Eps 2

24 0 0
                                    

"Kak? Pelatih apa hei?!" Tanya ku. Tapi Kak Frans terus menarik lengan ku.

Kak Aldo berhenti mengganggu teman-temannya saat melihat ku pergi keluar gedung. "Kayla! Mau kemana? Ikut dong" teriak Kak Aldo sambil melambaikan tanganya.

Tapi, lagi-lagi Kak Leo melempar bola kearahnya sampai dia terjatuh. "Latihan yang bener!!" Bentak Kak Leo.

"Ih apaan! Kan aku udah bilang gak mau latihan tanpa Kayla. Sekarang aku juga gak mau"

"Manja banget sih! Cepet latihan atau ku bongkar aib mu di depan Kayla"

"Hei, kau terlalu kejam melebihi ibu tiri!"

"Cepat latihan!"

Aku sedikit menahan tawa saat melihat Kak Aldo dimarahi. Dia benar-benar lucu.

Kak Frans mengajak ku ke tepi taman sekolah. Beberapa anak sudah mulai pulang. Beberapa gadis yang lewat selalu memperhatikan Kak Frans. Astaga, lagi-lagi aku terjebak dengan cowok keren.

"Aku suka cara mu menganalisis apa yang kau lihat" kata Kak Frans.

"Apa? Semua yang ku katakan tadi kan hanya pandangan orang awam"

"Tidak juga. Coba jelaskan apa pun yang sudah kau ketahui dari permainan mereka"

Aku terdiam untuk berpikir. Aku hanya beberapa kali melihat pertandingan itu. Aku masih kelas satu jadi basket sangat teramat amat tidak ku kuasai.

"Ehem, mulai dari Kak Aldo. Dia sangat keren menurut ku. Dia bisa melakukan apa pun. Tapi sayangnya dia selalu gagal jika melempar dengan kedua tangan. Bahkan melesetnya terlalu parah. Nah maka dari itu, Kak Leo lah yang menjadi pengganti. Perhitungannya sangat baik. Bahkan dia bisa melempar bola dari tengah lapangan. Lalu Kak Drey, dia itu pintar dalam hal mengoper. Eh apa benar namanya mengoper? Ah pokoknya memberikan bola ke orang lain. Tapi karena dia pendek, dia tak bisa memasukkan bola ke keranjang" jelas ku panjang lebar.

"Aku suka mata mu, tapi aku tak suka istilah yang kau buat. Kau benar-benar tak tau tentang basket" kata Kak Frans.

"Kan aku sudah bilang dari awal kalau aku itu tak mengerti tentang basket" gerutu ku.

"Lalu yang lain?"

"Yang lain? Ah aku kurang memperhatikan itu. Aku lebih sering fokus ke Kak Leo dan Kak Aldo. Terutama Kak Aldo. Dia selalu berisik setelah pertandingan"

"Ahahahaha, besok ada latihan tanding. Amati apa pun yang kau lihat ok? Ini tugas loh" kata Kak Frans sambil memberikan buku pelatihannya.

Buku itu sudah memiliki banyak catatan tertang tim basket. Tapi tetap saja aku tak mengerti istilah-istilah yang ada di sana.

"Kenapa diberikan pada ku?" Tanya ku.

"Aku akan membimbing mu untuk menjadi pelatih tim basket. Tapi ingat, ini rahasia" jawabnya.

Aku benar-benar terkejut. Jadi pelatih? Aku? Seorang anak kelas satu yang tak tau apa-apa?

"Kaylaaa!!!"  Teriak Kak Aldo sambil berlari.

"Tuh udah dipanggil pemilik mu" kata Kak Frans.

Aku berdiri dan memasukkan buku yang cukup tebal itu kedalam tas. Kak Aldo mencubiti pipi ku dan terus mengacak-acak rambuku.

"Apa yang kalian bicarakan boneka ku?" Tanya Kak Aldo.

"Kakkk!! Berhenti merusak tatanan rambut ku" bentak ku.

"Ih galaknya. Iya deh iya maaf. Ayo pulang"

"Pulang? Bukan kah hari ini aku pulang dengan Kak Leo?"

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang