"Makasih ya."
"Sama-sama, lagian lu udah tau sakit pake masuk segala."
"Gue gamau ketinggalan pelajaran gung, kan sayang."
"Sayang ketinggalan pelajaran apa sayang ga ketemu gue hehe." Agung tertawa
"Dih pede banget lu, gue bakal kangen sama lu." Padahal gue sayang dua-duanya sih, tapi ga mungkin gue ngomong kya gitu kan. Sama aja gue bunuh diri kalo gue ngomong jujur.
"Wah parah lu, ga kangen sama gue."
"Hahaha."
"Udah-udah istirahat gih, jangan ketawa mulu." Sambil narik selimut
"Iya iya."