Eps 5

5 0 0
                                    

"Frans cerita pada ku kalau kau ngambek sama tim basket. Emang ada masalah apa?" Tanya kakak ku.

Aku duduk di sofa depan tv sambil mencari acara yang baik. Kakak ku duduk di samping ku.

"Hei, jawab dong" bentak kakak ku sambil terus menggoncang-goncang tubuh ku.

"Diam lah! Aku benar-benar malas memikirkan ini"

"Kenapa? Bukan kah enak di kelilingi cowok-cowok tampan?"

"Ya enak sih. Tapi kan paling tidak dekat dengan salah satu dari mereka. Bukan semua. Terus saling suka dan terjadi hal-hal romantis gitu. Kan lebih enak"

"Idih ngarep banget sih jadi pacar salah satu dari mereka"

"Kak Mario!! Apa kau mau adik mu ini gak punya pacar?"

"Siapa suruh gak mau masuk tenis"

"Aku kan udah bilang kalau dulu itu anak basket yang maksa. Aku sih mau-mau aja masuk tim tenis. Tapi kalau mau gabung sekarang kan udah telat"

"Ya udah deh. Mau makan apa? Aku bikinin gak usah beli. Ngirit uang sewa rumah ini baru ku bayar kemarin untuk satu tahun"

"Dapet uang dari mana? Ayah udah transfer?"

"Udah, dan juga ada gitar baru untuk mu"

"Benarkah?!" Teriak ku kegirangan. Aku berlari menuju kamar ku dan melihat ada gitar berwarna merah tersandar di dekat lemari. Aku mengambilnya dan menancapkan kabelnya di speaker.

"Wah! Ini benar-benar keren! Akhirnya aku punya gitar listrik" kata ku pada gitar ku.

Ok, mungkin aku jadi aneh gara-gara ngomong sama gitar. Tapi aku benar-benar senang. Aku memainkan gitar itu berjam-jam tanpa henti. Aku coba berbagai teknik yang dari dulu ingin ku coba.

Ah, ini benar-benar hebat. Aku sangat senang dengan musik. Musik? Apakah aku harus bergabung dengan ekstrakulikuler yang berhubungan dengan musik? Mungkin aku bisa mengembangkan bakat ku di dalam sana.

"Kak Mario!! Aku ikut band sekolah yaa!!" Teriak ku.

"Ya terserah asal kau suka" jawab kakak ku dari dapur.

Oh ya, bukan kah tadi Kak Mario mau membuatkan makanan?

"Kak, kok masakannya belum mateng-mateng sih?" Tanya ku.

"Sini ke ruang makan. Udah aku siapin"

"Masak apa sih lama banget?"

"Udah sini makan"

"Wah-wah pasti enak nih. Masaknya lama pasti enak. Apa sih? Panggang ayam ya? Wah-wah aku penasaran"

Aku duduk di meja makan dan membuka tudung saji nya.

"Eh?" Kata ku.

"Kenapa eh? Ayo makan"

"Makan? Ini brownish?"

"Bukan. Ini sup, telur goreng, roti bakar, ayam panggang, kue bolu, dan teh"

Aku melihat dengan seksama makanan yang tersaji di meja.

"Masakan disini hitam semua kaakkk!!! Mana ada telur goreng kok hitam legam gini? Terus kenapa sup nya kayak air putih gini? Itu roti atau arang sih? Kok bolunya warna hitam?" Tanya ku.

Kakak ku melepas kaca matanya dan meminum air putihnya. "Kau masih bisa minum teh nya" kata kakak ku.

Aku mengambil gelas itu dan meminum tehnya.

"Kakkk ini asinnn" teriak ku.

"Baiklah-baiklah! Cepat ambil jaket mu. Kita cari makan di luar"

"Tapi ini udah jam 11 malam kak. Apa masih ada yang buka?"

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang